Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-03-15 15:18:22    
Kecerdasan Binatang Yang Luar Biasa

cri

Para pendengar, selamat berjumpa kembali dalam Ruangan Serba-Serbi. Saya pengasuh ruangan ini Lily. Sebagai diketahui, manusia telah menciptakan tahap sejarah biota di bumi. Faktor pokok mengapa manusia bisa mencapai prestasi seperti itu adalah karena manusia mempunyai kecerdasan yang sangat berkembang. Akan tetapi janganlah kita mengira bahwa binatang lain yang hidup bersama manusia di bumi ini tidak memiliki kecerdasan. Padahal, banyak binatang di bumi ini sangat "pintar". Dalam Ruangan Serba Serbi untuk edisi ini akan kita bicarakan kecerdasan binatang yang luar biasa.

Saudara pendengar, anda tentu sudah tahu bahwa sejumlah binatang bisa membuat bangunan yang sungguh sangat hebat, misalnya tanggul berang-berang dan sarang lebah. Ketika menangkap ikan di kolam, burung bangau bisa tahu melemparkan sejumlah ranting pohon ke dalam air untuk memikat ikan naik ke permukaan air. Gorilla ketika mengupas kulit buah yang berduri, bisa tahu membungkus buah itu dengan daun supaya tangan tidak sampai terluka. Larva tonggeret bisa mengeluarkan sejenis cairan yang lekat untuk membalut diri supaya kedap air. Selain kemampuan teknis itu, binatang masih mempunyai "kecerdasan" yang lebih canggih lagi.

Bisa Mengambil Keputusan Sesuai Kondisi

Binatang bisa menyelesaikan sejumlah gerak rumit yang melampaui naluri dalam devinisi tradisional. Sebagai contoh, sekelompok yakis (Papio) Arab tiba-tiba mengalami hujan badai di malam hari dan harus mencari tempat berteduh. Maka mereka mulai berjalan ke tempat yang pernah dikunjungi. Pada saat itu seekor yakis tua menggaruk-garuk badannya (ini tanda binatang itu sedang berpikir, begitu pula manusia). Sejenak kemudian ia memilih arah yang sebaliknya. Yakis-yakis lainpun berhenti dan juga menggaruk-garuk badan, akhirnya mereka memutuskan untuk mengikuti yakis tua. Keputusan yakis tua itu bijaksana, karena jalan kecil yang tadinya mereka tuju sudah tergenang oleh air hujan. Nyata sekali kawanan yakis itu baru saja mengadakan "pemungutan suara secara demokratis".

Menjalin Hubungan

Ahli ilmu binatang Amerika pernah menceritakan adegan menarik yang terjadi di kalangan kera yakis. Di dalam sebuah kelompok yakis terdapat perbedaan status di antara sesama anggota. Yakis jantan memiliki kedudukan dominan, dan salah satu di antaranya adalah pemimpin. Sebagai raja, ia selain memiliki permaisuri, berupaya pula memiliki istri dan selir sebanyak mungkin. Tapi ada kalanya yakis betina tidak rela menjadi selir raja, dan memilih menjadi tokoh terkemuka di kawasannya dengan menjadi istri seekor yakis jantan warga kelas dua. Namun perbuatannya itu mengundang amarah raja. Raja dan permaisuri lalu bersama-sama menyerang yakis betina itu untuk memisahkannya dari sisi suaminya. Dan yakis betinapun berlindung di balik suaminya. Dalam situasi seperti itu, bagaimana sang suami harus berbuat? Ia tidak boleh menyerang raja, karena kalau begitu ia bisa diusir dari kelompok. Maka ia memilih untuk menyerang permaisuri, karena status yakis betina selalu lebih rendah di dalam masyarakat yakis. Dengan bantuan istrinya, ia berhasil mengusir sang raja. Dan hubungan suami-istri antara mereka yang tergolong status kelas dua akhirnya dapat dikukuhkan.

Strategi psikologis binatang itu mencerminkan kemampuan perilaku mereka yang tidak ada kaitannya dengan naluri. Seekor burung nuri terkenal bernama Alex yang berasal dari Gabon bisa menyebutkan nama barang-barang yang diajarkan tuannya dengan ketepatan mencapai 80%. Pada suatu hari, tuannya membawa Alex ke dokter hewan untuk menjalani operasi paru-paru. Ketika tuannya akan pulang dan Alex ditinggal di rumah sakit hewan, Alex berbicara dengan mengatakan: " Kemari, aku cinta padamu. Aku menyesal dan ingin pulang." Nyata sekali, burung nuri itu mengira dirinya berbuat salah dan hendak ditinggalkan oleh tuannya. Tapi yang sangat sulit dimengerti ialah, bagaimana burung itu bisa merangkai empat kata yang dipelajarinya secara terpisah itu dalam satu kalimat pada saat dan kondisi yang sangat tepat?

Menundukkan Lawan Tanpa Pertumpahan Darah

Ada orang pernah melukiskan adegan beberapa ekor srigala jantan yang berkelahi untuk memperebutkan hak kuasa: srigala jantan yang merasa dirinya akan kalah berbaring di tanah, menjulurkan lehernya dan menunjukkan tanda menyerah. Yang paling penting ialah pihak yang menang akan mengampuninya. Ahli ilmu binatang mengatakan, keadaan seperti itu juga terjadi di dalam kelompok yakis Arab. Mereka boleh jadi terlibat dalam pertarungan yang sungguh-sungguh, tapi yang lebih sering terjadi ialah mereka menghindar untuk berbuat seperti itu. Dan kalau mungkin, mereka akan menahan wataknya yang suka bertarung agar konflik bisa mereda, seolah untuk menghindari terjadinya pertumpahan darah. Ahli ilmu binatang berpendapat, ini disebabkan ketimbang hasil kemenangan perang yang akan diperoleh, harga yang dibayar untuk melakukan duel jauh lebih mahal.

Selain itu perlu ditunjukkan, berbalikan dengan anggapan orang dalam waktu panjang, binatang juga mempunyai kebiasaan menjaga kebersihan: seekor simpanse yang sehat selamanya tidak akan berkencing mengotori sarangnya sendiri, sebaliknya mereka selalu rajin membersihkan kotoran dari sarangnya, bahkan di malam hari.

Menderita Karena Cinta

Orang menemukan, di kalangan binatang menyusui kelas tinggi terdapat banyak gejala yang menunjukkan bahwa pribadi A dapat mengenali pribadi tertentu B dalam suatu kelompok dan menunjukkan perasaan menyenanginya.

Hal ini terbukti dari apa yang terjadi pada diri seekor gorila bernama Coco. Coco adalah gorila betina di kebun binatang Kalifornia. Hal itu menjadi topik yang selalu dibahas para ahli ekobinatang sejak tahun 1980-an. Selama bertahun-tahun ini, Coco ingin dicarikan jodoh, karena jodohnya yang semula telah ditinggalkan karena temperamennya kurang baik dan menderita penyakit pencernaan. Belum lama berselang, setelah melihat Pongo dalam rekaman vedio, begitu gembiranya Coco sampai terus menciumi layer kaca televisi. Tapi karena kebun binatang Roma yang memelihara Pongo tidak mau meminjamkannya, maka Coco menunjukkan perangai sangat menderita karena dirundung asmara. Akhir-akhir ini Coco jatuh hati lagi pada Endum, gorila jantan yang cakap di sebuah kebun binatang Chicago. Coco sangat gembira setiap kali melihat Endum di rekaman video.

Saudara pendengar, demikian tadi telah kita bicarakan kecerdasan binatang yang luar biasa. Dengan ini selesailah Ruangan Serba-Serbi untuk edisi minggu ini. Terima kasih atas perhatian anda. Kita berjumpa kembali dalam ruangan yang sama minggu depan. Inilah penyiar anda Lily.