Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-05-30 11:22:45    
Cocok Tanam Protektif, Arah Perkembangan Teknologi Cocok Tanam Pertanian Modern

cri

Cocok tanam protektif adalah teknologi canggih cocok tanam pertanian penggarapan tanah yang tidak atau sedapat mungkin mengurangi pelukuan tanah, menutup permukaan tanah dengan batang-batangan atau akar-akaran tumbuhan untuk mengurangi erosi tanah akibat angin dan air, serta untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kemampuannya menahan kekeringan. Teknologi tersebut kini terutama diterapkan untuk produksi tanaman pertanian di daerah-daerah kering dan semi kering. Menurut para ahli, revolusi sistem cocok tanam itu bermula dari Amerika Serikat. Pengembangan besar-besaran kawasan bagian barat Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 membuka sejumlah besar padang rumput kering dan semi kering menjadi ladang pertanian. Meski telah diperoleh hasil produksi pangan yang cukup baik selama puluhan tahun, namun tanah mengalami degradasi akibat rusaknya vegetasi dan pelukuan tanah secara besar-besaran. Pada tahun 1930-an, lahan pertanian terbuka yang kering, kurus dan gembur tanahnya sulit menahan serangan angin kencang sehingga berpuluh-puluh ribu ton tanah permukaan beterbangan ditiup angin, menutupi langit dan menjadi badai debu pasir dahsyat yang disebut "badai hitam".

"Badai hitam" telah mendorong orang merenungkan kembali cara bercocok tanam tradisional dan melakukan penjajakan terhadap cara baru konservasi tanah dan air. Melalui penelitian selama bertahun-tahun, ilmuwan Amerika memastikan bahwa pelukuan tanah telah merusak struktur tanah dan vegetasi permukaan tanah sehingga tanah tidak mampu menahan udara kering dan angin kencang. Maka, berangsur-angsur terbentuk cara bercocok tanam protektif yang berintikan penutupan tanah dengan batang-batangan dan akar-akaran tanaman serta bebas pelukuan tanah, dan berkembang menjadi sistem cocok tanam aliran utama di Amerika Serikat.

Cara cocok tanam itu kemudian diterapkan di lebih 70 negara sejak tahun 1980-an. Menurut statistik FAO, cara cocok tanam protektif itu kini telah diterapkan di tanah seluas 170 juta hektar di seluruh dunia, menempati 11 persen luas tanah garapan dunia, terutama digunakan untuk penanaman belasan macam tanaman pertanian seperti gandum, jelai, jagung, alvalva, kacang-kacangan, sawi kembang, kapas dan palawija, sejumlah negara menerapkannya untuk tanaman industri seperti sayuran dan lain-lain.

FAO dalam laporannya menyebutkan bahwa cocok tanam protektif adalah suatu revolusi cocok tanam yang baru, merupakan cara bercocok tanam yang menguntungkan produksi pertanian dan pelestarian lingkungan sekaligus. Dalam waktu 10 sampai 20 tahun ke depan, cara bercocok tanam ini akan memberikan dorongan yang lebih positif bagi perkembangan pertanian yang berkelanjutan.

Direktur Pengelolaan Mekanisme Pertanian dari Kementerian Pertanian Tiongkok, Wang Zhicai mengatakan, perkembangan cocok tanam protektif di luar negeri dewasa ini menunjukkan kecenderungan di empat bidang: pertama, berbagai negeri sedang aktif menjajaki perluasan wilayah terapan dan jenis tanaman cara bercocok tanam tersebut. Kedua, luas tanah yang menerapkan bebas pelukuan terus bertambah dari tahun ke tahun, dan pengurangan pelukuan tanah semakin cepat beralih ke bebas pelukuan. Ketiga, memperhatikan penelitian teknologi pembasmian rumput dengan cara bukan kimia. Keempat, pengembangan dan produksi mesin dan alat penggarapan tanah protektif berkembang ke arah profesional, kompleksitas, industrialis, besar-besaran dan semakin pintar.