Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-05-31 13:45:18    
Xining

cri

Dataran Tinggi Qinghai-Tibet adalah dataran tinggi yang letaknya paling tinggi di atas permukaan laut. Banyak ahli geografi dan penjelajah mensejajarkannya dengan Kutub Selatan dan Kutub Utara sebagai "kutup bumi yang ketiga". Dalam Ruangan Bertamasya di Tiongkok edisi ini akan kami perkenalkan Xining, sebuah kota dataran tinggi di kutup ketiga itu.

Xining konon adalah kampung halaman bunga tulip, bunga lambang Belanda. Banyak wisatawan mengira, tumbuhan, khususnya bunga pasti tidak mudah tumbuh di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet yang letaknya begitu tinggi, kekurangan air dan oksigen tipis. Padahal, menurut Wali Kota Xining, Luo Yulin, kondisi geografi dan iklim yang khas di Xining cocok sekali bagi pertumbuhan kembang tulip. Dikatakannya,"Iklim dataran tinggi di sini dingin dan sejuk, perbedaan temperatur cukup besar, penyinaran ultraviolet sinar matahari sangat kuat, maka berbagai macam bunga, khususnya tulip tumbuh dengan warna sangat cerah."

Kini, tulip telah menjadi sebuah pemandangan indah di kota Xining. Sejak tahun 2002, Festival Tulip diselenggarakan setiap bulan Mei di kota ini. Selama festival itu berlangsung, di mana-mana di lapangan dan jalan-jalan utama Kota Xining dihias indah dengan bunga tulip dalam berbagai variasi. Kalau wisatawan berkunjung ke Xining pada bulan Mei, mereka akan dapat menyaksikan lebih 4 juta bunga tulip dataran tinggi dari berbagai jenis.

Tapi kalau saudara tidak sempat menyaksikan musim tulip pada bulan Mei, sebaiknya datang pada musim panas. Setiap bulan Juli dan Agustus, kebanyakan kota-kota di Tiongkok dipanggang oleh terik matahari, namun udara di Xining justru sejuk nyaman. Ini disebabkan karea kota ini terletak di dalam tanah lekuk, seolah topografi sekitar merupakan mesin pengatur udara. Temparatur paling panas tidak lebih dari 20 derajat Celsius. Maka, Xining disebut sebagai kota sejuk di musim panas. Wakil Direktur Biro Pariwisata Nasional Tiongkok, Wang Jun mengatakan,"Banyak wisatawan mancanegara berkunjung ke Xining pada musim panas untuk menyaksikan pemandangan yang indah dan menikmati udara yang sejuk. Kata mereka, di seluruh negeri bahkan di dunia sulit dicari tempat peristirahatan musim panas yang begitu nyaman seperti Xining."

Selain menikmati sejuknya udara, anda akan kami ajak mengunjungi Kuil Taer, sebuah tempat suci agama Buddha yang bersejarah lebih 400 tahun di pinggiran kota Xining.

Kuil Taer terletak 25 km sebelah barat daya kota Xining, merupakan pusat agama Buddha di daerah Tiongkok barat laut. Kuil yang mengambil tempat 40 hektar itu memiliki lebih 4.500 balairung yang membentuk kelompok bangunan bergaya seni Han dan Tibet yang utuh. Yang paling cemerlang dalam kuil itu adalah lukisan dinding, sulaman dan kembang keju.

Berbicara tentang lukisan dinding, pasti kita akan teringat akan karya lukisan dinding yang terkenal di Goa Batu Mogao Dunhuang karena lukisan dinding di sana masih tetap berwarna cerah meski sudah berumur ribuan tahun, belum lagi teknik lukisnya yang sangat tinggi dan bentuk-bentuk figur manusianya yang sangat hidup. Sedang lukisan dinding di Kuil Taer tidak kalah dibanding dengan Goa Batu Mogao, baik teknik lukisnya maupun warnanya. Sulaman di kuil Taer dinamakan "duixiu" adalah karya sulaman para biksu di kuil tersebut. 18 karya sulaman "duixiu" yang disimpan di kuil itu sangat hidup figur-figur manusianya. Mata dan gigi mereka terbuat dari mutiara hitam dan gading putih, maka amatlah berharga.

Kembang keju dibuat oleh para biksu Kuil Taer setiap musim dingin dengan menggunakan adonan keju dan tepung terigu sebagai bahan. Mereka membuat adonan itu menjadi karya-karya sangat indah dengan motif kembang, burung dan orang. Tema kembang keju berasal dari cerita rakyat atau kitab suci agama Buddha. Festival Kembang Keju yang meriah digelar di Kuil Taer tanggal 15 bulan satu penanggalan Imlek setiap tahun. Pada waktu itu, para umat dari seluruh negeri datang ke Kuil Taer, dan kembang keju akan leleh perlahan-lahan seiring dengan tibanya musim semi.

Kuil Taer adalah tempat suci agama Buddha yang terkenal. Banyak umat Buddhis yang saleh datang dari tempat yang jauh. Sepanjang jalan mereka menyatakan hormat dengan bertiarap dan menundukkan kepala, dengan badannya sendiri mereka mengukur jarak antara dirinya dan sang dewa sambil mengutarakan harapan yang indah. Wisatawan dari Beijing, Ma Lin mengatakan, setiap orang yang berkunjung ke Kuil Taer akan memutar tabung-tabung kitab suci untuk mendoakan kebahagiaan dan rezeki. Dikatakannya,"Saya gemar akan budaya alternatif. Di sini, saya benar-benar merasakan hakikat budaya agama Buddha. Umat yang begitu saleh dan dunia spiritualnya sulit ditemukan di tempat lain." Demikian kata Ma Lin.