Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-06-02 15:37:38    
Hari Raya Peh Cun

cri

Saudara pendengar, tanggal 31 Mei adalah Hari Raya Peh Cun. Dari tayangan televisi dapat diketahui bahwa di banyak tempat di Tiongkok diadakan lomba perahu naga untuk merayakan hari raya Peh Cun. Selain kegiatan itu, sudah pasti tidak ketinggalan tradisi untuk menyantap bacang pada hari itu, baik yang dibuat sendiri maupun yang dibeli dari toko, karena menjelang hari Peh Cun di pasar maupun toko tersedia melimpah berbagai macam bacang. Banyak dongeng tentang bacang, tapi bagaimana pun dongeng itu, ada satu hal yang kiranya tak perlu diragukan , bahwa bacang awal mulanya berasal dari Tiongkok.

Bacang banyak jenis ragamnya dan cita rasanya pun berbeda. Tapi menurut bahannya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu bacang dari beras murni, dan bacang berisi. Bacang berisi bisa manis atau asin isinya, yang manis biasanya berisi kurma atau kacang merah. Sedang yang asin umumnya berisi daging atau ham. Menurut cita rasanya terbagi pula bacang utara dan bacang selatan. Bacang utara dengan bacang Beijing sebagai wakilnya, kebanyakan terbuat dari beras ketan, dan umumnya berisi kurma atau kacang merah. Sedang bacang selatan terbagi 2 jenis, yaitu bacang Jiangsu dan bacang Guangdong. Bacang Jiangsu terbuat dari beras, dan terkenal dengan bacang asin berisi daging. Sedang bacang Guangdong isinya macam-macam dan sangat lezat rasanya. Masyarakat Tionghoa di Indonesia umumnya juga merayakan hari Peh Cun, dan mereka sangat memperhatikan isi bacang, biasanya isi bacang terbuat dari daging cincang ditambah hioku atau jamur wangi dan berambang daun, sehingga rasanya wangi dan gurih , tapi tidak berlemak. Bacang daging isinya macam-macam, daging babi, daging sapi, daging ayam, daging yang sudah diasin atau diasap, daging casiu , ham , sosis, jamur, daging udang dan ikan. Yang lebih menarik bacang itu terbuat dari beras, jadi tidak seperti ketan yang agak sulit dicerna. Apa lagi dibungkus dengan daun bambu segar , tambah harum menggiurkan ! Bacang seperti itu tidak berlemak , sehingga tidak membosankan. Pada hari raya Peh Cun, bacang sering menjadi hidangan untuk sarapan pagi, makan siang dan makan malam.

Bacang manis di Indonrsia lazim disebut Kwecang, yang asalnya dari bahasa Minnan atau Hokkian selatan . Kwecang biasanya dibuat sangat mungil, dan dimakan dengan mencocolkannya pada gula cair atau juruh.

Di Indonesia bacang dikembangkan menjadi lemper, lontong dan ketupat. Dan kesemuanya itu merupakan makanan rakyat yang sangat umum , harganya murah dan rasanya enak.

Selain di Tiongkok dan Indonesia, rakyat di banyak negara lain juga suka menyatap bacang.

Di Jepang juga ada tradisi merayakan hari Peh Cun, tapi bukan pada tanggal 5 bulan 5 Imlek, melainkan pada tanggal 5 Mei setiap tahun. Bacang Jepang bukan terbuat dari beras ketan, melainkan dari tepung beras, dan bentuknya dibuat seperti palu. Konon kebiasaan orang Jepang menyantap bacang dimulai sejak abad Ke-9, dan kemudian berkembang marak pada abad Ke-17. Dalam membuat bacang orang Jepang sangat mementingkan cara pembuatannya, bahannya bermacam-macam, dan rasanya lain daripada yang lain. Orang Jepang suka membawa bacang sebagai oleh-oleh ketika menengok handai taulan.

Orang Myanmar juga suka makan bacang , tapi tidak ada sangkut-pautnya dengan hari raya Peh Cun. Bacang Myanmar terbuat dari beras ketan dan berisikan pisang atau parutan kelapa.

Di Singapura dan Malaysia, orang-orang suka memakan bacang ala Guangdong, tapi bentuknya lebih besar, isinya juga beragam, ada yang dari daging dan ham, ada yang dari berbagai macam kacang-kacangan, dan parutan kelapa, memiliki keistimewaan tersendiri.

Bacang di Filipina bentuknya panjang seperti batang, sama dengan bentuk bacang di daerah sekitar Propinsi Jiangsu dan Zejiang Tiongkok timur, dan merupakan makanan masyarakat Filipina yang tak bisa kurang dalam merayakan Hari Natal.