Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-04-25 16:13:27    
"Pertanian Hemat Air" dan Upaya Penanggulangan Krisis Sumber Daya Air

cri
 Forum tentang penghematan air di bidang pertanian yang pertama baru-baru ini digelar di Provinsi Shandong, Tiongkok timur. Para ahli ke forum itu berpendapat, walaupun ruang penghematan air mempunyai potensi sangat besar baik di bidang industri, penghidupan kota dan lain sebagainya, tapi penghematan air di bidang pertanian merupakan jalur potensial yang benar-benar dapat mengatasi kontradiksi antara permintaan dan persediaan sumber daya air yang kini semakin serius di Tiongkok. Mereka berpendapat bahwa tugas mendesak sekarang ialah mempercepat pemerataan irigasi pertanian yang hemat air.

Wakil Direktur pengairan Pedesaan Kementerian Pengairan Negara, Li Yuanhua di depan forum itu mengatakan, Tiongkok adalah negara yang sangat kekurangan sumber daya air. Untuk tahun-tahun yang iklimnya normal, separo lebih kota di Tiongkok kekurangan air, dan kerugian langsung sebagai akibatnya tercatat ratusan miliar Yuan RMB. Bencana kekeringan setiap tahun mengakibatkan kerugian bahan makanan 40 miliar kilogram ke atas, bahkan 60 miliar kilogram ketika Tiongkok mengalami kekeringan serius pada tahun 2000. Sekarang sumber daya air tawan telah dengan sangat serius mengekang perkembangan ekonomi. Li Yuanhua mengatakan, penghematan air untuk penghidupan kota dan pedesaan dapat dilakukan, tapi potensinya sangat terbatas, dan agregat penggunaan air di kedua bidang itu hanya akan bertambah dan tidak mungkin berkurang. Maka titik berat penanggulangan krisis kekurangan sumber daya air harus ditempatkan pada penghematan air untuk irigasi pertanian.

Irigasi pertanian tiap tahun mengkonsumsi paling banyak air dalam pengembangan ekonomi nasional. Mengingat tingkat pemanfaatan airnya yang rendah, potensi penghematan air di bidang itu cukup besar. Data statistik yang disediakan para peserta ke forum menyatakan, selama 50 tahun sejakberdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949, konsumsi air di seluruh negeri bertambah pesat, dengan konsumsi airnya bertambah dari 103,1 milyar meter kubik pada tahun 1949 menjadi 554,8 milyar meter kubik pada tahun 2004, di antaranya konsumsi air untuk penghidupan menempati 11,7%, untuk industri 22,2%, untuk pelestarian ekosistem 1,5%, sedang untuk pertanian mencapai 64,6%. Dewasa ini tingkat pemanfaatan air dalam irigasi pertanian hanya sekitar 45%, dan terpaut cukup jauh jika dibanding dengan tingkat pemanfaatan negara-negara industri maju yang tercatat antara 70 dan 80 persen . Oleh karena itu, para ahli berpendapat bahwa memeratakan pertanian hemat air adalah kunci untuk meredakan semakin memburuknya keadaan antara persediaan dan permintaan akan sumber daya air.

Ahli-ahli ke forum penghematan air pertanian mengatakan, sebagai konsumen nomor satu sumber daya air dalam ekonomi nasional , pertanian dianggap berjalan lamban dalam penghematan air. Dari tingkat pemanfaatan air yang tercatat sekitar 30% pada tahun 1950-an sampai 45% sekarang ini , ternyata hanya ditingkatkan 15% dalam waktu 50 tahun, hal ini mengakibatkan kekurangan serius dan pemborosan sangat besar sumber daya air yang tak teratasi dalam jangka panjang.

Menurut keterangan ahli Kementerian Pengairan, antara akhir tahun 1950-an dan akhir 1970-an, pengelolaan irigasi di Tiongkok tidak dilakukan dengan cermat, efisiensinya rendah dan tingkat pemanfaatan air irigasi di seluruh negeri hanya sekitar 30%. Sejak pertengahan tahun 1980-an, Tiongkok mengemukakan arah perkembangan irigasi hemat air, dan sampai akhir repelita ke-8, areal irigasi efektif di seluruh Tiongkok mencapai sekitar 50 juta hektare, dengan tingkat pemanfaatan air di bidang irigasi mencapai 35 sampai 40%. Pada akhir repelita ke-9, tingkat pemanfaatan air ditingkatkan menjadi 40 sampai 43%.

Akademisi Shan Lun dari Akademi Rekayasa Tiongkok mengatakan, sejak beridirinya RRT, meskipun proporsi penggunaan air untuk pertanian terus menurun, tapi tetap berada di atas 60%. Menghadapi situasi yang semakin serius, pembangunan masyarakat hemat air, khususnya pengembangan pertanian hemat air adalah pilihan yang sudah harus diambil .