Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-04-26 15:45:03    
Gunung Lushan

cri

Berbicara tentang Gunung Lushan yang terletak di bagian tengah Sungai Yangtze, barangkali tidak asing bagi mereka yang gemar pemandangan alam di Tiongkok. Musim semi adalah musim yang bagus untuk bertamasya di Gunung Lushan, karena bunga persik dan azalea sedang bermekaran semarak menghias seluruh gunung, pengunjungpun sangat ramai. Dalam Ruangan Bertamasya di Tiongkok edisi ini akan kami perkenalkan obyek-obyek wisata di Gunung Lushan.

Gunung Lushan terletak di pinggiran Kota Jiujiang, Provinsi Jiangxi, di tepi Danao Poyang, danau air tawar terbesar di Tiongkok. Curah hujan di sini cukup banyak, udara nyaman. Di musim semi, beda temperatur di gunung cukup besar, dan sering diliputi awan dan kabut.

Awan yang indah menghias Gunung Lushan di musim semi, dan tempat yang terbaik untuk menyaksikan awan adalah jalur kembang di puncak gunung dan bukit Foyan. Pagi hari, awan dan kabut membubung perlahan-lahan menyelimuti seluruh Gunung Lushan. Dilihat dari bawah gunung, puncak gunung tampak samar-samar, kadang-kadang tertutup oleh awan, dan dilihat dari puncak gunung, tampak lautan awan. Kadang-kadang di atas gunung kabut tebal menutup pemandangan, sedang di bawah gunung hujan rintik-rintik; setelah kabut buyar, terhampar di depan mata pemandangan yang indah menawan.

Li Wenliang yang tinggal di Lushan sejak kecil mengatakan,"Kalau anda bertamasya ke Gunung Lushan antara bulan Maret dan April, sebaiknya tinggal di atas gunung. Begitu keluar dari rumah di pagi hari, tampak seluruh gunung diliputi awan dan kabut sehingga kita kadang bisa lupa di mana kita berada, terasa seolah melambung dan sangat nyaman."

Berhubung Gunung Lushan banyak awan dan kabut, maka teh yang dihasilkan gunung itu dinamakan teh yunwu atau teh awan kabut. Teh yunwu yang sangat bagus kualitasnya itu diekspor ke Jepang, Jerman, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Inggris. Awal bulan April adalah saat terbaik untuk memetik daun teh yunwu. Wisatawan yang berkunjung ke Lushan pada waktu itu kebanyakan membeli teh yunwu untuk oleh-oleh buat teman dan famili.

Gunung Lushan yang memiliki kondisi iklim yang khas sangat cocok bagi pertumbuhan berbagai tanaman. Setiap musim semi, bunga-bunga persik, azalea, pir dan lain-lain bermekaran memenuhi gunung dan menghamburkan bau wangi yang harum semerbak.

Taman Botani Lushan yang dibangun pada tahun 1934 adalah taman botani yang paling tua di Tiongkok. Dalam taman itu terdapat daerah pepohonan, daerah kamar kaca, daerah tumbuhan rawa-rawa, taman teh yunwu dan kebun tanaman obat. Menurut statistik, dalam taman botani itu terdapat lebih 3.400 jenis tumbuhan, dan telah menjalin hubungan pertukaran bibit tanaman dengan lebih 60 negara. Periset Muda Taman Botani Lushan, Xu Xiangmei mengatakan, Taman Botani Lushan adalah dunia tumbuhan jenis cemara dan azalea. Dikatakannya,"Ciri khas taman kami adalah tumbuhan jenis cemara dan azalea. Dulu pada masa awal pembangunan taman ini telah diintroduksi banyak tanaman jenis cemara dan azalea. Kini, pohon-pohon jenis itu yang tinggi besar sangat banyak jumlahnya, dan sangat banyak jenis ragamnya terutama berasal dari luar negeri."

Bangunan-bangunan vila yang tampak timbul tenggelam di balik awan dan kabut serta kerimbunan pepohonan adalah ciri khas lain Gunung Lushan. Sejak vila musim panas pertama yang dibangun pendeta Inggris pada tahun 1885, kini di Gunung Lushan terdapat lebih 1.000 vila bergaya bangunan 18 negara. Di sini terdapat bangunan tiruan model Brasil, terdapat pula bangunan-bangunan gaya renaisain Italia, selain terdapat atap rumah landai yang sering dijumpai di Eropa Utara, juga ada atap rumah landai gaya Eropa Selatan. Sejumlah vila dibangun di puncak gunung yang rimbun, tapi ada pula yang terletak di pinggir sungai atau di kaki bukit terjal. Vila-vila itu sangat menarik perhatian berlindung di balik hijau rimbun musim semi.

Wisatawan dari Beijing, Tang Dongdong sangat tertarik pada vila-vila itu. Ia mengatakan,"Vila-vila di Lushan indah dan representatif. Setiap kali datang, saya pasti khusus mengunjungi vila-vila di sini, selain menyaksikan keindahan bangunannya, juga ingin mengetahui cerita-cerita sejarah yang tersimpan dalam bangunan-bangunan itu."

Saudara pendengar, setelah mengunjungi vila, marilah kita menyaksikan sejumlah patilasan sejarah, antara lain Jalan Kembang yang terkenal yakni patilasan Kuil Dalin yang terkenal dalam sejarah. Konon penyair Tiongkok zaman kuno, Bai Juyi ketika mendaki Gunung Lushan, bunga-bunga di kaki gunung sudah layu dan gugur, tapi bunga persik di sini sedang mekar semarak. Pemandangan ini menggugah ilhamnya dan ia pun menuliskan bait-bait yang berbunyi antara lain "Kesuma di dunia bulan empat sudah lenyap, namun bunga persik di kuil gunung baru mulai mekar semarak." Kuil Donglin yang dibangun lebih 1700 tahun lalu sangat megah dan besar, merupakan salah satu kuil yang paling tua di Gunung Lushan. Pustaka Goa Bailu konon adalah tempat penyair terkenal zaman kuno lainnya bernama Li Bo membaca buku. Lingkungan di sini sangat sunyi dengan pepohonan yang sangat rimbun. Di dalam halaman pustaka itu terdapat ratusan batu prasasti peninggalan berbagai dinasti dalam sejarah. Pustaka Goa Bailu adalah salah satu dari 4 pustaka paling tua di Tiongkok.