Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-01-12 13:41:39    
Tiga Perubahan Besar dalam Kebijakan Valas Tiongkok Tahun 2006

cri

Tahun 2006 pemerintah Tiongkok memberlakukan serentetan kebijakan tentang pengelolaan valuta asing, dan efeknya semakin terasa di bursa valas nasional, yakni kurs nilai mata uang Renminbi (RMB) memiliki kelenturan yang semakin tinggi. Misalnya, tanggal 9 Januari, nilai tukar RMB terhadap dolar Amerika naik menjadi 8,06 untuk 1 dolar, suatu rekor baru setelah dilaksanakan reformasi terhadap nilai tukar valas oleh Tiongkok. Dibanding dengan taraf nilai tukar sebelum reformasi pada tanggal 21 Juli tahun 2005, tingkat apresiasi nilai tukar RMB terhadap dolar Amerika tercatat 2,58%.

Situasi panca roba nilai tukar di bursa itu tak pernah muncul dalam waktu 10 tahun yang lalu, yakni sejak tahun 1994, nilai tukar RMB terhadap dolar Amerika pada pokoknya dibatasi pada taraf 8,3 lawan 1. Sejak digelarnya reformasi nilai tukar pada tahun 2005, badan administrasi valas nasional Tiongkok menggulirkan serentetan kebijakan valas yang lincah, sehingga reformasi nilai tukar valas mencerminkan situasi yang semakin menarik.

Tanggal 5 Januari, Bank Rakyat Tiongkok sebagai bank sentral nasional bersama Biro Administrasi Valuta Asing Nasional menyelenggarakan rapat kerja tahun 2006 di Nanchang, Provinsi Jiangxi, Tiongkok Tengah. Dalam rapat kerja itu, pendorongan reformasi sistem pengelolaan valas dan penyempurnaan mekanisme nilai tukar RMB ditempatkan pada urutan kedua di antara 12 tugas penting yang akan diselesaikan pada tahun 2006.

Berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh, kebijakan valas nasional pada tahun 2006 tetap akan memainkan peranan penting dibanding kebijakan valuta yang akan digulirkan tahun ini. Kebijakan valas Tiongkok diprakirakan akan menunjukkan tiga gejala sebagai berikut:

Pertama, taraf keseluruhan kurs mata uang RMB akan menjadi stabil pada pokoknya, tapi tingkat kelenturannya akan meningkat dengan nyata. Fluktuasi besar-besaran nilai tukar tidak menguntungkan perkembangan stabil ekonomi. Dipeliharanya kestabilan nilai tukar RMB adalah target kebijakan valuta Tiongkok. Akan tetapi, sejalan dengan diperbaikinya mekanisme pembentukan nilai tukar dan meningkatnya peran pasar, kurs RMB juga akan semakin lentur menghadapi perubahan antara permintaan dan persediaan. Fakta menyatakan, devaluasi dan apresiasi nilai tukar RMB terhadap dolar Amerika sering terjadi setelah reformasi, berarti tingkat kelenturannya semakin ditingkatkan.

Tanggal 4 Januari 2006, seiring dengan diterapkannya sistem OTC dan Market Making di bursa valas berjangka antar bank, pasar nilai tukar RMB menjadi lebih aktif. Kurs tengah nilai tukar RMB sejak itu dihasilkan oleh Pusat Transaksi Valas Nasional berdasarkan OTC kepada bursa valas. Sebelumnya harga itu ditetapkan berdasarkan harga tutup hari transaksi yang lalu.

Kedua, berusaha menjaga keseimbangan neraca pembayaran internasional. Tahun 2005 surplus perdagangan Tiongkok meningkat pesat, dan diprakirakan surplus itu akan mencapai 100 miliar dolar Amerika untuk tahun 2005. Ketidakseimbangan serius dalam neraca pembayaran internasional telah menjadi masalah menonjol dalam regulasi makro pemerintah. Sekarang pertumbuhan perdagangan Tiongkok masih menghadapi banyak masalah, dan jalan yang ditempuhnya masih tergolong jalan pertumbuhan secara kasar. Apabila situasi itu dibiarkan tanpa diubah dalam jangka panjang, maka hal itu tidak hanya akan menyulitkan perkembangan sendiri, tapi juga akan menjadikan Tiongkok terkontrol oleh pihak luar di bidang keseimbangan perdagangan, kebijakan kurs dan regulasi ekonomi, sehingga akan menambah faktor tidak aman di bidang ekonomi, moneter dan industri.

Berdasarkan analisis tersebut, badan administrasi valas Tiongkok hendaknya mengambil langkah-langkah untuk mendorong tercapainya keseimbangan dalam neraca pembayaran internasional pada masa mendatang.

Ketiga, cadangan devisa Tiongkok yang semakin bertambah akan menghadapkan badan-badan pengelolaan terkait kepada tantangan berat. Terlalu besarnya surplus perdagangan memungkinkan bertambahnya secara luar biasa cadangan valuta asing. Statistik menunjukkan, sampai September tahun 2005, saldo cadangan valas Tiongkok mencapai 769 miliar dolar Amerika, sedang angka terbaru belum diumumkan. Tidak sedikit tokoh kalangan moneter berpendapat, cadangan valas Tiongkok pada akhir tahun 2005 akan mencapai 800 miliar kurang lebih. Bertambahnya cadangan valas telah meningkatkan kesulitan pengendalian valuta. Bagaimana menangani cadangan valas dalam jumlah besar itu tak pelak akan menjadi tantangan berat yang menguji kemampuan badan pengelolaan valas Tiongkok.