Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-02-13 12:07:30    
Shanghai Rayakan Festival Lampion

cri

BEIJING, 13 Feb. Ketika para pekerja kembali ke tempatnya bertugas setelah liburan Tahun Baru Imlek seminggu yang lalu, keluarga-keluarga mereka mengadakan berbagai macam perayaan kemarin untuk merayakan Festival Lampion yang menandai berakhirnya Festival Musim Semi menurut tradisi Tiongkok. Reporter kami Fu Yingqing dan Yuan Qi akan membawa kita dalam tur keliling kota untuk menyaksikan pesta rakyat ini.

Yuanxiao untuk Makan Pagi

Perayaan dimulai pada pagi hari dengan makan yuanxiao atau ronde. Ronde ini juga dikenal dengan sebutan tangyuan. Dulunya, ronde hanya dimakan selama festival ini, tetapi sekarang bola-bola kenyal dari tepung ini bisa dimakan sepanjang tahun. Makan ronde melambangkan kehidupan yang penuh harmoni dan kebahagaan untuk keluarga.

Sebuah panti jompo, Pelabuhan Emas Bagi Lansia Shanghai, memasak yuanxiao bagi 250 penghuninya. Acara makan bersama ini berlangsung selama tiga jam.

Ling Ming, seorang wanita berusia 82 tahun, makan tiga mangkuk penuh ronde. Ia mengatakan bahwa ronde sangat cocok bagi giginya yang sudah mulai rapuh.

Sementara itu, Huang Yunxian, yang merayakan ulang tahun ke-100 bulan lalu juga menikmati jamuan makanan manis ini. Ia mengenakan pakaian tradisional mantel Tiongkok berwarna merah muda menyala kala mengunyah bola-bola manis itu.

"Saya senang ada di sini merayakan festival tradisional ini bersama teman-teman yang lain," kata Huang. Ia disuapi oleh perawat pribadinya, Wang Yingchun yang berusia 25 tahun. Ia telah melayani Huang selama dua tahun.

Menebak Teka-teki Lampion

Ribuan pengunjung Festival Kelenteng Longhua kemarin melewatkan siang hari dengan menebak teka-teki lampion.

Bermain tebak-tebakan adalah salah satu permainan paling umum selama Festival Lampion. Tradisi ini telah dilakukan selama ratusan tahun.

Teka-teki lampion pertama muncul sekitar 800 tahun yang lalu. Beberapa penduduk Lin An, suatu area di dekat Hangzhou yang merupakan ibu kota Tiongkok pada masa itu menulis teka-teki pada berutas-utas pita pada Festival Lampion. Pita berisi teka-teki itu kemudian ditempel di lampion. Hadiah akan diberikan kepada mereka yang bisa menebak teka-teki dengan tepat.

Lebih dari 60 ribu orang pergi ke Kota Turis Longhua di distrik Xuhui kemarin untuk menebak seribu teka-teik.

"Ini pertama kalinya saya ikut menebak teka-teki lampion. Sangat menarik. Saya harap saya bisa menebak lebih banyak dari yang lainnya," kata Zhang Shiyao, seorang anak SD berusia 9 tahun yang berlari-lari melintasi pita-pita teka-teki.

Sementara anak-anak kelihatan sangat menikmati acara ini, banyak orang lanjut usia mengatakan bahwa menebak teka-teki membawa kenangan indah dari festival ?festival yang lalu.

"Saya bangun pukul 7 pagi dan melewati 3 jam perjalanan menuju kemari," kata Jin Yonggeng, seorang lansia berusia 81.

Ketika Jin masih muda, desanya merayakan Festival Lampion dengan mengadakan pesta teka-teki setiap tahun.

"Saya sangat senang mendengar bahwa ada suatu pesta teka-teki akbar. Saya bergegas menuju kemari bersama istri saya hari ini," kata Jin dengan tawa, sambil mempertontonkan hadiah yang ia menangkan karena berhasil menebak dua teka-teki. Hadiahnya berupa sebuah pena dan sebuah permen lollipop.

Para warga asing yang tinggal di Tiongkok merayakan festival ini di sore hari. 18 expat yang berkumpul di Jalan Yuyuan di Distrik Jing'an untuk membuat ronde bersama para penduduk lokal di aula komunitas San Yifang.

"Saya mendengar tentang festival ini sebelumnya tetapi belum pernah melihat perayaannya," kata Bong Bowlen dari Afrika Selatan. "Sekarang saya dapat benar-benar merasakan perayaan ini dalam budaya dan orang-orangnya."

Lisbeth Sivertsen, seorang wanita Denmark yang telah tinggal di Shanghai selama setahun mengatakan bahwa ia sangat senang melihat bagaimana masyarakat setempat merayakan festival ini. Ia juga ingin tahu tentang yunxiao karena ia belum pernah makan sebelumnya. Setelah acara ini, kelompok ini pergi ke sebuah pesta dan setiap orang diberi sebuah lentera Tiongkok.

Tur di Taman Yuyuan

Kemarin malam Taman Yuyuan dipadati oleh orang-orang yang terlihat menikmati lentera-lentera yang dipertunjukkan. Lampion-lampion raksasa berwarna merah dan emas digantung di gang-gang untuk memberi nuansa pesta rakyat di seluruh area. Ada berbagai bentuk lentera. Bebarapa bulat dengan kertas merah, yang lain kelihatan seperti versi mini bangunan kuno Tiongkok, dengan tulang atap yang melengkung di empat sudutnya.

Kebanyakan lampion ditutup dengan lukisan Tiongkok dan kaligrafi. Weng Yilu, seorang pengunjung berusia 68 tahun mengatakan bahwa festival ini tidak pernah sedemikian meriah sebelumnya. Weng mengunjungi taman ini setiap bulannya, dan kemarin malam ia mengunjungi taman ini hanya untuk menyaksikan lampion-lampion itu.

"Saya belum pernah melihat taman dengan sedemikian banyak lampion dan sedemikian banyak lampu," kata Weng. "Saya harap mereka akan juga mengadakan acara ini tahun depan."

Meskipun pihak pengelola taman memungut 50 yuan (US$ 6,21) bagi tiap pengunjung, para pengunjung seperti tidak keberatan membayar pungutan ini.

"Saya datang sebelum jam 2 siang supaya masih gratis," kata Weng. "Perhatikan waktu kunjungannya dan datang lebih awal saja bila seseorang berbudget ketat."

Menurut Jiang Qinqin, seorang juru bicara Taman Yuyuan, sekitar 300 ribu orang mengunjungi taman itu pada hari Sabtu.

Sejarah Festival Lampion

Festival Lampion di Tiongkok berasal dari Dinasti Han (206 SM ? 221). Seperti festival Tiongkok yang lain, ada berbagai macam versi cerita di balik perayaan ini. Banyak yang percaya bahwa festival ini dulunya berkaitan dengan suatu perayaan religius.

Salah satu legenda bisa dikaitkan dengan Taoisme. Tianguan adalah dewa agama Tao yang bertanggung jawab bagi keberuntungan baik seseorang. Ulang tahunnya jatuh pada tanggal 15 bulan pertama penanggalan Imlek. Orang percaya bahwa Tianguan suka berbagai macam hiburan sehingga para pengikutnya mempersiapkan berbagai macam aktivitas selama ulang tahunnya untuk memperoleh keberuntungan.

Ada juga yang berkata bahwa ronde yang dalam bahasa Mandarin disebut Yuanxiao dulunya adalah nama seorang pelayan istana yang melayani Kaisar Wu Di pada Dinasti Han. Yuanxiao seperti pangsit yang manis, yang dibuat dari tepung beras yang lengket yang isinya manis. Yuanxiao atau ronde lengket, manis, dan bulat bentuknya. Karena itu ia melambangkan keutuhan keluarga, kesempurnaan, dan kebahagiaan.

Isi ronde yang manis dibuat dari gula, kacang walnut, kelopak mawar, kulit jeruk yang dimaniskan, kacang hitam yang dihaluskan, atau pasta jujube.