Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-03-22 12:01:46    
Wawancara dengan Menteri Sumber Daya Air, Wang Shucheng tentang Pemanfaatan Berkelanjutan Sumber Daya Air

cri

Berkenaan dengan Hari Air Sedunia Ke-14 dan hari pertama Pekan Air Tiongkok Ke-19 yang jatuh pada tanggal 22 Maret, Menteri Sumber Daya Air Tiongkok, Wang Shucheng diwawancarai wartawan Kantor Berita Xinhua. Dalam wawancara tersebut Wang Shucheng menandaskan, dewasa ini Tiongkok tetap dihadapkan pada tantangan serius kekurangan sumber air, bencana banjir, polusi air serta erosi air dan tanah. Menghadapi tantangan itu, Tiongkok perlu dengan aktif melakukan restrukturisasi ekonomi dan perbaikan cara pertumbuhan ekonomi, membangun masyarakat hemat sumber daya dan ramah lingkungan, dalam rangka mewujudkan pemanfaatan berkelanjutan sumber air untuk mendukung perkembangan berkelanjutan ekonomi dan sosial.

"Kita harus menyadari empat ciri khas sumber air Tiongkok." Demikian kata Wang Shucheng. Pertama, kekurangan sumber air hadir bersama dengan pemborosan air. Untuk tahun-tahun yang normal, Tiongkok setiap tahun rata-rata kekurangan air sebanyak 40 miliar meter kubik, dan masalah itu lebih serius di bagian utara. Sementara itu, pemanfaatan air di banyak daerah Tiongkok tidak rasional sehingga gejala pemborosan air cukup serius, yakni efisiensi pemanfaatan air rendah sekali. Kedua, daya penanggulangan bencana banjir terus meningkat, namun bersamaan dengan itu, risiko terjadinya bencana banjir juga terus meningkat. Daerah yang rawan bencana banjir dan daerah padat penduduk serta daerah padat kekayaan saling bersilang, sehingga bencana banjir selalu menjadi ancaman serius bagi seluruh bangsa. Ketiga, ekosistem air dan lingkungan mengalami perbaikan di sebagian daerah, dan kegawatan situasi secara keseluruhan yang dihadapi negara tidak berubah. Emisi air limbah di seluruh negeri sekarang meningkat dari tahun ke tahun. Sektor sungai yang melewati kota umumnya tercemar. Erosi air dan tanah di areal yang luas tetap merupakan masalah yang menonjol. Keempat, pembangunan prasarana irigasi di pedesaan jauh lebih terbelakang jika dibanding dengan tuntutan pembangunan pedesaan tipe baru sosialis. Dewasa ini tercatat 320 juta penduduk di pedesaan belum dapat minum air bersih.

Wang Shucheng menyatakan, situasi gawat itu diakibatkan oleh faktor obyektif dan subyektif sekaligus. Di Tiongkok jumlah penduduk banyak, sedang sumber air sedikit, apa lagi letak geografis air serta cadangan air untuk musim berbeda satu tahun sangat tidak seimbang. Di samping itu, alokasi sumber air dan tanah juga tidak cocok dengan pola perkembangan ekonomi dan sosial. Itulah keadaan pokok negeri Tiongkok. Sementara itu, cara pertumbuhan ekonomi yang kasar serta kegiatan manusia yang tidak rasional juga memperhebat masalah sumber daya air di Tiongkok, juga menambah kesulitan bagi penyelesaian masalah-masalah tersebut. Ini menunjukkan bahwa sumber daya air dan perkembangan ekonomi dan sosial tidak selaras. Di satu pihak sumber air tidak bisa memenuhi kebutuhan perkembangan berkelanjutan ekonomi dan sosial, di pihak lain cara pertumbuhan yang kasar juga tidak sesuai dengan sumber air dan lingkungan air yang terbatas.

"Masa selama Rencana Lima Tahun Ke-11 Pembangunan Ekonomi dan Sosial adalah masa kunci untuk menyelesaikan masalah sumber air Tiongkok. Pada masa itu pemerintah perlu menerapkan pola pemanfaatan air tipe baru melalui pembaruan dalam rangka mendukung perubahan cara pertumbuhan, dan mendirikan pola perkembangan yang menguntungkan hematan dan perlindungan sumber air." Wang Shucheng mengatakan: "Selama repelita itu, Tiongkok akan mengambil lima langkah untuk mengatasi masalah sumber daya air yang dihadapi Tiongkok:

Pertama, dengan sekuat tenaga membangun masyarakat hemat air.

Kedua, sepenuhnya mempertimbangkan risiko bencana banjir, dan berupaya mewujudkan hidup rukun antara manusia dan air bah.

Ketiga, berdasarkan daya tampung lingkungan air, meningkatkan pengelolaan terhadap daerah sumber air.

Keempat, dengan sungguh-sungguh meningkatkan pembangunan irigasi di pedesaan berdasarkan target pembangunan pedesaan tipe baru sosialis.

Kelima, dengan sebaik-baiknya menangani hubungan antara perlindungan dan pemanfaatan sumber air demi memelihara kesehatan sungai. Untuk itu harus dengan sungguh-sungguh mempertimbangkan dampak negatif proyek irigasi dan pembangkit listrik terhadap lingkungan, menyempurnakan sistem penilaian pengaruh proyek irigasi terhadap ekosistem, serta melaksanakan langkah-langkah perlindungan terhadap ekosistem selama pembangunan proyek.

Air merupakan sumber alam, sekaligus sumber ekonomi, khususnya merupakan sumber strategis. Wang Shucheng menandaskan, kekurangan sumber air dan masalah polusi air merupakan masalah yang sangat menghalangi perkembangan berkelanjutan Tiongkok, juga merupakan salah satu tantangan berat yang dihadapi Tiongkok dalam pembangunan masyarakat yang cukup sejahtera secara menyeluruh dalam waktu 20 tahun mendatang. Apabila masalah air tidak diperbaiki tepat pada waktunya, masalah itu bahkan akan mengancam kelangsungan hidup masyarakat manusia. Untuk itu, Tiongkok harus mengubah pandangan lama dalam memanfaatkan air, mengembangkan pola perkembangan baru agar dapat mewujudkan perkembangan selaras antara sumber air, ekonomi dan sosial.