Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-07-01 15:49:05    
Peresmian Jalan Kereta Api Qinghai-Tibet di " Atap Dunia "

cri

Saudara pendengar, hari ini Tiongkok mengadakan suatu upacara meriah untuk merayakan peresmian jalan kereta api Qinghai-Tibet yang melintasi Dataran Tinggi Qinghai-Tibet. Jalan kereta api Qinghai-Tibet merupakan jalan kereta api pertama dari daerah pedalaman Tiongkok ke Daerah Otonom Tibet. Mengapa peresmian jalan kereta api itu mengundang perhatian umum? Bagaimana jalan kereta api itu dibangun? Dan apakah pengaruhnya terhadap pembangunan daerah Qinghai-Tibet di masa selanjutnya? Berikut ini laporan wartawan kami.

Golmud di Provinsi Qinghai adalah tempat perayaan utama untuk peresmian jalan kereta api Qinghai-Tibet, wartawan kami dari lapangan melaporkan,

" Pagi hari ini, kereta api pertama akan bertolak dari daerah pedalaman ke Tibet dengan ditumpangi kira-kira 600 orang. Presiden Tiongkok Hu Jintao menggunting pita untuk meresmikan jalan kereta api Qinghai-Tibet. Di lapangan Stasiun Kereta Api Golmud berkumpul banyak orang dari berbagai tempat Tiongkok, di antaranya tampak para perancang dan pembangun jalan kereta api serta para warga setempat. "

Presiden Hu Jintao di depan rapat perayaan menyebut pembangunan jalan kereta Qinghai-Tibet sebagai suatu keajaiban dalam sejarah pembangunan jalan kereta api umat manusia.

" Pembangunan jalan kereta api Qinghai-Tibet merupakan keinginan beberapa generasi orang Tionghoa. Pembangunan jalan kereta api itu tidak saja merupakan uji coba terhadap kekuatan komprehensif dan kekuatan iptek Tiongkok, juga merupakan tantangan terhadap batas kekuatan umat manusia. Kini, keinginan itu telah terkabul. Peresmian jalan kereta api Qinghai-Tibet tidak saja merupakan perbuatan besar dalam sejarah pembangunan jalan kereta api Tiongkok, tetapi juga keajaban besar dalam sejarah pembangunan jalan kereta api dunia. "

Saudara pendengar, jalan kereta api Qinghai-Tibet bertolak dari Kota Xining, ibukota Provinsi Qinghai di sebelah timur, menuju ke Lasha, ibukota Tibet di sebelah barat, panjang seluruhnya mencapai 1956 kilometer, dan ketinggiannya rata-rata 4,000 meter lebih dari atas permukaan laut.

Saudara pendengar, pada saat para warga Kota Golmud berkecimpung dalam suasana bahagia, Kota Lasha, ujung jalan kereta api yang lain juga berada dalam suasana perayaan. Wartawan kami melaporkan dari Lasha,

" Pagi hari ini, kereta api pertama akan berangkat dari Lasha ke daerah pedalaman. Di lapangan Stasiun Jalan Kereta Api Lasha, para warga etnis Tibet merayakan peresmian jalan kereta api itu dengan nyanyian dan tarian khas Tibet. Zaxi, seorang warga etnis Tibet yang berumur 26 tahun tak pernah meninggalkan Tibet, dia mengatakan kepada wartawan bahwa dia berencana mengenal dunia luar dengan menumpang kereta api. "

" Saya sangat gembira bisa berkunjung ke daerah pedalaman. Sebelumnya sangat tidak leluasa ke daerah pedalaman. Peresmian jalan kereta api hari ini akan membawa banyak manfaat, seperti komoditi akan menjadi lebih murah. Nanti saya akan berkunjung ke kota-kota besar seperti Shanghai dan Beijing. "

Saudara pendengar, sejak lama, dari daerah pedalaman ke Tibet biasanya melalui jalan raya dan pesawat terbang. Peresmian jalan kereta api telah menyediakan jalur yang praktis dan murah bagi para wisatawan dan pedagang.

Saudara pendengar, Catnona Macdonald, seorang wisatawan dari Skotlandia kini sedang bertamasya di Tibet. Dia mengatakan kepada wartawan,

" Saya pikir apabila naik kereta api, kami akan menyaksikan banyak pemandangan. Saya menganggap banyak wisatawan suka cara seperti itu. Mungkin lain kalil saya akan naik kereta api ke Tibet dan mungkin akan menyaksikan puncak Qumulongma."

Menurut penjelasan, naik kereta api ke Tibet tidak saja aman, murah, tetapi juga nyaman. Hari ini, wartawan kami telah menumpang kereta api dari Lasha ke Xining.

Setelah peresmian jalan kereta api Qinghai-Tibet hari ini, jumlah wisatawan ke Tibet akan bertambah cepat. Wakil Direktur Biro Perjalanan Tibet Zano mengatakan, mulai hari ini ada empat kali rangkaian kereta api menuju ke Tibet, setiap kali kira-kira ditumpangi kira-kira seribu orang, yang berarti jumlah orang yang memasuki Tibet setiap hari mencapai empat ribu orang, di antaranya wisatawan kira-kira tiga ribu orang. Selain itu, yang menumpang pesawat terbang kira-kira mencapai lima ribu orang, ini berarti wisatawan yang berkunjung ke Tibet bertambah satu kali lipat daripada sebelumnya.

Saudara pendengar, di sepanjang perjalanan menuju ke Tibet, Anda akan menyaksikan pegunungan, sungai, danau dan pemandangan indah lainnya, kalau beruntung, Anda akan menyaksikan pula binatang-binatang langka yang mendapat perlindungan.

Untuk merampungkan proyek yang besar itu, para pembangun telah menanggulangi banyak kesulitan. Tanah beku merupakan salah satu problema yang dihadapi dalam pembangunan jalan kereta api Qinghai-Tibet, jarak jalan kereta api yang dibangun di atas tanah beku sepanjang 550 kilometer. Di lapangan pembangunan jalan kereta api, Manajer Bagian Proyek Pembangunan Jalan Kereta Api Qinghai-Tibet, Fan Weixun mengatakan kepada wartawan, bahwa mereka telah mengisi sejumlah besar batu dan kerikil di antara dasar jalan dan lapisan tanah beku untuk menjamin lapisan tanah beku tidak mencair sehingga dasar jalan ambruk.

Selain itu, para pembangun juga harus menghadapi lingkungan alam yang buruk. Di lokasi pembangunan jalan kereta api, suhu udara yang paling rendah mencapai 45 derajat Celsius di bawah nol, dalam sepanjang tahun, cuaca angin kecang mencapai 100 sampai 160 hari. Oksigen tipis lebih-lebih memusingkan. Di Terowongan Gunung Feng Huo, sebuah terowongan tanah beku yang paling tinggi dari atas pemukaan laut, kadar oksigennya hanya mencapai 50% daripada di daratan. Kepala tim pembangunan terowongan itu, Ren Shaoqiang mengatakan kepada wartawan, 

" Pada umumnya, orang tidak mungkin tidak terpengaruh oleh oksigen tipis di dataran tinggi, maka sebelumnya banyak orang merasa takut. "

Untuk mengatasi persoalan oksigen yang tipis, sejak semula setiap buruh akan membawa tabung oksigen untuk memasuki terowongan, namun tabung oksigen yang berat sangat mengauskan pula tenaga para buruh, oleh karena itu, kami mencari cara yang baru. Penanggung jawab pembangunan terowongan lainnya Ding Shouquan menjelaskan,

" Kami membangun dua pos pembuatan oksigen ukuran besar, masing-masing di dua ujung terowongan, guna menyuplai oksigen ke dalam terowongan siang malam, ini merupakan suatu penemuan baru di dunia dalam pembuatan oksigen di tempat yang tinggi dari atas permukaan laut ".

Lingkungan pembangunan yang buruk tidak memudarkan semangat dan kegairahan para pembangun. Di sepanjang jalan kereta api Qinghai-Tibet telah dibangun 33 jalur khusus untuk memudahkan binatang liar menyeberang. Staf stasiun perlindungan Suonandajie di Cagar Alam Kekexili yang juga etnis Tibet Wenga mengatakan,

" Kami menasehati para perancang jalan kereta api di mana binatang liar sering lalu lalang, dan mengusulkan kepada mereka untuk membangun jalur khusus untuk binatang tersebut di daerah tertentu. Ketika mulai membangun jalan kereta api Qinghai-Tibet, jumlah pekerja sangat banyak, dan ketika binatang berpindah, para pekerja diusulkan untuk menghentikan pekerjaan untuk sementara selama 2 hingga 3 hari, selanjutnya meneruskan pembangunan setelah para margasatwa selesai bermigran."

Menurut penjelasan, dalam proyek pembangunan jalan kereta api Qinghai-Tibet, tuntutan sangat ketat terhadap terhadap pekerjaan rehabilitasi ekologi alam di tempat pembangunan. Para pembangun tidak saja harus menaruh perhatian terhadap pelestarian lingkungan selama pembangunan, di setiap sektor jalan yang telah dirampungkan, juga harus dengan tuntas membongkar sarana bangunan dan memulihkan kembali tempat itu, berbagai jenis sampah juga ditarik kembali dan diproses dengan ketat, semaksimal mungkin menjamin wajah asli ekologi alam. Dana yang dipasok untuk pelestarian lingkungan ekologi selama pembangunan proyek jalan tersebut melampaui 1,4 miliar yuan RMB, suatu angka yang sangat besar dalam pembangunan proyek kereta api Tiongkok sebelumnya.

Bagi rakyat biasa di Provinsi Qinghai dan Daerah Otonom Tibet, yang paling diperhatikan mereka ialah manfaat apa yang akan diperoleh setelah beroperasinya jalan tersebut. Menjelang diresmikannya jalan kereta api, wartawan sempat meliput di Distrik Naqu, daerah peternakan utama Tibet, dan menemukan seorang etnis Tibet bernama Duojiewangza yang menetap di dekat jalan kereta api. Dikatakannya, 

" Ketika menyaksikan mereka membangun jalan kereta api, saya merasa gembira, tapi juga merasa agak takut. Saya sangat takut pembangunan jalan kereta api itu akan merusak padang rumput di sini dan mendatangkan dampak bagi hewan berkembangbiak. Kalau usaha peternakan kurang baik, maka pendapatan saya akan berkurang dan akan mempengaruhi kehidupan keluarga saya."

Seiring dengan dibangunnya proyek tersebut, kekhawatiran Duojiewangza semakin hilang. Karena setelah dioperasionalkannya jalan kereta api, tidak saja tidak merusak padang rumput, bahkan mendatangkan ekstra pendapatan bagi keluarganya. Dikatakannya,

" Setelah jalan kereta api diresmikan, saya ingin naik kereta api menuju Kolmut, untuk menjual kulit sapi yak, kulit kambing dan wol kambing yang diproduksi dusunnya. Setelah itu, membeli barang keperluan sehari-hari untuk dijual kepada penduduk setempat."

Sebenarnya, diresmikannya jalan kereta api Qinghai-Tibet telah mengubah kondisi kehidupan banyak orang termasuk Duojiewangza.

Presiden Hu Jintao di depan upacara peresmian jalan kereta api Qinghai-Tibet menyatakan bahwa proyek tersebut akan mendatangkan peluang perkembangan bagi Tibet. Dikatakannya, 

Peluang yang disebut Hu Jintao itu merupakan kenyataan di mata banyak orang. Baik bagi orang Tiongkok maupun bagi orang asing jauh awal telah mengadakan persiapan. Pengusaha Nepal Latna Kumar Dultar yang telah membuka toko di Lasha selama 22 tahun adalah salah seorang yang akan mendapat manfaat dari proyek tersebut. Dultar mengatakan kepada wartawan bahwa ia telah menutup tokonya selama satu bulan dan mendekorasi toko dengan dana sejumlah 150 ribu yuan RMB. Dultar merasa optimistik terhadap prospek perkembangan jalan kereta api setelah diresmikan, untuk itu dia menanam modal dalam jumlah besar. Dikatakannya,

" Diresmikannya jalan kereta api Qinghai-Tibet merupakan hal yang baik bagi Daerah Otonom Tibet maupun Nepal. Komoditas Tiongkok dalam jumlah besar dapat diangkut dari Qinghai ke Lasha dengan kereta api. Ongkosnya akan lebih murah dari pada sekarang. Ketika itu, kami dapat langsung mengangkut komoditas dari Qinghai untuk dijual ke Nepal dan juga dapat mengangkut barang Nepal untuk dijual ke Tiongkok ".

Pada kenyataannya, di Lasha terdapat banyak pengusaha Asia Selatan yang berpandangan sama dengan Dultar. Setelah diresmikannya jalan kereta api, komiditas Tiongkok dapat diangkut ke Lasha dengan kereta api, selanjutnya dipasarkan ke berbagai tempat Asia Selatan. Sebaliknya, komoditas Asia Selatan juga dapat melalui jalan kereta api itu diangkut ke setiap pelosok Tiongkok. Perbaikan kondisi pengangkutan dan perpendekan jarak pengangkutan akan mendorong Tiongkok dan negara Asia Selatan mengembangkan lebih lanjut perdagangan bilateral dan mendorong pertumbuhan cepat volume perdagangan.

Beroperasinya jalan kereta api Qinghai-Tibet akan memungkinkan impian dan harapan banyak orang terwujud.