Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-11-30 13:45:35    
Tiongkok Perlambat Kecepatan Pertumbuhan Ekonominya

cri

Pertumbuhan ekonomi Tiongkok diharapkan akan turun 6,7 persen tahun depan, kata ekonom Morgan Stanley Stephen Roach baru-baru ini di Universitas Beijing baru-baru ini.

"Meskipun estimasi ini terlalu konservatif, trend penurunan pertumbuhan ekonomi ini cukup pasti akan terjadi," katanya.

Banyak orang Tiongkok dan ekonom asing telah mencapai consensus tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang akan datang.

Beberapa tahun yang lalu, nilai ekspor yang meroket telah menjadi suatu pendorong ekonomi Tiongkok yang utama. Tetapi dalam waktu dekat ini karena bertambahnya masalah perdagangan dan proteksi dagang internasional, Tiongkok tidak akan bisa lagi menjaga kecepatan pertumbuhan ekspornya.

Selain itu, kebijakan kontrol makro Tiongkok telah dengan sukses memperlambat pertumbuhan investasi yang terlalu memanas. Para ekonomis percaya, ekonomi Tiongkok akan memasuki suatu tahap baru yang lebih stabil daripada tahap yang diwarnai pertumbuhan ekonomi yang demikian cepat.

Pada tahun 2003 dan 2004, angka kecepatan pertumbuhan ekonomi tahunan Tiongkok adalah 9,5 persen. Dalam tiga kwartal pertama tahun ini, angka ini menjadi 9,4 persen.

Biro Statistik Nasional mengharapkan ekonomi Tiongkok untuk tumbuh pada kecepatan antara 8,7 sampai 9,2 persen tahun depan. Dalam lima tahun mendatang, pertumbuhan ekonomi diharapkan untuk naik dengan kecepatan rata-rata 8 persen.

Sejak Tiongkok memulai reformasinya dan memberlakukan kebijakan membuka diri lebih dari 20 tahun yang lalu, ekonominya telah terlalu memanas dan terlalu mendingin beberapa kali.

Setelah beberapa tahun pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat, lebih dari 9 persen, Tiongkok berusaha untuk merestrukturisasi ekonominya dengan memberi tekanan yang lebih pada kualitas daripada kuantitas.

Ekonomis percaya bahwa ekonomi Tiongkok sekarang menghadapi dua masalah utama, yang bernama ketergantungan yang terlalu berlebihan pada ekspor dan terlalu banyaknya suplai di beberapa industri karena investasi yang terlalu banyak.

Kebijakan restrukturisasi akan mendinginkan ekonomi Tiongkok yang sedang melonjak, tetapi ekonomi Tiongkok tidak mungkin akan merosot jauh di waktu dekat, karena ekspor dan investasi tetap akan tumbuh meskipun tidak secepat sekarang. Pemerintah juga akan terus berusaha untuk mendorong konsumsi domestik.

2006 mungkin merupakan titik baru bagi Tiongkok untuk mengarahkan ekonominya supaya investasi yang terlalu memanas bisa sedikit diredam serta mendorong konsumsi. Demikian dikatakan oleh Wang Xiaoguang, seorang peneiliti Komisi Pembangunan Negara dan Reformasi.

Penyesuaian ekonomi sementara tidak sama dengan resesi di negara-negara Barat, kata Wang. Ekonomi Tiongkok akan terus berkembang tahun depan, dengan tingkat pertumbuhan sedikit melambat menuju tingkat yang sedang, katanya.

Menurut rencana lima tahunan Tiongkok, GDP perkapita di tahun 2010 diharapkan akan berlipat dua dari yang telah dicapai pada tahun 2000. Ini berarti, Tiongkok harus menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 7,5 persen.

Pemerintah Tiongkok, yang telah mengadopsi konsep pembangunan yang berkelanjutan, sekarang lebih memperhatikan kualitas dan efisiensi dalam pembangunan ekonomi. Bagi Pemerintah Tiongkok, yang ideal adalah pertumbuhan yang seimbang.