Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-06-15 16:16:11    
Profesionalisasi Tenis Tiongkok Menuju Olimpiade Beijing

cri

Olimpiade ke-29 akan diselenggarakan di Beijing tahun 2008 dan banyak cabang olahraga Tiongkok kini sedang mengadakan persiapan aktif dengan mengharapkan dicapainya prestasi lebih baik dalam Olimpiade Beijing. Juga sama halnya tenis yang selalu dikesampingkan di luar cabang olahraga unggulan Tiongkok sebelum diraihnya gelar juara ganda puteri dalam Olimpiade Athena. Dalam acara tetap Ruangan Olahraga kali ini akan kami sampaikan laporan mengenai tenis Tiongkok.

Jiang Hongwei yang berumur 49 tahun adalah pelatih umum tim nasional tenis puteri Tiongkok. Pada tahun 1986, ia menjadi warga Tiongkok pertama yang memperoleh sertifikat pelatih tenis ATP dan kini merupakan tokoh penting yang memimpin tenis puteri Tiongkok menuju Olimpiade Beijing.

Jiang Hongwei juga pernah mengalami masa puncak perkembangan tenis Tiongkok tahun 1980-an dan 1990-an. Ketika itu, petenis asuhannya, Li Fang dan Yi Jingqian pernah menciptakan sejarah tenis Tiongkok dengan menempati peringkat tertinggi WTA. Pada tahun 1992, Jiang Hongwei pernah memimpin tim tenis puteri Tiongkok tampil dalam Olimpiade Barcelona. Ia akan kedua kali memimpin tim tenis puteri Tiongkok tampil dalam Olimpiade Beijing tahun 2008.

10 tahun yang lalu, tenis Tiongkok, lebih-lebih tenis puteri Tiongkok pernah mengalami masa puncaknya. Tapi waktu itu, tenis Tiongkok belum menerapkan secara menyeluruh sistem profesionalisasi, dan tenis Tiongkok masih belum dapat meningkatkan tarafnya melalui kompetisi profesional, yaitu pertandingan profesional ATP dan WTA. Oleh karena itu, prestasi tenis Tiongkok lama kelamaan anjlok lagi setelah mengalami pasang gelombang perkembangan yang singkat. Sesudah belasan tahun, keadaannya sudah berbeda ketika Jiang Hongwei menjabat kembali sebagai pelatih tim nasional. Jiang Hongwei ketika memaparkan strategi keseluruhan tenis Tiongkok dalam Olimpiade Beijing mengatakan,

"Kenapa tenis Tiongkok harus terus menempuh jalan profesionalisasi? Kami sulit merampungkan tugas dalam Olimpiade 2008 kalau tidak menempuh jalan itu. Saya selalu mengaitkan kedua-keduanya. Peringkat profesional kami meningkat dan kami mencapai prestasi baik dalam kompetisi profesional, baru dapat menunjukkan penampilan baik dalam Olimpiade."

Justru seperti apa yang dikatakan Jiang Hongwei, tenis Tiongkok sekarang dengan teguh menempuh jalan profesionalisasi keseluruhan. Menjelang Olimpiade Athena, petenis Tiongkok mencapai prestasi penerobosan dalam Grand Slam tahun itu dan berhasil masuk 8 besar ganda puteri Turnamen Australia Terbuka. Ini meletakkan dasar baik bagi diraihnya gelar juara ganda puteri dalam Olimpiade. Sesudah itu, tenis Tiongkok memasuki sebuah masa emas lagi. Pasangan puteri Zheng Jie/Yan Zi berhasil meraih gelar juara Grand Slam pertama dalam Turnamen Australia Terbuka tahun 2006. Petenis tunggal puteri juga mencapai kemajuan nyata. Li Na dan Zheng Jie berturut-turut meraih gelar juara turnamen keliling WTA yang pertama. Peng Shuai juga berkali-kali mengalahkan petenis peringkat 10 ke depan dunia. Mereka semuanya mendekati peringkat ke-30, peringkat WTA tertinggi petenis Tiongkok dalam sejarahnya.

Akan tetapi, Jiang Hongwei juga menyadari, jalan serba baru menuju Olimpiade dengan profesionalisasi itu tidak akan lancar, lebih-lebih ketika tenis Tiongkok berturut-turut mencapai prestasi baik dalam kompetisi profesional dan mengundang perhatian seluruh dunia. Ia mengatakan,

"Karena sesudah kami meraih gelar juara Grand Slam dan gelar juara Olimpiade, tim lain menaruh perhatian besar kepada tim Tiongkok dan mulai mempelajari tim Tiongkok, lebih-lebih sejumlah petenis Tiongkok yang relatif aktif di arena tenis dunia. Maka kami harus terus menyempurnakan diri sendiri, memperbaiki tehnik dan taktik permainan, kami baru dapat mempertahankan dasar mencapai prestasi baik."

Biar bagaimanapun, tenis Tiongkok kini sedang berupaya meningkatkan kekuatan fundamental melalui jalan profesionalisasi dan berupaya mencapai prestasi lebih baik dalam Olimpiade Beijing.

Setelah mengalami proses perkembangan tenis Tiongkok selama belasan tahun, Jiang Hongwei memperoleh kesan bahwa profesionalisasi tenis suatu negara dan peningkatan fundamental taraf tenis berhubungan erat dengan kekuatan ekonomi negara itu. Ia mengatakan,

"Perkembangan cabang olahraga tenis berhubungan dengan kekuatan ekonomi negara itu. Kini Tiongkok sudah berkembang dan maju dan kekuatan ekonominya juga meningkat, ini merupakan dorongan kuat bagi perkembangan tenis."

Setelah mengalami perkembangan berliku-liku selama belasan tahun, tenis Tiongkok ternyata menjadikan profesionalisasi sebagai jalan perkembangan ke depan, sedangkan perkembangan ekonomi dan sosial Tiongkok juga memungkin tenis Tiongkok memiliki syarat objektif menempuh jalan itu. Banyak penggemar tenis Tiongkok menantikan tenis Tiongkok menunjukkan penampilan yang mengejutkan dalam Olimpiade Beijing tahun 2008.