Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-06-07 13:44:12    
Kuil Famen

cri

Selama lebih 3000 tahun ini, di Provinsi Shaanxi yang terletak di Tiongkok barat laut terdapat 12 dinasti berturut-turut menetapkan ibukotanya di daerah tersebut. Sampai sekarang ini, di sana masih terdapat banyak patilasan bangunan dan benda budaya. Di antaranya, Kuil Famen yang bersejarah lebih 1700 tahun adalah salah satu tempat yang patut dikunjungi. Dalam Ruangan Bertamasya di Tiongkok edisi ini, marilah kita berkunjung ke Kuil Famen.

Kuil Famen terletak di kecamatan Famensi, kota Baoji, lebih 100 km sebelah barat Xi'an, ibukota Provinsi Shaanxi. Kuil Famen dapat dicapai dengan mobil dari Xi'an dalam waktu tiga jam. Kuil yang mengambil tempat tidak sampai 7 hektar itu memiliki 24 halaman rumah. Kuil Famen mulai dibangun 1700 tahun lalu, tidak lama setelah agama Buddha memasuki Tiongkok. Konon setelah sang Buddha Sakyamuni wafat, jenasahnya menjadi relikui setelah diperabukan. Relikui itu oleh orang-orang kemudian dibagi menjadi 84.000 dan disimpan di pagoda-pagida berbagai tempat seluruh dunia, pagoda Kuil Famen adalah salah satu di antaranya.

Pagoda di Kuil Famen adalah pagoda konstruksi bata berbentuk 8 segi 13 tingkat, separoh dari pagoda itu runtuh pada tahun 1981 karena dimakan usia dan kurang terawat. Tahun 1987 pemerintah Tiongkok memutuskan untuk membongkar dan membangun kembali pagoda itu di lokasi semula. Dalam membereskan landasan pagoda itu tidak disangka telah ditemukan sebuah istana bawah tanah yang tertutup selama lebih 1000 tahun, dan lebih 2.000 benda budaya berharga sempat digali. Istana bawah tanah seluas 30 meter persegi itu adalah yang paling luas di antara istana-istana bawah tanah pagoda yang ditemukan sejauh ini. Setelah dites oleh pakar arkeologi, dari benda-benda budaya yang tergali di istana bawah tanah itu terdapat relikui jari Buddha satu-satunya yang terdapat di dunia dewasa ini, merupakan benda tersuci agama Buddha dewasa ini. Penemuan arkeologi itu sempat menggemparkan dunia dan dipandang sebagai salah satu penemuan arkeologi yang terpenting di Tiongkok pada abad ke-20.

Barangkali anda ingin bertanya, mengapa dalam istana bawah anah pagoda Kuil Famen terdapat begitu banyak benda budaya berharga? Wali Kota Baoji, Yao Yinliang mengatakan bahwa Kuil Famen adalah kuil kerajaan keluarga raja Dinasti Tang, lebih 1300 tahun lalu. Beberapa kaisar Dinasti Tang pernah datamg ke Kuil Famen untuk menghormat relikui jari Buddha, bahkan relikui itu ditaruh dalam kembang-kembangan teratai yang terbuat dari emas untuk disembahyangi di isatana Kaisar. Selain itu, keluarga raja menyumbangkan banyak benda-benda pusaka kepada kuil itu. Tahun 874 Masehi, seorang kaisar Dinasti Tang ketika memulangkan relikui tulang Buddha yang disembahyangi di istana ke Kuil Famen, menyumbangkan pula sejumlah besar alat-alat emas dan perak, gelas, keramik, batu permata dan benda tenunan untuk disimpan bersama relikui tulang Buddha di istana bawah tanah kuil tersebut dan pintu istana bawah tanah ditutup rapat. Kemudian, benda-benda berharga dan istana bawah tanah lama kelamaan dilupakan orang sampai papan batu persegi yang menutup jendela atap istana bawah tanah dibuka pada tahun 1987, baru pintu batu istana yang tertutup ribuan tahun itu dibuka, dan benda-benda budaya berharga itu kembali memancarkan kegemilangannya. Yao Yinliang mengatakan,"Budaya agama Buddha Kuil Famen tak ada duanya di seluruh Tiongkok. Di sini terdapat relikui Sakyamuni dan digali begitu banyak benda budaya yang sangat berharga. Kegiatan peringatan yang digelar setiap tahun menarik sejumlah besar tamu."

Kuil Famen dipugar pada tahun 1988 dan dibuka kembali kepada dunia. Pagoda yang dibangun kembali setinggi 47 meter, tampak sangat megah, dan di dalam pagoda dibuatkan tangga ulir untuk memudahkan wisatawan naik ke tempat tinggi dan melihat pemandangan jauh. Istana bawah tanah juga dipugar seperti keadaan semula sebagai tempat ziarah para umat dan tempat kunjungan wisatawan. Yang berbeda dengan keadaan semula ialah di sebelah barat kuil telah dibangun sebuah museum untuk menyimpan benda-benda budaya berharga peninggalan Dinasti Tang yang digali dari istana bawah tanah. Kini, wisatawan dapat mengunjungi museum itu setelah berkunjung di Kuil Famen untuk benda-benda budaya simpanan kuil tersebut. Relikui jari Buddha dan benda-benda budaya lain yang bersemasyam di kuil itu pernah dibawa ke Thailand, Korea Selatan serta Taiwan dan Hong Kong Tiongkok untuk dihormat dan disembahyangi. Malah Kuil Famen sempat menjalin hubungan "kuil sesaudara" dengan Kuil Doshinsa Korea Selatan.

Festival wisata budaya internasional digelar di Kuil Famen setiap bulan April. Selama festival itu diselenggarakan rangkaian kegiatan sembahyang mendoakan perdamaian dunia dan pameran benda budaya pilihan dari Dinasti Tang. Seorang wisatawan dari Jerman, Monika Westermann sangat berminat terhadap budaya agama Buddha. Ia dan keluarganya merasa beruntung sempat menyaksikan kegiatan festival tersebut. Dikatakannya,"Semua kegiatan hebat sekali, sungguh sangat menarik."

Kuil Famen setiap tahun menerima lebih 10.000 wisatawan dari luar daratan Tiongkok, kebanyakan dari Jepang, Korea Selatan dan negara-negara Asia Tenggara, tidak sedikit dari mereka adalah penganut agama Buddha. Selain itu, banyak tokoh politik penting dari luar negeri yang berkunjung di Tiongkok juga menyempatkan diri mengunjungi Kuil Famen. Perdana Menteri Sri Lanka Ratnasiri Wickremanayake khusus mengunjungi kuil itu bulan April lalu. Wakil Sekjen Pemerintah Provinsi Shaanxi, Liang Heping mengatakan, Kuil Famen akan menjadi salah satu kuil Buddha yang paling terkenal di dunia karena kedudukan khususnya dalam agama Buddha. Dikatakan oleh Liang Heping,"Kami akan berusaha lebih keras untuk memperluas pengaruh Festival Budaya Wisata Kuil Famen di dunia internasional dengan memadukan budaya agama Buddha dengan industri pariwisata. Ini akan menjadi titik pertumbuhan baru Provinsi Shaanxi di masa depan". Demikian kata Liang Heping.