Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-02-08 14:02:45    
Dali

cri

Di Provinsi Yunnan, Tiongkok selatan ada sebuah kota kuno yang sudah bersejarah lebih 600 tahun yakni Dali, yang tata ruang kotanya sampai sekarang masih terpelihara utuh. Di mana-mana di kota ini, kita bisa menjumpai bangunan-bangunan tua peninggalan zaman dulu, dan penghidupan banyak penduduk juga masih mempertahankan adat dan kebiasaan masa lalu. Sudah tentu, peredaran sang waktu juga telah menambah warna muda kepada kota kuno ini. Tua dan mode, kedua konsep yang tampak bertentangan itu bertaut dan berkembang di sini. Kota kuno Dali yang terletak di bagian barat Provinsi Yunnan luasnya sekitar 6 km persegi. Kalau kita beridiri di Gunung Changshan yang terletak di pinggir kota itu, akan tampak jalan-jalan di kota itu membentuk jaringan berkotak-kotak yang rapi seperti papan catur. Sebuah gerbang benteng kota kuno berdiri dengan megah, dan bertolak dari gerbang kota itu, sebuah jalan arteri melintang di kota itu pada arah utara selatan.

Memasuki kota kuno dari gerbang itu, kita akan mendapatkan bahwa pemandangan di dalam kota itu berbeda sama sekali dengan kota-kota modern yang hiruk pikuk. Di sini, jalan bersanding dengan sungai kecil yang jernih airnya, jalan kecil yang terbuat dari batu hitam menjurus ke bagian dalam kota, dinding rumah penduduk yang terbuat dari batu-batu kecil dan genting yang berwarna hitam membentuk suatu pemandangan kota yang tua, bersahaja dan anggun.

Dali adalah salah satu tempat permukiman utama etnis Bai, etnis minoritas di Tiongkok. Bangunan rumah penduduk etnis Bai menyerap ide tata ruang rumah penduduk Han yang menjadikan halaman rumah sebagai pusatnya, dan disesuaikan dengan kondisi iklim, cara hidup dan selera estetik setempat, maka terciptakan bentuk bangunan rumah yang dinamakan "tiga ruang dan sebuah tembok sinar matahari". Berbicara tentang rumah itu, pemandu wisata Li Yi mengatakan,"Yang disebut dengan rumah 'tiga ruang dan sebuah tembok sinar matahari' adalah setiap halaman rumah mempunyai sebuah ruang utama dan dua ruang samping. Ruang utama menghadap sebuah tembok. Setiap sore menjelang magrib, matahari akan menyinari tembok itu dan cahayanya terpantul menerangi halaman rumah, dengan demikian seluruh halaman rumah menjadi terang benderang. Rancangan seperti ini terutama untuk memberikan penerangan yang lebih baik pada halaman rumah."

Rumah penduduk di kota kuno tidak saja sangat unik perancangannya, tetapi juga sangat menekankan suasana kehidupan, yakni hampir setiap keluarga menanam bunga atau memiliki taman bunga, baik besar ataupun kecil. Daun dan bunga di halaman rumah-rumah itu menjulur ke luar tembok pagar sehingga membentuk gang-gang kembang yang indah. Aroma bunga selalu bertebaran di jalan-jalan kota kuno itu. Setiap musim semi dan musim gugur, daun-daun hijau dan daun mahkota bunga jatuh ke sungai-sungai kecil di depan rumah dan hanyut mengikuti aliran sungai, membentuk suatu pemandangan khas yang sangat menarik.

Masyarakat Dali sangat memegang tradisi dalam kehidupan sehari-hari, salah satu di antaranya adalah kebiasaan minum " tiga teh". Cara minum teh ini konon adalah ritual minum teh raja Dali pada zaman kuno untuk menghormat tamu agung, tapi kemudian menjadi populer di kalangan masyarakat dan berlangsung sampai sekarang. Yang dimaksud 'tiga teh" adalah teh pahit, teh manis dan teh sisa rasa.

Pelayan sebuah kedai teh, Wang Hongyuan mengatakan,"'Tiga teh' mempunyai filsafatnya sendiri. Ia memberi tahu orang supaya bersusah-susah dulu dan bermanis-manis kemudian. Kehidupan makmur dan bahagia tidak datang begitu saja dan kita harus tahu menyayanginya. Sedang 'teh sisa rasa' memberi tahu orang bahwa setiap kali setelah kita menempuh suatu perjalanan hidup, jangan lupa kita berpaling menyimpulkan perjalanan hidup yang telah kita lalui, untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah".

Selain minum teh, mencicipi makanan khas setempat yang sudah bersejarah puluhan bahkan ratusan tahun, juga merupakan suatu cara untuk " berdialog langsung" dengan masa lalu kota Dali. Di kota kuno Dali, teradapat banyak makanan asli setempat yang enak, misalnya makanan yang dinamakan "susu panggang". "Susu panggang" terbuat dari susu sapi yang telah diragikan, kemudian dipanaskan, lalu dicampur dengan susu segar dan digoyang-goyang sampai menjadi seperti kapas, lalu digulung dan dikeringkan di atas para-para bambu.

Makanan khas Dali banyak sekali jenisnya. Seorang wisatawan dari Beijing, Zhang Qian yang sedang menikmati hidangan di sebuah warung mengatakan,"Makanan di sini enak sekali dan sangat khas. Sebenarnya saya diet, tapi tertarik sekali pada makanan di sini sehingga berat badan bertambah."

Ciri-ciri khas kota kuno Dali sangat menarik minat wisatawan mancanegara. Kedatangan para wisatawan telah membawa masuk suasana mode ke kota tua ini. Misalnya, ada sebuah jalan kecil sepanjang satu kilometer di kota ini yang kedua sisinya adalah restoran Barat, kedai kopi dan bar. Wisatawan dari berbagai tempat di dunia dan berlainan warna kulitnya bertamasya dan bersantai-santai di sini, bahkan ada yang tinggal untuk waktu panjang, sehingga jalan itu menjadi 'Jalan Orang Asing' yang terkenal di Dali".

Di bar-bar atau kedai kopi di Jalan Orang Asing itu sering tampak warga asing duduk santai di kursi rotan sambil menikmati minuman kopi atau sedang asyik membaca, atau menikmati pemandangan kota. Begitu santainya seolah mereka telah menjadikan tempat ini rumahnya sendiri. Seorang wisatawan dari Kanada, Geraldine Laurendeau mengatakan,"Saya sangat terkesan akan dialek di sini, sangat unik. Kini saya sudah bisa mengucapkan sedikit-sedikit, karena ini membantu saya untuk mengenali budaya setempat. Warga Dali dan Provinsi Yunnan sangat ramah, pemandangan di Dali juga sangat indah. Berwisata ke kota ini sangat mudah, begitu pula untuk berkomunikasi dengan masyarakat di sini." Demikian kata Geraldine dari Kanada.