Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-02-08 17:37:17    
Siapa Pun Ada Kalanya Lupa dan Khilaf

cri

Para pendengar, senang sekali kita berjumpa lagi dalam Ruangan Serba-Serbi yang mengudara setiap hari Rabo. Saya pengasuh acara ini Lily. Saudara pendengar, dalam kehidupan sehari-hari, apakah anda pernah lupa dan khilaf, misalnya lupa membawa kunci? Pernahkah anda lupa akan janji bertemu? Pernahkah anda jatuh tersandung batu karena pikiran sedang melayang? Ketahuilah bahwa lupa dan khilaf seperti itu kemungkinan adalah gejala normal, tapi boleh jadi merupakan peringatan terjadinya gangguan kesehatan anda.

Salah Ingat Terhadap Ikhwal Mendatang

Dalam kehidupan sehari-hari, sudah lumrah seseorang ada kalanya melayang pikirannya, khilaf dalam hal-hal tidak penting atau salah ucap. Ada orang bahkan lupa menghadiri rapat penting, lupa hari ulang tahunnya sendiri dan hari peringatan pernikahannya.

Kelalaian seperti itu?seperti lupa janji bertemu atau lupa membeli suvenir, bisaanya disebabkan karena salah ingat terhadap hal ikhwal mendatang. Ingatan terhadap hal ikhwal mendatang merupakan kunci untuk menyelaraskan dan mengatur kebanyakan kegiatan rutin, misalnya mempersiapkan makanan malam, membawa kunci ketika keluar rumah, serta minum obat dll. Psikolog Jerman, Doktor Mark MecDannell berpendapat, ingatan seperti itu erat kaitannya dengan kegiatan saraf kulit otak di bagian dahi, kalau bagian otak itu terluka, akan mengakibatkan banyak terjadinya gejala pikiran sering melayang dan salah ingat.

Meskipun otak besar kita sehat, bisa pula terjadi gejala pikiran melayang atau kurang konsentrasi. Ahli mengusulkan kita memakai buku catatan atau cara lain yang dapat membantu kita mengingatnya. Misalnya untuk mengingat janji bertemu, sengaja memakai arloji di tangan lain. Dr. MecDannel menemukan, ingatan otak bisa sekaligus menyimpan hal-hal yang akan diingat dan tanda-tanda untuk itu, yakni janji bertemu dengan tangan yang memakai arloji. Ketika kita melihat tanda itu, ingatan yang tersimpan dalam otak segera muncul. Semakin terang dan jelas tanda itu, akan semakin kecil terjadinya kemunginan salah ingat.

Masalah Jiwa Antipati Bawah Sadar

Tentu saja, bukan semua gejala pikiran melayang dikarenakan salah ingat. Bagaimana kita menyikapi kekhilafan atau kesalahan? Misalnya hilang barang atau memanggil pacar sekarang dengan nama pacar lama, apakah itu hanya gejala kebetulan?

Teori analisa jiwa menunjukkan, semua kelupaan ada sebabnya. Perilaku itu menunjukkan bahwa semacam unsur psikologis tertentu dalam bawah-sadar kita sedang tertekan. Mengabaikan suatu pekerjaan mungkin merupakan bawah sadar yang menolak bekerja; lupa membayar tagihan mungkin mrupakan pernyataan untuk mencoba melanggar ketentuan tertentu; lupa janji bertemu ketika sedang menjalin asmara menunjukkan bahwa kita mempunyai sikap menolak yang belum dinyatakan terhadap orang yang sedang menunggu. Ilmuwan psikologi terkenal Floide berpendapat, perilaku seperti itu selamanya bukan kebetulan.

Keadaan seperti itu bisa saja terjadi pada diri banyak ilmuwan dan tokoh genius. Mereka mencurahkan semua pikirannya pada penemuan dan kreasi, sama sekali tidak memperhatikan dunia luar. Banyak ilmuwan dan seniman yang berprestasi luar bisa mempunyai perilaku yang aneh. Bahkan ada yang berpendapat bahwa pikiran kacau merupakan salah satu ciri tokoh genius yang kreatif. Antipati dalam bawah sadar barangkali merupakan sebab para tokoh legendaris itu tidak memperhatikan perilakunya sendiri dan tidak berminat terhadap urusan sekuler.

Pikiran Melayang Karena Kelelahan Otak

Selain keterangan metode analisa jiwa, ada orang berpendapat pula bahwa pikiran suka melayang merupakan alamat kekurangan energi dan muncul gejala kelelahan. Ketika otak besar dalam keadaan tegang dan dikuasai beban kerja, orang akan mulai memilih untuk mengingat hal-hal yang paling diminati, yakni hal-hal yang harus dikerjakan, dan melupakan hal-hal yang tidak terlalu penting saat ini, misalnya kunci, makanan atau hari ulang tahun teman. Banyak gejala pikiran melayang ada kaitannya dengan sejauh mana kita memperhatikan masalah itu, dan tidak tergantung pada daya ingat. Seorang karyawan tampil di kantor dengan memakai kaus kaki yang bukan pasangannya bisa dianggap sulit dimengerti, tetapi kita tidak bisa karena itu lalu menganggapnya berdaya ingat buruk. Psikolog berpendapat, ketika mengenakan pakaian, orang itu boleh jadi sedang memikirkan hal-hal lebih penting yang berkaitan dengan pekerjaan, sedangkan mengenakan kaus kaki yang bagaimana menjadi hal yang kurang penting pada waktu itu. Kita mempunyai banyak hal yang membutuhkan perhatian dan perlu diingat, tapi daya ingat setiap orang adalah terbatas. Maka, ketika kita sedang melakukan sesuatu pekerjaan dengan penuh perhatian, ruang ingatan kita akan terkuras sehingga kita membuat kesalahan kurang konsentrasi.

Sinyal Menua

Ada semacam gejala pikiran melayang atau kurang konsentrasi yang berhubungan langsung dengan gejala menua. Perhatian seseorang sepanjang hidupnya adalah terus menerus berubah. Anak-anak paling konsentrasi. Mereka dapat dengan sungguh-sungguh mendengarkan setiap kata yang diucapkan orangtuanya dan memperhatikan dengan saksama segala sesuatu di alam sekitar. Mereka memiliki motivasi tinggi dalam belajar, dan cepat beradaptasi dengan lingkungan. Namun, anak-anak tidak bisa terlalu lama konsentrasi dalam suatu hal. Anak muda relative kurang bisa konsentrasi. Menyesuaikan diri dengan peran sosial yang baru dan sejumlah kecil masalah percintaan dan emosional khususnya masalah seks hampir menyita semua perhatian anak muda. Orang dewasa lebih selektif dalam masalah yang diperhatikan. Mereka menjadi matang dalam masalah percintaan dan emosional pada usia sekitar 40 tahun, dan perhatian beralih kepada profesi dan keluarga. Orang lanjut usia paling sulit mengkonsentrasikan perhatiannya karena konsentrasi mereka hampir seluruhnya terpusat pada kondisi kesehatannya sehingga perhatian mereka terhadap hal-hal di luar mereka semakin berkurang.

Saudara pendengar, demikian tadi telah kita bicarakan masalah lupa dan khilaf. Dengan ini selesailah Ruangan Serba-Serbi untuk edisi ini, kita berjumpa kembali dalam acara yang sama minggu depan. Inilah penyiar anda Lily.