Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-02-22 14:07:32    
Hari Kasih Sayang Di Tibet

cri

Saudara pendengar, senang sekali kita berjumpa kembali dalam Ruangan Serba-Serbi yang mengudara setiap hari Rabo. Saya pengasuh ruangan ini Lily. Saudara pendengar, seiring dengan semakin terbukanya Tiongkok terhadap dunia luar, sejumlah hari raya Barat berangsur-angsur menjadi populer di Tiongkok, misalnya Hari Kasih Sayang atau Valentine Day kini sangat polular di kalangan pemuda remaja di Tiongkok. Sebenarnya di kalangan etnis-etnis minoritas di Tiongkok juga terdapat hari raya seperti Hari Kasih Sayang itu. Dalam acara kali ini akan kami perkenalkan Hari Kasih Sayang etnis Tibet, yaitu Festival Dewi Pelindung Agama.

Rakyat etnis Tibet mempunyai banyak hari raya. Selain hari raya resmi seperti Hari Raya Nasional, Hari Buruh 1 Mei, Hari Raya Tahun Baru, dan Tahun Baru Imlek, mereka merayakan banyak hari raya tradisional dan agama, antara lain tahun baru kalander Tibet, Hari Saga Dawa, Hari Shoton, dan Hari Brahm. Hari raya Brahm dipandang pemuda remaja etnis Tibet zaman sekarang sebagai Hari Hasih Sayang di Tibet, juga dipandang oleh wanita Tibet sebagai hari raya mereka sendiri.

Tibet adalah tempat budaya agama Buddha, karena itulah adat istiadat budaya dan acara tradisional di daerah itu diberi semangat dan makna agama Buddha oleh paham agama Buddha aliran Tibet. Hari Brahm adalah hari raya dewi pelindung agama yang bermuka katak dan memiliki kekuatan gaib luar biasa menurut kepercayaan agama Buddha Tibet. Hari Brahm dirayakan pada hari ke-15 bulan ke-10 menurut kalander Tibet ( atau antara bulan September dan Oktober setiap tahun).

Konon pada zaman dahulu kala, seorang dewi melahirkan 3 putri yang kemudian menjadi dewi-dewi penting dalam agama Buddha Tibet yang memiliki kekuatan luar biasa. Namun watak dan kelakuan mereka sangat berbeda. Putri sulung baik hati dan penurut, putri kedua keras kepala dan kasar, sedang putri ketiga kepala batu dan sadis. Perilaku putri kedua dan ketiga akhirnya membuat sang ibu naik pitam, lalu ia mengubah muka putri kedua menjadi muka katak, dan memerintahkan ia setiap tahun hanya boleh bertemu satu kali dengan suaminya, tapi ia diizinkan bersama kakak sulung tetap tinggal di Kuil Johkang Lhasa, disembahyangi dan dihormati rakyat untuk selama-lamanya. Sedangkan putri ketiga diusir dari Kuil Johkang dan hanya boleh berteduh di sebuah dinding di pojok tenggara Jalan Brahkor, Lhasa.

Hari raya Brahm adalah hari Dewi Muka Katak bertemu dengan suaminya. Pada hari itu, para biksu akan mengusung keluar patung Dewi Muka Katak dari Kuil Johkang, dan mengelilingi jalan Brahkor satu kali, lalu meletakkan patung dewi itu di lapangan Jalan Brahkor dengan muka menghadap arah selatan, karena suaminya adalah dewa pelindung sebuah desa di seberang selatan Sungai Lhasa. Para jemaat di satu pihak merayakan hari pertemuan dewi dengan orang yang dicintainya, di pihak lain juga mengharapkan ia dapat memberikan kebahagiaan kepada mereka pada hari yang bahagia itu, serta melindungi mereka dari gangguan segala setan dan siluman pada hari-hari mendatang.

Dengan masuknya kebudayaan Barat ke Tiongkok, masyarakat di Tibet mulai megnenal Hari Kasih Sayang atau Valentine Day. Para pemuda etnis Tibet di kota lalu menghubungkan Valentine Day dengan Hari Brahm Tibet. Karena hanya pada hari itulah Dewi Muka Katak boleh bertemu dengan orang yang dicintainya. Maka pada hari itu, banyak pemuda etnis Tibet mengajak bertemu kekasihnya dan memberi mereka bunga dan cendra mata.

Selama ratusan tahun ini, pada Hari Brahm, masyarkat Tibet selain menghormat patung dewi di Jalan Brahkor dan mohon perlindungannya, juga dengan murah hati menyumbang kepada kaum miskin. Anak-anak pada hari itu asal menyampaikan ucapan selamat hari raya kepada orang dewasa, akan mendapat hadiah uang saku. Salam "selamat Hari Brahm" dari anak-anak Tibet sama dengan kata "Trick and Treat" yang diucapkan anak-anak negara Barat pada hari Halloween atau hari raya semua orang suci pada malam 31 Oktober.

Selama tahun-tahun belakangan ini, cara dan skala perayaan Hari Raya Brahm semakin luas. Hari raya itu dimeriahkan tidak hanya para jemaat dan anak-anak muda, tapi juga oleh semua wanita etnis Tibet. Mereka berpendapat, di antara berbagai hari raya agama Tibet, hanya Hari Raya Brahm dirayakan untuk dewi, maka pada hari itu semua wanita di Tibet harus bergembira ria seperti "Dewi Muka Katak". Menjelang Hari Raya Brahm?para wanita akan memesan tempat makan di restoran dan ruang dansa. Pada sore hari itu setelah lepas kerja dan berdandan, mereka akan pergi ke restoran menikmati makan malam, lalu pergi ke ruang dansa untuk menari dan menyanyi sampai larut malam, menghabiskan semua uang hadiah pemberian laki-laki hari itu. Cara perayaan Hari Brahm itu telah diterima masyarakat setempat.

Seiring dengan semakin berkembangnya pariwisata di Tibet, Hari Cinta Kasih Tibet yaitu Hari Brahm juga berangsur-angsur menjadi terkenal di luar Tibet. Banyak wisatawan memilih untuk mengadakan wisata pernikahan atau pertunangan di Tibet pada hari raya itu, ada pula wisatawan setelah mengetahui Hari Brahm, memilih untuk berkunjung lagi ke Tibet pada musim gugur, dengan demikian akan dapat menyaksikan dengan mata kepala sendiri suasana romanis dan ramai Hari Brahm. Pada waktu itu, setiap ruang dansa di kota Lhasa penuh diliputi suasana riang gembira.

Saudara pendengar, dengan ini selesailah Ruang Serba-Serbi untuk edisi ini. Terima kasih atas perhatian anda. Kita berjumpa kembali dalam ruangan yang sama minggu depan. Inilah peniar anda Lily.