Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-03-30 14:54:03    
Film Tiongkok Berkembang Menuju Prularisasi

cri

Bagi para penonton Tiongkok beramai-ramai menuju ke bioskop, mereka harus mengambil alternatif di depan loket karcis, menonton film impor " The Chronicles of Narnia ( The Lion, the Witch and the Wardrobe) " atau film Tiongkok " Kan Shang Qu Hen Mei atau Little Red Flowers ". Yang belakang walau pun biaya pembuatan film itu murah, namun film itu disadur dari sebuah novel pengarang Tiongkok sendiri ditambah novel itu laris di pasar domestik. Bagi para penonton, yang menarik mereka jauh bukan poster di dalam bioskop, dalam pemberitaan rekreasi media penuh dengan berita film dan televisi, seolah-olah di pasar perfilman Tiongkok selalu ada topik yang kunjung habis.

Zhang Yimou, sutradara terkenal Tiongkok yang pernah memperoleh hadiah di festival film internasional, baru-baru ini menjadi lagi sasaran yang dikejar para wartawan. Zhang Yimou kini sedang membuat film " Mancheng Jindai Huangjinjia atau The City of Golden Armour " yang investasinya paling besar dalam sejarah perfilman Tiongkok, biayanya diperkirakan 360 juta yuan RMB. Sedangkan sebelumnya, sebuah filmnya yang menceritakan perjalanan seorang Jepang di Tiongkok " Qianli Zou Danqi atau Riding Alone for Thousands of miles" telah menciptakan top box office paling tinggi dalam film sastra dan seni Tiongkok.

Pesaing Zhang Yimou adalah Feng Xiaogang, seorang sutradara yang terkenal dengan membuat film komedi komersial. Kini ia tengah membuat film yang berjudul ' Ye Yan'.

Tentang film yang tengah dibuat oleh kedua sutradara tersebut, seorang penonton mengatakan kepada wartawan, " Saya sangat senang dengan film yang dibuat oleh kedua sutradara itu, saya merasa bahwa film mereka itu berbeda langgamnya bila dibandingkan dengan film asing, saya lebih suka langgam mereka. Mereka berdua berbakat, jadi saya akan terus menonton filmnya bila ada yang baru. "

Kini, Zhang Yimou maupun Feng Xiaogang merupakan sutradara yang paling berbobot dalam pendapatan box office. Akan tetapi, bukanlah setiap sutradara mempedulikan reaksi pasar, sejumlah sutradara pernah membuat " film uji coba " yang pelopor dan juga memperkaya pasar film Tiongkok.

Dewasa ini, film yang berbeda tipe dan langgam berturut-turut " mendarat " di pasar film, justru memanifestasikan kedinamisan kreatif perfilman domestik. Pada tahun 2003, pemerintah Tiongkok memprakarsai industrialisasi perfilman, di antaranya yang paling penting adalah membuka sepenuhnya usaha pembuatan film, mendobrak monopoli badan perfilman milik negara terhadap pembuatan film seperti waktu silam, membentuk konfigurasi baru di mana modal milik negara, modal milik swasta dan modal asing bersama-sama menginvestasi perfilman. Dengan demikian, produktivitas perfilman Tiongkok telah dibebaskan sepenuhnya.

Direktur Administrasi Film Jawatan Umum Radio, Film dan Televisi Tiongkok Tong Gang mengatakan, " Modal milik negara, modal milik swasta, modal sosial lainnya serta modal asing bersama-sama mendukung perfilman domestik, hal itu semakin menjadi kecenderungan dan arus. Industrialisasi perfilman telah menerobos ganjalan modal, menginvestasi pembuatan film dengan modal dari banyak badan utama, seluruh masyarakat ambil bagian dalam pembuatan dan produksi film sudah menjadi panorama baru perfilman Tiongkok. "

Menurut statistik tak lengkap, jumlah produk film Tiongkok tahun 2005 tercatat 260 buah, bertambah hampir seper empat dari pada tahun sebelumnya, di antaranya banyak yang tinggi pendapatan penjualan karcis.

Sementara itu, semakin banyak film domestik menyerbu pasar internasional dan mendapat pengakuan penonton manca negara. Pada tahun 2005, 69 film Tiongkok antara lain " Shimian Maifu atau House of Flying Daggers", " Wuji atau The Promise" dipasarkan ke 24 negara dan daerah, pendapatan totalnya mencapai 1,65 miliar yuan RMB, bertambah separo dari pada tahun sebelumnya. Perusahaan film Tiongkok juga menggelar pameran film di 31 negara serta daerah-daerah Hong Kong, Makau dan Taiwan, 200 film ikut kontes dalam 101 pekan film internasional, 18 film di antaranya memperoleh hadiah di 24 pekan film internasional.

Perfilman Tiongkok kini sedang mengatasi rintangan sistematis yang mempengaruhi perkembangan industri, mempercepat reformasi dan perkembangannya.