Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-11-24 17:28:50    
Sima Qian

cri

Kitab Sejarah adalah karya besar ilmu sejarah dalam sejarah Tiongkok, sekaligus karya sastra biografi yang berpengaruh mendalam terhadap kesusastraan Tiongkok pada masa kemudian. Dalam acara Ruangan Kebudayaan kali ini kami perkenalkan pengarang Kitab Sejarah, Sima Qian.

Sima Qian adalah sejarawan dan sastrawan yang hidup pada masa Dinasti Han Barat. Ia dilahirkan pada tahun 135 Sebelum Masehi dan meninggal dunia pada usia kira-kira 45 tahun. Singkat kata, paro pertama masa hidupnya penuh dengan kedinamisan, ketika itu ia sering mengadakan tamasya ke mana-mana dan berminat terhadap segala ilmu; sedang paro kedua masa hidupnya merupakan masa kesengsaraan, dalam mana ia mencurahkan seluruh tenaganya untuk menulis Kitab Sejarah.

Sima Qian dilahirkan di keluarga seorang intelektual. Ayahnya yang bernama Sima Tan adalah pejabat lembaga sejarah. Ketika baru berusia 10 tahun, Sima Qian mulai berguru kepada sarjana terkemuka Dong Zhongshu dan Kong Anguo untuk belajar kesusastraan dan ilmu sejarah. Sima Qian pada masa kanak-kanak rajin belajar dan mempunyai pikiran sendiri mengenai peristiwa dan tokoh-tokoh yang dicatat dalam kitab-kitab sejarah. Dengan semangat mencari duduk perkara segala sesuatu, Sima Qian pada usia 20 tahun mulai bertamasya ke seluruh negeri untuk menyaksikan peristiwa sejarah dengan mata kepala sendiri.

Perjalanan ke seluruh negeri tersebut menimbulkan pengaruh mendalam terhadap Sima Qian. Dari ibu kota Chang'an ia berjalan ke bagian selatan, dengan jejak langkahnya meliputi separo lebih Tiongkok. Ke mana ia pergi, Sima Qian mencatat dengan teliti adat istiadat penduduk setempat, dan mengumpulkan bahan-bahan dan hikayat tentang tokoh dan peristiwa sejarah setempat.

Tahun 108 Sebelum Masehi, Sima Qian mewariskan jabatan yang dipegang ayahnya di istana untuk menjabat sebagai kepala lembaga sejarah, untuk menangani kitab-kitab yang dimiliki kekaisaran. Pada masa itu, Sima Qian mendapat peluang untuk mendampingi kaisar melakukan kunjungan kerja ke banyak tempat peninggalan sejarah di seluruh negeri. Setelah mengumpulkan bahan-bahan yang kaya, Sima Qian siap untuk menulis Kitab Sejarah yang mencakup sejarah selama 3.000 tahun Tiongkok pada sela pekerjaannya.

Masa titik balik Sima Qian dimulai dari pembelaannya terhadap seorang perwira yang mengalami kekalahan. Tahun 99 Sebelum Masehi, Jenderal Li Ling memimpin pasukan untuk menyerbu pasukan etnis Xiongnu di bagian barat laut Tiongkok. Pada awal peperangan, pasukan Li Ling mencapai kemenangan demi kemenangan. Setelah kabar itu tersebar ke istana, para pejabat berturut-turut menyatakan ucapan selamat kepada sang kaisar, dengan memuji kaisar bijaksana dalam memilih jenderal. Namun peristiwa yang terjadi setelah itu mendatangkan pukulan berat pada sang kaisar. Li Ling yang ingin mencapai kemenangan lebih besar, secara terburu-buru memimpin pasukan memasuki tempat jauh di padang pasir yang luas. Sebagai akibatnya pasukannya dikepang oleh pasukan Xiongnu, dan setelah bertempur mati-matian, Li Ling terpaksa menyerahkan diri kepada musuh. Setelah mendengar kabar itu, kaisar Dinasti Han marah sekali, dan memerintahkan penangkapan keluarga Li Ling. Waktu itu para pejabat pun mulai ikut mengkritik Li Ling, kecuali Sima Qian yang berwatak adil berani membela Li Ling dan keluarganya, dan menganggap bahwa jasa militer dan kekalahannya seharusnya dinilai dengan adil.

Pembelaan yang dilakukan Sima Qian itu memarahkan kaisar, yang akhirnya memerintahkan penangkapan Sima Qian untuk dipenjarakan, bahkan dikenakan hukuman berat. Perubahan dalam kehidupannya itu sangat melukai hati Sima Qian, yang nyaris bunuh diri. Tapi rasa tanggung jawab terhadap pewarisan kebudayaan Tiongkok menambah kekuatan kepadanya untuk terus menempuh jalan hidupnya, dan menyelesaikan penulisan Kitab Sejarah. Kaisar kemudian menyadari kesalahannya, dan memberi titah untuk membebaskannya dari penjara dan melantik dia sebagai pejabat tinggi. Tapi Sima Qian pada masa itu merasa bahwa satu-satunya tujuan hidupnya ialah menyelesaikan penulisan Kitab Sejarah.

Hasil yang dicapai Kitab Sejarah tiada taranya. Dengan bercermin pada buku sejarah sebelumnya, Sima Qian menjadi orang pertama yang menulis sejarah kronologis. Menurut tokoh dan profesinya yang berbeda, Kitab Sejarah secara terpisah mencatat peristiwa-peristiwa yang dialami nenek moyang bangsa Tionghoa, kaisar, jenderal dan menteri, penasehat dan pesilat. Setiap catatannya ditulis dengan bahasa yang hidup, dan menimbulkan pengaruh mendalam terhadap ilmu sejarah dan kesusastraan masa kemudian.