Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2005-12-12 13:54:49    
Industri Peternakan Tiongkok dalam Bayangan Flu Burung

cri

Wabah flu burung yang mematikan yang terjadi di sejumlah daerah di Tiongkok telah mendatangkan dampak negatif bagi industri peternakan Tiongkok. Sejauh ini Tiongkok telah memusnahkan semua unggas piaraan dalam lingkup 3 kilometer sekitar tempat terjadinya wabah flu burung, dan mengadakan vaksinasi terhadap unggas di daerah yang masih belum terjadi wabah flu burung untuk mencegah menjalarnya wabah. Oleh karena itu, dampak apakah yang didatangkan wabah flu burung kepada industri peternakan Tiongkok? Dan langkah apakah yang diambil Tiongkok untuk menjamin perkembangan sehat industri tersebut.

Liu Yuxiang merupakan salah seorang peternak unggas di Kabupaten Heishan, Provinsi Liaoning Tiongkok timur laut. Tahun ini Liu Yuxiang menernakkan 1000 ekor ayam yang dapat menghasilkan lebih dari 50 kilo telur per hari. Dalam 3 bulan pertama tahun ini sebelum terjadinya wabah flu burung, ayamnya telah menghasilkan pendapatan bersih 3,000 yuan kepadanya. Tapi malang sekali, rumah Liu Yuxiang persis terletak dalam lingkup 3 kilometer sekitar terjadinya wabah flu burung. Oleh karena itu, 1000 ekor ayamnya yang sedang berada pada periode banyak menghasilkan telur dimusnahkan semuanya dalam lebih dari satu jam.

Untuk itu, Liu Yuxiang memperoleh uang ganti rugi sejumlah 10 ribu yuan dari pemerintah.

"Saya merasa puas atas ganti rugi dari pemerintah. Dimusnahkannya ayam saya oleh pemerintah terutama dimaksudkan untuk kesehatan penduduk. Pemerintah akan mendukung kami apabila kami akan terus beternak unggas pada masa mendatang."

Hingga artikel ini diturunkan, telah terjadi 29 kali wabah flu burung di 10 provinsi dan daerah setingkat provinsi di Tiongkok, dan lebih dari 20 juta ekor unggas piaraan telah dimusnahkan.

Tiongkok memutuskan akan mengadakan vaksinasi terhadap semua unggas piaraan yang masih belum terinfeksi virus H5N1 di seluruh negeri. Pejabat Kementerian Pertanian Tiongkok Jia Youling baru-baru ini menyatakan, sejauh ini 60% ke atas unggas piaraan di seluruh Tiongkok telah divaksinasi flu burung. Setelah masa efektif vaksin, epidemi wabah flu burung di Tiongkok akan berangsur-angsur terkendali. Untuk menjamin hasil vaksinasi, Tiongkok dengan ketat mengontrol mutu vaksin. Dikatakan oleh Jia Youlin: "Kementerian Pertanian meningkatkan pengawasan dan pengontrolan terhadap produksi dan pemasaran vaksin, dengan keras memukul tindakan yang memproduksi dan memasarkan vaksin palsu. Pembuatan vaksin di Tiongkok dilakukan sepenuhnya berdasarkan Hukum Kesehatan Hewan Internasional yang disusun oleh Kantor Epidemi Binatang Internasional (OIE). OIE pernah berkali-kali melakukan peninjauan terhadap instansi penelitian dan perusahaan produsen vaksin di Tiongkok dan memberikan penilaian tinggi atas mutu vaksin Tiongkok."

Dewasa ini Tiongkok telah menetapkan 5 produsen utama vaksin flu burung dengan jumlah produksinya melampaui 16 miliar unit, yang dapat memenuhi permintaan seluruh negeri.

Karena terjadi wabah flu burung di sejumlah daerah di Tiongkok, dewasa ini sejumlah pasar produk pertanian di seluruh negeri telah menghentikan transaksi unggas hidup.

Pasar Makanan Padang Rumput di Kota Huhhot, ibu kota Daerah Otonom Mongolia Dalam, Tiongkok utara merupakan salah satu pasar utama transaksi produk sambilan pertanian di kota tersebut, di mana tidak dilakukan lagi transaksi unggas hidup sekarang ini. Di tempat penjualan makanan beku di pasar tersebut, banyak dijual ayam beku, tapi kosumen jarang beli ayam beku walaupun yang sudah dikarantina oleh badan kesehatan.

Zhang Lixiang, penjual ayam beku di pasar tersebut mengatakan kepada wartawan: "Pada masa lalu, paha ayam yang saya jual setiap hari senilai totalnya 2 sampai 3 ratus yuan RMB, tapi sekarang tidak ada konsumen yang mau beli lagi paha ayam."

Berkenaan dengan keadaan berkurangnya konsumsi produk unggas dalam epidemi wabah flu burung dewasa ini, pemerintah Tiongkok dan perusahaan peternakan, pengolahan dan pemasaran sedang aktif meningkatkan pencegahan dan pengontrolan wabah flu burung, sementara itu, berupaya meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap makanan unggas melalui karantina.

Untuk dengan efektif mencegah dan mengontrol epidemi serius binatang termasuk wabah flu burung, pada tanggal 21 November lalu, Tiongkok mengumumkan Peraturan Reaksi Darurat Epidemi Serius Binatang, dengan menetapkan persiapan reaksi darurat, pelaporan pemantauan epidemi dan mekanisme penanganan darurat epidemi supaya memberikan jaminan sistematis kepada industri peternak unggas untuk mengatasi risiko wabah flu burung. Selain itu, pemerintah Tiongkok mengeluarkan 9 butir langkah untuk mendukung perkembangan industri peternakan, antara lain terus memberikan subsidi keuangan untuk vaksinasi dan pemusnahan unggas piaraan, tidak memungut lagi pajak pendapatan tahunan perusahaan terkait, sejumlah biaya administratif dan biaya pemeriksaan dan karantina terhadap produk unggas yang akan diekspor serta mendirikan sistem cadangan vaksin nasional.

Salah satu kesulitan yang dihadapi Tiongkok untuk pencegahan dan pengontrolan wabah flu burung di Tiongkok dewasa ini yalah terpencar-pencarnya peternak. Di pedesaan Tiongkok, unggas piaraan terutama diternakkan oleh keluarga. Menurut pakar, cara menernakkan unggas tersebut sangat tidak menguntungkan pencegahan dan pengontrolan wabah flu burung. Zeng Yingchu, profesor Jurusan Ekonomi Pertanian Universitas Rakyat Tiongkok mengatakan kepada wartawan: "Dalam masa dekat, harus mengendalikan epidemi flu burung. Dalam masa depan, harus mengubah cara beternak dengan berangsur-angsur mengurangi beternak secara terpencar-pencar, karena sulit terkendali dari sudut vaksinasi.

Pengontrolan kesehatan terhadap tempat beternak skala besar jauh lebih ketat daripada pengembangbiakan terpencar di rumah, jauh lebih kecil kemungkinan terjadinya epidemi flu burung. Dan lebih kecil kemungkinan menjalarnya epidemi flu burung dari satu tempat ke tempat lain.

Profesor Zeng Yingchu menunjukkan, berkenaan dengan tidak dapat diubahnya dalam waktu dekat keadaan bahwa unggas piaraan diternakkan secara terpencar-pencar di rumah, maka badan-badan terkait hendaknya sedininya menyusun standar pengontrolan lingkungan, gizi, kesehatan dan karantina untuk peternakan unggas di rumah, mempopulerkan lingkungan, teknik dan langkah karantina peternakan yang ilmiah.

Dewasa ini, berbagai tempat di Tiongkok sedang sekuat tenaga mencegah dan mengontrol wabah flu burung dan mengurangi dampak negatif akibat wabah flu burung terhadap industri peternakan unggas. Untuk meredakan kesulitan perputaran dana para pengembangbiak akibat bertambahnya biaya peternakan dan menurunnya harga, di sejumlah tempat telah disediakan kredit jaminan dalam jumlah kecil kepada para peternakan. Selain itu, pemerintah mensponsori perusahaan agar membeli unggas dari para peternakan dalam keadaan menjamin biayanya supaya semaksimal mungkin mengurangi kerugian para peternak.