Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-11-29 14:46:58    
Fenomena dalam Perkembangan Ekonomi Tiongkok

cri

BEIJING, 28 Nov. (Kantor Berita Xinhua), Ekonomi Tiongkok saat ini sedang menghadapi kemungkinan resiko yang berkisar tentang gap antara yang miskin dan kaya hingga permasalahan para warga lansia (lanjut usia).

Laporan nasional yang dibuat, di bawah bimbingan PM Tiongkok, Wen Jiabao, mengakui bahwa berbagai tantangan kunci yang juga termasuk ketergantungan terhadap impor minyak dan keuangan yang tidak stabil.

" Aspek-aspek ini saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya, dan merupakan sebagai ancaman luar biasa bagi pertumbuhan produktivitas Tiongkok, jika semua aspek tersebut dijalankan dengan tidak benar," menurut Dai Guoqiang, Dekan Fakultas Keuangan, Universitas Keuangan dan Ilmu Ekonomi Shanghai.

Laporan nasional ini pada status quo produktivitas Tiongkok, merupakan bagian terakhir dari serangkaian dokumen pemerintah yang mengakui resiko-resiko yang mungkin terhadap perkembangan ekonomi Tiongkok.

Laporan mengatakan, status keuangan secara keseluruhan baik pada saat ini, tapi Tiongkok harus lebih mengencangkan sistem manajemen resikonya untuk berbagai kegiatan pengawasan keuangan.

Negara harus selalu siap terhadap resiko-resiko yang akan terjadi selama pergeseran dalam berbagai tekanan pada bentuk pertumbuhan ekonomi Tiongkok, kata laporan.

Saat ini, pertumbuhan sangat tergantung pada investasi dan beberapa ekspor yang dapat memimpin ketidakseimbangan perkembangan dalam berbagai jenis industri.

Berbagai bagian ekonomi, seperti properti dan baja di beberapa wilayah tertentu, mungkin akan mengalami gelombang naik dan surut selama pergeseran tersebut.

Sebagian dari kebanyakan perusahaan didukung oleh berbagai bentuk pinjaman, bank-bank sebaiknya berhati-hati terhadap penambahan aset.

Karena stok pasar domestik telah mengalami kelesuan untuk beberapa waktu, beberapa perusahaan masih mengandalkan bank sebagai sumber dana utama dan ini pastinya akan memperburuk resiko yang akan dihadapi oleh bank tersebut.

" Kebanyakan resiko berakar pada celah kredibilitas," kata Dai. " Anda tidak dapat mengharapkan orang-orang untuk mengandalkan reputasi semata-mata, masyarakat harus dipaksa untuk menaati peraturan dan hukuman yang lebih efektif untuk memaksa perusahaan dan perorangan agar bersikap lebih bertanggung jawab," ujar Dai

Dai menambahkan, bahwa pemerintah harus menjadi pilar utama dalam membawa semua perubahan, tapi sebaiknya tidak mencampuri urusan komersial bank.

Tugas pemerintah sebaiknya sebagai penyusun peraturan, bukan sebagai pengambil keputusan perusahaan.

" Kegiatan keuangan mempunyai akibat-akibat yang luas pada sistem kesejahteraan sosial," kata Dai.