Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-07-03 13:11:38    
Ketidak-Pastian Prospek Krisis Sandera Palestina-Israel

cri

Krisis sandera antara Palestina dan Israel sejauh ini sudah berlangsung selama seminggu. Namun, prospek penyelesaian krisis sandera itu tetap membingungkan. Direktur Biro Umum Keamanan Dalam Negeri Israel, Yuval Diskin kemarin menyatakan, krisis sandera mungkin akan berlangsung selama beberapa minggu bahkan beberapa bulan.

Setelah seorang prajurit Israel bernama Gilad Shalit diculik militan Palestina pada tanggal 25 bulan lalu, Israel Rabu lalu secara besar-besaran menyerbu ke Jalur Gaza dan menangkap sejumlah pemimpin Gerakan Perlawanan Islam Palestina (HAMAS), dalam rangka mencoba memaksa militan Palestina membebaskan Gilad Shalit melalui tekanan tinggi militer. Kemarin, Israel mengerahkan helikopter bersenjata dan menyerang kantor perdana menteri Palestina dengan meluncurkan peluru kendali. Israel dengan tegas menyatakan, serangan udara itu dimaksudkan untuk memperingatkan Perdana Menteri Pemerintah Otonom Palestina, pemimpin HAMAS Ismail Haniyeh, bahwa nasibnya " berkaitan erat " dengan nasib Gilad Shalit. Namun hasil serangkaian penjeraan militer Israel itu disangsikan

Pertama, pemboman dan blokade mengakibatkan kekurangan serius bahan pangan, bahan bakar minyak dan tenaga listrik di Jalur Gaza, sehingga penduduk setempat terjerumus dalam krisis kemanusiaan yang baru. Dikabarkan, Amerika Serikat ( AS ) menuntut aksi militer Israel jangan melampaui tiga garis merah, yaitu jangan melukai Ketua Badan Otoritas Nasional Palestina Mahmoud Abbas, jangan melukai warga sipil dan jangan membomi infrastruktur.

Kedua, aksi militer Israel telah meningkatkan perasaan dendam orang Palestina terhadap Israel, sehingga tingkat dukungan terhadap HAMAS naik terus. Selain itu, menurut tokoh-tokoh Israel yang mengetahui, sejauh ini pihak militer Israel tetap tidak memastikan nasib Shalit, sehingga tentara Israel sulit melakukan aksi penyelamatan yang tegas dan efektif.

Dikabarkan, Presiden Mesir, Husni Mubarak baru-baru ini mengemukakan sebuah konsep penengahan, dia mengusulkan Israel membebaskan orang Palestina yang ditahan, untuk menukar Shalit, prajurit Israel yang diculik. Namun, Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert kemarin menyatakan bahwa dia sama sekali tidak menerima " pemerasan " dalam bentuk apapun, militan Palestina harus membebaskan prajurit Israel tanpa syarat.

Ditinjau dari pihak lain, emosi anti Israel dari para warga Palestina sangat keras karena pendudukan militer Israel dalam jangka panjang. Oleh karena itu, analis politik Palestina menunjukkan, membebaskan prajurit Israel tanpa syarat akan sangat merugikan citra HAMAS di kalangan warga Palestina. Ini juga salah satu faktor yang menyebabkan krisis sandera tetap macet.

Analis menunjukkan, bertindak sendirian di dalam berbagai badan pimpinan dan golongan HAMAS juga merupakan salah satu faktor penting yang mengakibatkan krisis sandera sulit diselesaikan. Di dalam tubuh HAMAS, selain terbagi badan politik dan badan militer, juga terbagi golongan luar negeri dan golongan lokal. Kini tetap tidak jelas bahwa penculikan prajurit Israel itu diputuskan oleh pemimpin politik luar negeri atau ulah independen organisasi militer lokal.

Masyarakat internasional, khususnya negara-negara Arab kini sedang sibuk melakukan penengahan diplomatik di antara Palestina dan Israel, supaya krisis sandera itu tidak memicu eskalasi bentrokan antara Palestina dan Israel.