Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-05-26 18:37:04    
Su Shi, Sastrawan Kuno Tiongkok

cri

Su Shi adalah seorang pujangga besar yang dilahirkan di Meishan, Provinsi Sichuan, Tiongkok Barat Daya pada Dinasti Song abad ke-11. Ayahnya adalah seorang sastrawan yang terkenal. Dengan latar belakang itulah, Su Shi sejak masa anak-anak sudah sangat berambisi. Setelah meniti kariernya sebagai pejabat, Su Shi bertekad berjuang untuk mengadakan reformasi politik dan mewujudkan ketenteraman kehidupan rakyat di Tiongkok.

Dengan berperangai terus terang dan gagah berani, Su Shi selalu secara langsung mengkritik kebobrokan politik pemerintahan masa hidupnya, sehingga ia akhirnya pun menjadi korban pertarungan politik istana. Sepanjang separo umur hidupnya, ia selalu hidup dalam kesengsaraan politik yang bertumpang tindih. Sejak usia 43 tahun, Su Shi beberapa kali disingkirkan ke tempat nan jauh, yang syaratnya sangat buruk. Akan tetapi, dalam perjuangan sepanjang hidupnya, Su Shi memahami dengan sungguh-sungguh ajaran yang tercantum dalam tiga aliran filsafat utama pada zaman kuno Tiongkok, yaitu pikiran Konghucuisme, agama Buddha dan agama Dao. Dengan pikiran agama Buddha dan agama Dao, Su Shi mengadakan pengamatan terhadap masalah, dan melepaskan diri dari kepahitan yang dialaminya; sementara itu, pikiran Konghucuisme memperkokoh tekadnya untuk terus mengejar ide dan segala hal yang indah. Dengan demikian, Su Shi di samping berhasil memelihara kehormatan dirinya sebagai apa adanya, juga tahan menghadapi pukulan ekstern yang kejam.

Su Shi bukan orang yang "dilihat pulut ditanak berderai". Selain berperangai gagah berani dan terus terang, ia juga berwatak bebas dan wajar. Jiwa sehat Su Shi itu menyebabkan sastrawan pada masa akhir masyarakat feodal sangat kagum dan iri hati, dan gaya Su Shi beredar di Tiongkok selama 800 tahun.

Su Shi adalah sesepuh sastrawan yang sangat cakap baik di bidang sajak, maupun esai. Isi sajaknya sangat luas dan gayanya pun bermacam-macam, penuh imajinasi yang luar biasa dengan bahasanya yang hidup sekali. Sajak Su Shi membentuk gaya dirinya sendiri, dan mengarahkan isinya sampai ke masyarakat dan hidup manusia yang lebih luas. Kecakapannya dalam menulis esai bertaraf tinggi. Di antara delapan sastrawan yang paling terkenal pada zaman kuno Tiongkok, Su Shi berprestasi terbesar di bidang kesusastraan. Walaupun perlakuan yang diterima Su Shi pada waktu itu tidak baik, namun sarjana di seluruh negeri beramai-ramai mencontoh artikelnya.

Prosa karya Su Shi yang paling terkenal adalah prosa tentang pemandangan. Chibifu pertama dan kedua adalah dua karya prosa representatif Su Shi. Chibifu pertama melukiskan pemandangan pada musim rontok, di mana bulan terang, angin bertiup sepoi-sepoi sehingga udara dan sungai tampak bersih sekali. Sedangkan Chibifu kedua melukiskan pemandangan pada musim dingin, di mana terbentang gambar air tercurah dari gunung tinggi dengan bermandi sinar bulan. Kedua prosa itu berhasil menghadirkan suasana sajak dan lukisan tradisional, dan dipuji sebagai karya sastra teladan masa Dinasti Song.