Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-05-05 16:28:44    
Putri Wencheng

cri

Tibet, yang dijuluki sebagai atap dunia, terletak di bagian barat daya Tiongkok. Di Lhasa, ibu kota Daerah Otonom Tibet, beridiri Istana Potala dan Vihara Johkang, di mana disemayamkan patung Raja Tibet Songtsan Gambo bersama patung Putri Wencheng, salah seorang putri Kaisar Taizong Dinasti Tang. Selama 1300 tahun cerita-cerita tentang Putri Wencheng tersiar luas di Tiongkok.

Etnis Tibet sejak dahulu kala bermukim di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet Tiongkok Barat Daya dan menjalani kehidupan pertanian dan nomadis. Pada awal abad ke-7, pemimpin terkemuka etnis Tibet Songtsan Gambo naik takhta menjadi Raja Tibet setelah menyatukan berbagai marga di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet dan kemudian membentuk pemerintahan yang kuat di bawah sistem perbudakan dengan Lhasa sebagai ibu kotanya. Pada waktu itu, daerah-daerah lainnya di Tiongkok berada di bawah kekuasaan Dinasti Tang dengan Taizong sebagai kaisarnya. Dinasti Tang berkuasa dari tahun 618 sampai 907 Masehi. Raja Songtsan Gambo mengagumi kebudayaan Dinasti Tang. Pada tahun 634, Raja Tibet tersebut mengirim misi persahabatan pertama ke Chang'an, ibu kota Dinasti Tang. Tak lama kemudian, duta-duta dari Dinasti Tang juga mulai berkunjung ke Tibet. Dengan demikian mulailah perkembangan hubungan persahabatan antara etnis Han dan etnis Tibet.

Pada tahun 640, Raja Songtsan Gambo mengirim Perdana Menterinya dengan membawa 5000 tahil emas dan ratusan buah mutiara dan permata ke kota Chang'an untuk menghadap Kaisar Taizong dan melamar putrinya. Konon sebelum memperkenankan Raja Tibet memperisteri Putri Wencheng, Kaisar Taizong pernah menghadapkan Perdana Menteri Tibet tadi kepada 5 kali ujian. Salah satu ujian di antaranya adalah apakah Perdana Menteri Tibet itu bisa menetapkan pertalian darah antara 100 ekor kuda yang dikumpulkan dalam satu kandang. Perdana Menteri Tibet yang kaya dengan pengetahuan tentang peternakan memisah anak kuda itu dari kuda betina dan untuk sementara tidak disusui. Sehari kemudian, ia mengumpulkan kembali kuda betina dan anak kuda itu. Seratus ekor kuda itu segera mencari induknya masing-masing. Demikianlah Perdana Menteri Tibet itu berturut-turut telah lulus dari 5 kali ujian yang diadakan oleh Kaisar Taizong. Dengan demikian, Kaisar Taizong dengan gembira menyetujui Raja Songtsan Gambo mempersunting putrinya, Putri Wencheng.

Pada tahun 641, Putri Wencheng diantar ke Tibet dengan pengawalan ketat, dan Raja Songtsan Gambo menyambutnya di tengah jalan. Upacara pernikahan diadakan serba meriah di Lhasa. Dengan demikain mulailah lembaran baru persahabatan etnis Han dan etnis Tibet. Selama 40 tahun di Tibet, Putri Wencheng telah memberikan sumbangan yang positif untuk pengembangan ekonomi dan kebudayaan etnis Tibet dan entis Han. Putri Wencheng gemar membaca dan pandai sekali. Putri Wencheng menganut agama Budha. Maka Raja Songtsan Gambo yang adalah suaminya menganjurkan penyebaran agama Budha di Tibet serta membangun Vihara Johkang di kota Lhasa.

Pada waktu Putri Wencheng berangkat ke Tibet, ia membawa banyak buku kedokteran dan teknik produksi serta bibit sayuran dan padi di samping barang-barang kerajinan tangan. Putri Wencheng dengan aktif membantu Raja Songtsan Gambo mengembangkan pertanian Tibet yang pada waktu itu masih terbelakang. Setelah masuknya teknik pertanian etnis Han ke Tibet, pertanian Tibet mengalami perkembangan pesat dengan disertai bertambah banyak luasnya tanah garapan, sehingga hasil pertaniannya banyak meningkat. Sebelumnya di Tibet tidak ada penanggalan dan penduduk setempat hanya tahu bahwa matangnya tanaman gandum adalah awal dari satu tahun yang baru. Karena itu, Putri Wencheng memperkenalkan pula kepada etnis Tibet penghitungan tahun dengan penanggalan.

Teknik penggilingan dengan tenaga air yang dibawa oleh Putri Wencheng ke Tibet sangat disukai oleh rakyat setempat dan sejak itulah etnis Tibet mulai menguasai teknik pemanfaatan tenaga air. Para abdi yang mendamping Putri Wencheng ke Tibet mengajari kaum wanita etnis Tibet menguasai teknik tenun dan sulam. Selain itu, Raja Songtsan Gambo mengirim pula warganya ke wilayah Dinasti Tang untuk belajar berbagai teknik yang lebih maju.

Para cendekiawan dari Dinasti Tang juga diundang untuk menangani administrasi pemerintahan. Dinasti Tang mengirim juga ke Tibet peternak ulat sutera dan tukang-tukang pembuat arak, alat penggilingan, kertas dan tinta bak. Semuanya ini telah memainkan peranan sebagai pendorong perkembangan berbagai usaha di Tibet.

Sumbangan Putri Wencheng dalam mengembangkan ekonomi dan kebudayaan etnis Tibet dipuji secara luas dan cerita-cerita tentang Putri Wencheng sampai sekarang masih tersebar di mana-mana dalam bentuk drama, opera daerah, lukisan dinding, dongeng dan pantun rakyat.

Pokoknya, setelah Putri Wencheng dipersunting oleh Raja Tibet, hubungan antara Dinasti Tang dan Tibet semakin erat dan persahabatan antara etnis Han dan etnis Tibet juga semakin meningkat.