Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-04-24 13:07:57    
Kedua Tepi Selat Taiwan Bergandengan Tangan Menghadapi Gelombang Globalisasi Ekonomi

cri

Forum Ekonomi dan Perdagangan antara Kedua Tepi Selat Taiwan yang diadakan pada tanggal 15 April membahas pengaruh pertukaran ekonomi dan perdagangan antara kedua tepi Selat terhadap ekonomi di kedua tepi Selat, kerja sama pertanian, pelayaran dan penerbangan langsung, pariwisata dan moneter, dan akhirnya mencapai usul bersama mengenai peningkatan dan pemerdalaman pertukaran dan kerja sama ekonomi antara kedua tepi Selat. Para peserta menyatakan, menghadapi gelombang globalisasi ekonomi, kedua tepi Selat seharusnya secara menyeluruh memperdalam kerja sama yang saling menguntungkan dan mewujudkan kemakmuran bersama.

Globalisasi ekonomi dan pengintegrasian ekonomi regional merupakan dua kecenderungan besar perkembangan ekonomi dunia dewasa ini, juga telah mendatangkan peluang dan tantangan yang sangat besar bagi berbagai badan ekonomi besar di dunia. Dalam pidatonya di depan upacara pembukaan Forum Ekonomi dan Perdagangan Antara Kedua Tepi Selat Taiwan kali ini, Ketua Kehormatan Partai Guomindang Tiongkok, Lian Zhan menunjukkan, menghadapi situasi tersebut, kedua tepi Selat seharusnya saling mengisi untuk mencapai kemenangan bersama yang saling menguntungkan. Lian Zhan menerangkan pentingnya kerja sama antara kedua tepi Selat dengan contoh industri sirkuit terpadu.

Dikatakannya: "Daratan seharusnya berupaya menempati posisi teratas dari desain sirkuit terpadu sampai manufaktur. Sedang sistem seluruh industri tersebut di Taiwan telah cukup sempurna dan matang. Akan tetapi skala pasar di Taiwan sangat kecil, merek yang terinternasionalisasi masih tetap belum dibina. Oleh karena itu, apabila kemampuan produksi, pemasaran dan teknologi serta skala pasar industri sirkuit terpadu di kedua tepi Selat disatukan, akan tercipta peluang bisnis yang paling besar pada paro pertama abad ke-21."

Sejak tahun 60-an abad lalu, ekonomi Taiwan pernah tumbuh pesat dalam hampir 40 tahun dengan laju rata-rata 9% setiap tahun, dan pernah menempati urutan pertama diantara "4 naga kecil di Asia". Akan tetapi sejak naik panggung pada tahun 2000, Partai Progresif menempuh jalan "Kemerdekaan Taiwan" yang melanggar keinginan rakyat antara kedua tepi Selat, dan tidak berbuat apa dalam pengembangan ekonomi, sehingga mengakibatkan merosotnya ekonomi Taiwan yang tingkat pertumbuhannya menurun sampai 3% setiap tahun, tingkat pengangguran menanjak terus. Penasehat Akademi Ekonomi Tionghoa Taiwan, Ye Wan'an mengatakan bahwa dalam keadaan tersebut, Taiwan akan terjerumus ke pinggir jurang bahaya.

Dikatakannya: "Selama 6 tahun terakhir ini, pendapatan penduduk Taiwan berhenti bertambah, maka konsumsinya relatif konservatif, kebutuhan intern kurang, maka perlu bersandar pada kebutuhan ekstern. Tapi apa yang diandalkan oleh kebutuhan ekstern? Jawabannya yalah Taiwan harus sepenuhnya bersandar pada daratan. Maka, dengan latar belakang pengintegrasian ekonomi global dewasa ini, khususnya akan terbentuknya situasi 10 plus 1 yaitu Asean dengan Tiongkok dan 10 plus 3 yaitu Asean dengan Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan. Apabila Taiwan dikesampingkan, akan sangat bahaya jalan keluar Taiwan pada masa depan, oleh karena itu Taiwan harus bekerja sama dengan daratan."

Terdorong oleh daratan Tiongkok selama beberapa tahun terakhir ini, perdagangan antara kedua tepi Selat berkembang pesat. Pada tahun 2005, volume perdagangan luar negeri Taiwan mencatat 371 miliar dolar AS, di antaranya volume perdagangan dengan daratan mencapai 91,2 miliar dolar AS dengan menghasilkan surplus perdagangan sejumlah 58,1 miliar dolar AS. Akan tetapi akibat halangan dan gangguan politik yang dilakukan oleh pihak penguasa Taiwan, sirkulasi dana dan pengangkutan barang antara kedua tepi Selat hanya dapat dilakukan secara tak langsung, perusahaan daratan tidak diizinkan menanam modal di pulau Taiwan. Masalah-masalah tersebut tidak dapat diselesaikan sebaik-baiknya sejauh ini.

Berkenaan dengan itu, di depan forum ekonomi dan perdagangan tersebut, lebih dari 400 orang peserta sependapat bahwa kedua tepi Selat harus bersama-sama menjajaki mekanisme kerja sama ekonomi yang mantap, supaya menormalkan, menstandarkan dan menstabilkan hubungan ekonomi bilateral dan menghapuskan segala halangan dalam hubungan ekonomi dan perdagangan antara kedua tepi Selat.

Salah satu masalah yang sangat menonjol dalam kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua tepi Selat yalah tidak terwujudnya pelayaran dan penerbangan langsung, pertukaran barang dan personel harus transit di tempat ke-3. Penelitian sarjana Taiwan menunjukkan, apabila antara kedua tepi Selat terlaksana pelayaran dan penerbangan langsung, biaya yang dihemat setiap tahun akan mencapai sekurang-kurangnya sekitar 1 miliar dolar AS. Maka, usul bersama yang diajukan oleh forum tersebut mengusulkan bersama mengambil langkah-langkah sebagai pengaturan transisi sebelum terlaksananya pelayaran dan penerbangan langsung. Peneliti Institut Penelitian Taiwan Akademi Sosial dan Iptek Tiongkok Zhang Guanhua mengatakan, sebelum terlaksananya secara menyeluruh pelayaran dan penerbangan langsung antara kedua tepi Selat, boleh dilaksanakan lebih dahulu pelayaran dan penerbangan langsung antara sejumlah kota di kedua tepi Selat.

Dikatakannya: "Kedua tepi Selat boleh mewujudkan pelayaran dan penerbangan langsung antara pelabuhan dan daerah perdagangan bebas di bebepara pelabuhan dan bandara di Taiwan dengan daerah yang sama fungsinya dengan Taiwan di daratan; mendorong lebih lanjut pelayaran dan penerbangan langsung antar Beijing, Shanghai dan Guangzhou dengan Taibei, Taizhong dan Gaoxiong di Taiwan."

Dengan perkembangan selama lebih dari 20 tahun, struktur perusahaan bermodal Taiwan di daratan telah berubah dari industri padat karya menjadi industri padat modal dan teknolgi. Bersamaan dengan itu, struktur perusahaan di daratan Tiongkok sekarang ini juga sedang mengalami perubahan tersebut. Maka, peningkatan daya pembaruan mandiri dan pengembangan ekonomi tipe pembaruan merupakan peluang baru kerja sama antara kedua tepi Selat. Di depan upacara pembukaan forum tersebut, Ketua Komite Nasional Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat (MPPR) Tiongkok Jia Qinglin menunjukkan, dengan titik berat meningkatkan tingkat teknologi dan daya saing, mendorong perkembangan berkelanjutan dan sehat hubungan ekonomi dan perdagangan antara kedua tepi Selat.

Dikatakannya: "Pada masa depan, kedua tepi Selat seharusnya meningkatkan pertukaran dan kerja sama di sejumlah sektor penting, membentuk mekanisme dan platform penikmatan bersama sumber iptek untuk bersama-sama meningkatkan kemampuan baru pembaruan teknologi industri masing-masing. Harus berdasarkan prinsip timbal balik dan saling menguntungkan, meningkatkan pembagi-bagian pekerjaan dan kerja sama di sektor-sektor informasi elektronik, elektronik dan optik, biologi dan pertanian, mengoordinasikan penyebaran industri teknologi canggih antara kedua tepi Selat, mengoptimalkan pengaturan sumber daya, bersama-sama mendirikan standar teknologi yang mandiri, dan menciptakan merek internasional milik orang Tiongkok sendiri. "

Jia Qinglin menunjukkan, target utama ekonomi dalam rancangan pembangunan ekonomi dan sosial dalam 5 tahun ke depan yang disusun oleh Tiongkok belum lama berselang yalah: memelihara perkembangan ekonomi yang mantap dan relatif cepat, supaya GDP meningkat rata-rata 7,5% setiap tahun. Dinyatakannya, perkembangan ekonomi dan sosial di daratan mendatangkan bukan saja anugerah kepada penduduk daratan, tapi juga peluang bisnis yang sangat besar kepada penduduk Taiwan, sehingga pertukaran dan kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua tepi Selat ditingkatkan lebih lanjut.