Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-05-25 11:25:08    
Pertemuan Masalah Nuklir Iran Digelar di London

cri

Para pejabat senior dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB antara lain AS, Inggris, Prancis, Rusia dan Tiongkok serta Jerman kemarin mengadakan pertemuan tertutup di London untuk membahas konsep baru yang dikemukakan Inggeris, Prancis dan Jerman. Konsep baru itu mendesak Iran untuk menghentikan program nuklirnya. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris seusai pertemuan mengatakan, pertemuan mencapai kemajuan yang " menggembirakan ", berkonstruktif dan bernilai. Pertemuan mengusulkan menteri luar negeri ke-enam negara itu selekasnya mengadakan pertemuan dan secara definitif mengambil keputusan mengenai masalah nuklir Iran.

Juru bicara tadi menolak mengungkapkan isi kongkret pertemuan tersebut. Ia hanya mengatakan, pertemuan menunjukkan perhatian bersama masyarakat internasional terhadap program nuklir Iran. Tapi, menurut sejumlah diplomat, paket konsep penyelesaian masalah nuklir Iran yang dikemuakakan Inggeris, Prancis dan Jerman yang mewakili Uni Eropa ( UE ) merupakan topik pembicaraan utama pertemuan kali ini. Berdasarkan konsep baru yang dianggap sebagai " wortel tambah pentung " itu, kalau Iran memulihkan perundingan masalah nuklir, menghentikan pengayaan uranium dan tidak menolak lagi pengecekan Badan Tenaga Atom Internasional ( IAEA ), berbagai negara akan setuju menghentikan pembahasan tentang masalah nuklir Iran di Dewan Keamanan. Selain itu, UE juga akan membantu Iran membangun reaktor air ringan yang baru, sementara menjamin menyediakan bahan bakar nuklir kepada Iran dalam waktu lima tahun. Konsep juga menghimbau Iran mengadakan pengayaan uranium di dalam wilayah Rusia supaya negara lainnya tidak mencurigai Iran mengembangkan senjata nuklir.

Akan tetapi, konsep juga menegaskan langkah sanksi. Konsep menunjukkan, kalau Iran bersikeras tidak membatalkan kegiatan nuklirnya, Dewan Keamanan akan mengenakan sanksi ekonomi terhadap Iran berdasarkan fasal ke-41 bab ke-7 Piagam PBB. Akan tetapi, yang berbeda dengan konsep sebelumnya, konsep baru tidak menyinggung fasal ke-42 Piagam PBB, yaitu mungkin akan mengambil pukulan militer terhadap Iran. Ini berarti, konsep baru telah mengesampingkan kemungkinan pukulan militer terhadap Iran. Analis berpendapat, dengan adanya perselisihan besar antar pendirian berbagai anggota Dewan Keamanan, konsep baru UE tidak menerapkan fasal penggunaan pukulan militer, ini adalah hasil upaya Rusia, Tiongkok dan negara-negara lain yang menganjurkan penyelesaian masalah nuklir Iran dengan cara perundingan. Aanlis berpendapat, penyesuaian kembali konsep baru UE ternyata untuk mengatasi perselisihan antara berbagai pihak dalam rangka mengupayakan dukungan Rusia dan Tiongkok terhadap konsep baru itu.

Pihak Iran kini sudah menuntut mengadakan dialog langsung dengan AS. Iran sadar bahwa walau UE selalu dominan dalam perundingan dengan Iran, tapi yang menentukan masalah nuklir Iran bukan UE, bukan IAEA, melainkan AS. Akan tetapi, AS tidak bersedia mengadakan perundingan langsung dengan Iran mengenai masalah nuklir. Walaupun AS sekarang terus menyatakan mendukung UE untuk menghidupkan kembali upaya diplomatik, tapi sebenarnya tidak percaya bahwa perundingan akan mendesak Iran membatalkan program nuklirnya. AS tetap percaya pada langkah keras termasuk sanksi ekonomi dan pukulan militer. Sekretaris Pers Gedung Putih AS Tony Snow kemarin mengatakan kepada media, AS tidak akan mengadakan perundingan dan dialog langsung dengan Iran kecuali Iran menghentikan program pengayaan uranium untuk sementara, Snow mengatakan bahwa Iran harus membuktikan dirinya belum meningkatkan lebih lanjut kemampuan pembuatan senjata nuklir, ini adalah prasyarat perundingan. Menurut diplomat di Wina, pihak Iran sudah dengan tegas menyatakan bahwa perundingan dengan AS seharusnya diadakan sebagai dialog " tanpa prasyarat apapun dan sama derajat ". Jadi sudah jelas bahwa perselisihan antara kedua pihak tetap sangat besar.