Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-05-08 14:29:05    
Pertarungan AS dan Iran dalam Masalah Iran Semakin Sengit

cri

160 dari 290 anggota parlemen Iran dalam sebuah suratnya kepada Sekjen PBB, Kofi Annan kemarin menyatakan, kalau Amerika Serikat terus menekan Iran dalam masalah pengayaan uranium, maka Iran akan terpaksa keluar dari Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir beserta protokol tambahannya. Sementara itu, pihak Amerika menyatakan, biarpun tanpa dukungan Tiongkok dan Rusia, Amerika juga akan menyerahkan rancangan resolusi tentang masalah nuklir Iran kepada Dewan Keamanan PBB untuk diadakan pemungutan suara. Berbagai gejala menunjukkan bahwa pertarungan antara Amerika dan Iran dalam masalah nuklir semakin meruncing.

Sementara parlemen Iran mengancam bahwa Iran akan keluar dari Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran kemarin mengaskan kembali bahwa interfensi Dewan Keamanan PBB akan mengarahkan jalan kerja sama pada konfrontasi, dan tindakan apa pun yang diambil oleh Dewan Keamanan terhadap Iran akan membawa dampak negatif terhadap kerja sama antara Iran dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam wawancaranya dengan media Jerman kemarin menyatakan, Iran akan menolak segala resolusi Dewan Keamanan yang merugikan hak nuklir Iran yang sah.

Inggris dan Perancis Rabu lalu membagi-bagikan rancangan resolusi tentang masalah nuklir Iran kepada Dewan Keamanan. Rancangan resolusi itu berpendapat, penolakan Iran untuk melaksanakan pernyataan ketua yang diluluskan Dewan Keamanan PBB tanggal 29 Maret lalu telah mengancam perdamaian dan keamanan dunia. Rancangan resolusi mendesak Dewan Keamanan menuntut Iran segera menghentikan segala kegiatan yang berkaitan dengan pengayaan uranium berdasarkan bab ke-7 Piagam PBB, kalau tidak Dewan Keamanan akan mempertimbangkan pelaksanaan sanksi ekonomi atau tindakan paksaan lain terhadap Iran. Sampai Sabtu lalu, lima anggota tetap Dewan Keamanan masih belum mencapai kesepakatan mengenai rancangan resolusi tersebut.

Duta Besar Amerika untuk PBB, Bolton Sabtu lalu menyatakan, Amerika dan Eropa tidak bersedia mengadakan konsultasi dalam waktu tak terbatas di dalam Dewan Keamanan. Dalam keadaan tidak mungkin dicapai kesepakatan, Amerika dan Eropa akan menuntut dilakukannya pemungutan suara atas rancangan resolusi tersebut pekan depan. Sementara itu, kelompok tempur kapal induk Enterprise Amerika sudah diberangkatkan ke perairan Teluk Persia sejak awal Mei lalu. Analis berpendapat, ini merupakan peringatan paling serius yang dikeluarkan Amerika terhadap Iran sejauh ini, maka telah menarik perhatian luas opini internasional.

Surat kabar Eropa berpendapat, ancaman Iran untuk keluar dari Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir meski mengandung arti gertakan, tapi tidak sepenuhnya demikian. Iran sudah mengaitkan program nuklirnya dengan kedaulatan negara dan kehormatan bangsa. Selain itu, Iran berpendapat bahwa tujuan akhir Amerika sekali-kali tidak terbatas hanya pada pencekikan program nuklir Iran, tapi lebih dari itu untuk menggulingkan pemerintahan Iran sekarang ini. Maka arti pembelaan hak pemanfaatan tenaga nuklir untuk tujuan damai oleh Iran sudah jauh melampaui kategori pemeliharaan persamaan hak negara-negara penandatangan Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir. Amerika selalu menjadikan pencegahan proliferasi nuklir sebagai faktor kunci untuk menjaga posisi dominannya di dunia internasional. Sistem nonproliferasi nuklir internasional akan sangat dirugikan kalau Iran keluar dari Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir. Iran dapat pula menggunakan tekonologi nuklir yang telah dikuasainya untuk melakukan "penyebarluasan", sehingga keamanan Barat kemungkinan akan sangat terancam. Selain itu, tidak tertutup pula kemungkinan masalah nuklir Iran akan lepas dari kendali. Kesemua itu mau tak mau harus dipertimbangkan oleh Amerika Serikat.

Rusia dan Tiongkok sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB berpendapat, cara terbaik untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran adalah pendekatan diplomatik. Rusia ingin melakukan perbaikan atas rancangan resolusi Dewan Keamanan yang dijaukan Inggris dan Perancis. Menteri luar negeri lima anggota tetap Dewan Keamanan dan Menteri Luar Negeri Jerman dikabarkan akan mengadakan sidang tentang masalah nuklir Iran di New York hari ini untuk menyelaraskan pendirian. Analis berpendapat, hasil musyawarah antara berbagai pihak barangkali sulit memuaskan Amerika Serikat.