Kunming, ibukota Provinsi Yunnan yang terletak di Tiongkok barat daya dijuluki sebagai Kota Musim Semi. Di kala salju sudah beterbangan di daerah Tiongkok utara, cuaca di Kunming masih hangat bagai musim semi.
Setiap bulan Desember sampai Maret tahun berikutnya, kawanan burung camar paruh merah berbondong-bondong datang dari daerah utara yang jauh untuk melewatkan musim dingin di Danau Cuihu, kota Kunming yang hangat. Pada masa itu, banyak warga kota Kunming menjadikan pemberian umpan kepada burung-burung camar sebagai pekerjaan yang tak bisa kurang setiap hari. Pemandangan hidup berdampingan secara harmonis antara manusia dan burung itu sempat mengetuk hati para wisatawan mancanegara. Banyak wisatawan yang berkunjung ke kota Kunming dengan sendirinya akan memperlambat irama hidupnya dan menikmati kehidupan santai di kota ini dengan mengumpan burung camar di pagi hari, serta menghabiskan waktu siang dan malam hari di warung, restoran atau kedai teh.
Budaya makan yang beragam merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat Kunming. Yunnan adalah salah satu daerah yang paling kaya sumber daya flora dan faunanya di Tiongkok. Makanan ringan atau kudapan di Kunming sangat banyak jenisnya.
Ada orang mengatakan bahwa ciri terbesar masakan Yunnan adalah "tidak mempunyai ciri yang khas". Komentar ini terdengar agak ganjil, tapi menurut warga Kunming bernama Wang Yulin, komentar itu tidak berarti masakan Yunnan kurang lezat cita rasanya, melainkan suatu pujian yang cerdik.
Kata Wang Yulin:"Masakan Yunnan tidak tercantum dalam 8 jenis besar masakan terkenal di Tiongkok, namun ia memusatkan ciri-ciri berbagai jenis besar masakan terkenal, begitu pula kudapannya. Misalnya, rasa pedas masakan Sichuan, rasa manis dan ringan masakan Guangdong, serta cita rasa yanga tebal masakan Shandong terekspresi semuanya dalam masakan Yunnan. Maka, setiba di Kunming, adalah acara yang tak bisa dilewatkan bagi wisatawan, dari manapun mereka datang, untuk mencicipi makanan ringan atau kudapan di kota itu.
Dikatakan oleh Wang Yunlin, tempat untuk makan enak di Kunming adalah Petak Jalan Kaki Nanping, tempat yang paling ramai di Kunming. Di kedua sisi jalan sepanjang 700 meter itu berderet toko-toko penjual barang, restoran dan tempat rekreasi, dan tempat yang paling memusat restoran atau warung kudapannya adalah sebuah bangunan tiga lantai di seberang Petak Jalan Kaki Nanping. Dilihat dari luar, bangunan itu tampak seperti sebuah benteng gaya tradisional di Tiongkok. Benteng ini mempunyai 4 pintu, satu di antaranya terletak di dekat pasar di Petak Jalan Kaki, maka banyak orang berkunjung ke tempat makan itu setelah berjalan-jalan atau berbelanja di Petak Jalan Kaki.
Makanan yang paling terkenal di Yunnan adalah "Bihun Lintas Jembatan" yang sudah bersejarah lebih 100 tahun. Konon, ada sebuah pulau di tengah danau yang terletak di luar kota Kabupaten Mengzi, bagian tenggara Provinsi Yunnan. Seorang cendekia sedang tekun belajar di pulau itu untuk mengikuti ujian negeri pemilihan pejabat. Begitu tekunnya ia membaca buku sehingga badannya tampak semakin kurus. Menyaksikan keadaan itu, istrinya merasa khawatir. Pada suatu hari, sang istri memotong seekor ayam, dibuatnya menjadi kuah dan ditaruh dalam kuali tembikar, lalu diantar ke suaminya. Sesampai di pulau itu, kuah masih panas karena kuali tembikar bisa menjaga suhu kuah dengan baik. Maka dimasukkanlah bihun yang disukai warga setempat ke dalam kuah itu sehingga menjadi makanan yang lezat. Demikianlah, bihun kuah ayam itu menjadi semakin tersohor. Berhubung sang istri harus melalui sebuah jembatan kecil setiap kali mengantar bihun untuk suaminya, maka hidangan bihun itu diberi nama "Bihun Lintas Jembatan".
Bihun Lintas Jembatan kini telah menjadi makanan yang sangat digemari warga Kunming. Minyak ayam yang sudah matang, bumbu penyedap dan serbuk lada dimasukkan lebih dulu dalam mangkuk besar, kemudian ditambah kuah kental yang terbuat dari daging ayam, bebek serta tulang iga, kuah yang panas mendidih tertutup oleh lapisan minyak dan tidak mengepulkan uap, tapi jangan sekali-kali langsung menghirupnya karena kuah itu sangat panas dan bisa melukai bibir dan mulut.
Langkah berikutnya ialah memasukkan ikan dan daging ayam yang diiris tipis-tipis, diaduk-aduk agar matang, lalu masukkan daging matang serta sayur-sayuran dan bihun. Dan yang terakhir ditambah kecap, minyak pedas dan bumbu lainnya. Demikianlah Bihun Lintas Jembatan siap dihidangkan.
Hidangan bihun ini lezat rasanya dan banyak mengandung gizi. Darid Campbell dari Amerika baru dua hari di Kunming, tapi sudah tiga kali makan bihun lintas jembatan. Dikatakannya,"Saya tidak tahu apa nama makanan ini, semacam mi yang sangat enak rasanya. Kemarin malam saya makan lagi mi itu di restoran, sungguh lezat, begitu pula hidangan yang lain."
Di jalan penjual makanan itu, warung-warung yang menjual berbagai macama makanan berderet-deret, selain bihun lintas jembatan, terdapat pula berbagai macam makanan Yunnan, salah satu di antaranya ada kaitannya dengan kaisar, dan dinamakan sebagai "menolong baginda", yang konon pernah menolong kaisar.
Kata pemandu wisata Li Xiaoyue, suatu peristiwa yang terjadi pada masa akhir Dinasti Ming, 300 tahun lebih yang lalu membuat hidangan ini menjadi sangat terkenal. Dikatakannya,"Makanan ini berasal dari Tengchong di Provinsi Yunnan, terbuat dari nasi yang ditekan dan dipotong menjadi kubik kecil, kemudian ditambah dengan sayur dan daging. Konon pada masa akhir Dinasti Ming dan awal Dinasti Qing, Kaisar Yongli dari Dinasti Ming melarikan diri ke bagian barat Provinsi Yunnan. Ketika itu hari sudah gelap, kaisar dan rombongannya amat letih dan lapar bukan buatan. Setelah mendapatkan sebuah rumah tangga mereka lalu istirahat di situ. Untuk cepatnya, pemilik rumah menghidangkan makanan nasi butir goreng itu, tapi hidangan itu mendapat pujian sang kaisar dengan mengatakan, "Nasi butir goreng telah menolong saya", demikianlah makanan itu kemudian dinamakan sebagai "menolong baginda".
Kini makanan itu dapat dibeli di warung-warung di tempat itu, namun bahan dan bumbunya berbeda-beda, dapat disesuaikan dengan selera tamu.
|