Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-05-07 14:57:22    
Persatuan Bulutangkis Tiongkok Dukung Reformasi IBF

cri

Kongres tahunan Federasi Bulutangkis Internasional (IBF) kemarin berlangsung di Tokyo. Setelah diluluskan melalui pemungutan suara segenap anggota IBF diputuskan untuk membatalkan sistem perhitungan nilai 15 poin yang sudah digunakan selama puluhan tahun, dan secara resmi menggunakan sistem perhitungan nilai 21 poin, dengan interval dua poin hingga 29, jika pada poin 29 masih terjadi kedudukan sama, maka pemain yang terlebih dulu mencapai poin 30 dinyatakan sebagai pemenang. Sistem perhitungan nilai yang baru itu juga tidak mengenal service-over. Setiap kesalahan menghasilkan angka, yaitu sistem reli. Sementara itu, untuk nomor ganda, hanya diberlakukan satu kali pukulan servis, bukan dua kali seperti biasanya. Mengingat pertandingan kualifikasi untuk nomor bulutangkis Olimpiade Beijing akan dimulai Mei tahun depan, maka keputusan IBF itu berarti sistem perhitungan nilai baru akan resmi diberlakukan untuk nomor bulutangkis Olimpiade Beijing tahun 2008. Penanggung jawab Persatuan Bulutangkis Tiongkok menyatakan dukungan kepada reformasi yang dilakukan IBF tersebut, tapi cara reformasinya masih perlu dirembukkan.

Olahraga bulutangkis yang sudah bersejarah seratus tahun bergabung dalam keluarga Olimpiade 14 tahun lalu, dan sejak itu telah menunjukkan momentum pekembangan yang belum pernah ada sebelumnya. Tetapi masalah-masalah seperti masih sedikitnya jumlah negara dan daerah peserta pertandingan dan terlalu panjangnya waktu pertandingan dalam waktu panjang sejak dulu menghambat perkembangan olahraga itu secara berkelanjutan, sehingga bulutangkis terancam dikeluarkan dari keluarga Olimpiade.

Untuk lebih banyak negara dan daerah mengembangkan olahraga bulutangkis, mempersingkat waktu pertandingan, menarik lebih banyak penonton, membuka pasar dan menguntungkan siaran langsung televsi, IBF akhir tahun lalu memutuskan mulai Februari tahun ini melakukan ujicoba sistem perhitungan nilai 21 poin tanpa mengenal service-over, yaitu setiap kemenangan menghasilkan poin, dengan waktu ujicoba tiga bulan. Selama tiga bulan sistem 21 poin diberlakukan, telah menunjukkan ciri-ciri kebetulan serta menekan yang kuat dan membantu yang lemah dalam pertandingan Piala Thomas dan Piala Uber, meski sistem baru itu masih belum dikuasai sepenuhnya oleh setiap tim. Tersisihnya "muka lama" Korea Selatan dari semi final Piala Uber kali ini adalah salah satu contohnya. Sebagai penggantinya, muncullah dua semifinalis baru, yaitu Jerman dan Taipei Tiongkok. Tim Belanda bahkan melangkah maju ke final, suatu rekor yang tak pernah dicetaknya dalam sejarah.

Sekretaris Pusat Administrasi Olahraga Tenis Meja dan Bulutangkis di bawah Biro Administrasi Olahraga Nasional Tiongkok, Liu Fengyan menghadiri kongres tersebut. Dalam wawancaranya dengan wartawan setelah sidang, ia mengatakan: "Persatuan Bulutangkis Tiongkok mendukung reformasi yang dilakukan IBF karena ini adalah arah perkembangan situasi. Namun IBF perlu mengadakan perbaikan dalam cara feformasi karena kurang serius dalam beberapa masalah konkret."

Dengan mengambil contoh sistem perhitungan nilai 21 poin yang dilakukan dalam ujicoba, Liu Fengyan mengatakan, sebelum ujicoba itu dilakukan, IBF tidak melakukan penyelidikan dan penelitian atau minta pendapat para anggota IBF, khususnya anggota-anggota kuat bulutangkis. Pemberlakuannya terlalu gegabah dan waktu percobaan hanya tiga bulan.

Liu Fengyan menyatakan, kongres IBF kali ini meluluskan keputusan untuk memberlakukan sistem nilai 21 poin dengan cara angkat tangan, sehingga pendapat kontra sulit diajukan. Akan tetapi Liu Fengyan juga mencatat bahwa hampir 2/3 dari seratus lebih peserta kongres menyatakan setuju dengan mengangangkat tangan terhadap sistem perhitungan nilai baru, dan tidak satu pun yang menyatakan menentang ketika ditanyakan apakah ada suara kontra. Berdasarkan itu IBF menyatakan sistem perhitungan nilai 21 poin diluluskan secara bulat.

Liu Fengyan menunjukkan, Persatuan Bulutangkis Tiongkok tidak puas sepenuhnya atas sistem perhitungan nilai baru tersebut. Sikapnya sama dengan Li Yongbo, pelatih kepala tim nasional Tiongkok, yakni untuk dua set pertama hendaknya tetap dilaksanakan sistem perhitungan nilai 15 poin dengan service-over, dan untuk set ketiga baru diberlakukan sistem baru tanpa service-over, yakni kombinasi antara sistem perhitungan nilai lama dengan yang baru.

Keputusan IBF itu berarti bahwa sistem perhitungan nilai baru akan dibelakukan dalam pertandingan bulutangkis Olimpiade Beijing dua tahun mendatang.