Taman-taman kerajaan di Beijing bukan sekadar "kartu nama kota" Beijing, tapi lebih dari itu merupakan museum bangunan zaman kuno Tiongkok.
Lebih dari 800 tahun Beijing dijadikan ibukota dengan meninggalkan belasan taman kerajaan baik besar maupun kecil. Taman-taman itu indah panoramanya dan anggun nuansa yang terkandung di dalamnya. Taman Beihai adalah taman kerajaan yang bersejarah paling lama yang ada di dunia sekarang ini. Seorang ahli yang meneliti budaya taman tersebut, Bai Zhenzhen mengatakan, Kaisar Kublai Khan dari Dinasti Yuan pada abad ke-13 memilih tempat yang indah panoramanya itu dan membangun ibukota dinasti di situ. Dikatakannya,"Sejak Dinasti Yuan sampai dinasti-dinasti Ming dan Qing, tempat ini merupakan taman istana kaisar. Ditinjau dari sejarah pembangunan ibukota dunia, tidak banyak yang menentukan pembangunan ibukota karena sebuah pertamanan."
Taman Beihai sekarang ini luasnya hampir 70 hektar, lebih dari separoh di antaranya adalah permukaan air. Bangunan istana yang gemerlapan dan kuil Buddha yang sunyi dan antik tersebar dengan apik dan rasional di seluruh taman. Di bagian tengah danau Taman Beihai terdapat sebuah pulau kecil yang dinamakan Pulau Qionghua. Di pulau itu terdapat sebuah pagoda putih ala Tibet yang dibangun atas perintah kaisar Dinasti Qing yang menganut agama Buddha aliran Tibet. Keberadaan pagoda itu menunjukkan rasa hormat keluarga kaisar terhadap agama Buddha, sekaligus telah menambah suasana misterius pulau itu.
Kalau kita melepaskan pandangan ke arah selatan dari pagoda putih tersebut, kita akan mendapati bahwa ada tiga pulau termasuk Pulau Qionghua berjajar searah di danau. Pada hari-hari berkabut, bangunan-bangunan paviliun dan peranginan di pulau tampak samar-samar seolah pemandangan di alam dewata. Tiga pulau tersebut dibangun dengan cara khusus pembangunan taman kerajaan di Tiongkok yakni dengan cara menggali danau membuat bukit, dengan menciptakan tiga pulau dalam danau. Dalam dongeng Tiongkok zaman kuno, ada tiga gunung dewata di laut yang merupakan tempat tinggal para dewa, di mana terdapat obat yang bisa membuat orang hidup sepanjang masa. Maka, para kaisar di Tiongkok selalu membuat sebuah danau dan tiga bukit di dalam tamannya dengan harapan agar bisa hidup sepanjang masa. Seorang pakar yang meneliti sejarah Beijing, Li Jianping mengatakan, ciri bangunan seperti itu khusus dimiliki oleh taman kerajaan di Tiongkok. Dikatakannya,"Ini telah menjadi suatu sistem khusus yang tidak boleh ditiru dalam masyarakat feodal di Tiongkok. Siapa saja yang berani meniru akan dianggap melanggar sistem dan akan dihukum mati. Maka, sebuah danau dan tiga bukit juga merupakan suatu tanda terpenting Taman Beihai, yang merupakan jiwa dari taman kerajaan itu."
Selain Taman Beihai, di Beijing terdapat pula Taman Yihe atau Taman Musim Panas, yang dibnagun mulai tahun 1750. Wakil Kepala Taman Yihe, Gao Dawei mengatakan, Taman Yihe sebagai warisan budaya dunia merupakan karya brilian perancangan pertamanan panorama di Tiongkok. Dikatakannya,"Taman Yihe adalah wakil brilian taman kerajaan di Beijing, juga satu-satunya taman kerajaan di Beijing yang terpelihara paling utuh."
Taman Yihe luasnya sekitar 300 hektar. Selain bangunan istana, paviliun dan peranginan, terdapat pula kuil yang indah dan pemandangan alam pedesaan ala Tiongkok yang menawan. Taman ini mencerminkan pula ciri lain dari pembangunan taman kerajaan di Tiongkok yakni ingin memindahkan secara miniatur semua pemandangan indah ke dalam taman untuk menunjukkan ide bahwa di bawah kolong langit ini merupakan tanah milik kaisar.
Daerah panorama Taman Yihe terutama terdiri dari Bukit Wanshou dan Danau Kunming. Bukit Wanshou setinggi 50 meter lebih tampak seperti seekor kelelawar, sedang Danau Kunming berbentuk seperti buah persik. Dalam paham tradisional Tiongkok, kelelawar diartikan sebagai kebahagiaan, sedang buah persik mewakili panjang umur. Taman Yihe mula-mula memang dibangun oleh Kaisar Qianlong dari Dinasti Qing untuk hari ulang tahun ibunya. Maka, budaya kebahagiaan dan panjang umur ala Tiongkok tercermin paling nyata dalam pembangunan taman tersebut.
Di Taman Yihe terdapat koridor sepanjang 728 meter, merupakan koridor terpanjang di dunia. Gambar-gambar berwarna di koridor itu menceritakan kisah dan dongeng tradisional di Tiongkok zaman kuno. Koridor Panjang yang berkelok-kelok menyambung pula tempat-tempat pemandangan di seluruh taman, maka Koridor Panjang dijuluki sebagai "pemandu wisata tanpa suara di Taman Yihe".
Yang sama terkenalnya dengan Koridor Panjang itu adalah gedung teater Taman Dehe, merupakan gedung teater zaman kuno terbesar yang masih ada di Tiongkok sekarang ini. Gedung teater setinggi 21 meter itu berlantai tiga dan dirancang sangat unik, latar pentas bisa dinaikkan dan diturunkan, bahkan dapat menyalurkan air ke pentas untuk kebutuhan pertunjukan. Wisatawan Inggris, Joanna Maskell mengatakan,"Menonton pertunjukan di sini pasti sangat asyik. Di taman pertunjukan ini ada banyak hal yang menarik. Kami sangat terkesan oleh gedung teater ini."
Tidak jauh di sebelah timur Taman Yihe adalah Taman Yuanmingyuan yang pernah menjadi salah satu istana yang paling disukai kaisar Dinasti Qing. Tapi sayangnya taman itu musnah dirampok dan dibakar oleh tentara gabungan Inggris dan Perancis yang biadab pada tahun 1860, dan kini hanya tinggal puing-puingnya. Yang tampak sekarang ini hanya bekas bangunan gedung model Eropa. Berdiri di hadapan puing-puing itu, kita bisa membayangkan betapa megah dan indahnya taman tersebut pada zaman dulu. Warga Beijing Han Ning mengatakan,"Saya lebih tertarik pada taman ini ketimbang Taman Yihe. Meski kini hanya tinggal puing-puingnya, namun pada saat kita menyaksikannya, kita dapat membayangkan betapa indah dan megahnya taman ini pada waktu itu. Semua pengunjung terkagum-kagum menyaksikan kemegahan dan keanggunan bangunan di sini, dan bisa merasakan keindahannya meski sudah musnah seperti keadaannya sekarang ini." Demikian kata Han Ning.
|