Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-07-05 12:11:57    
Pakar Tiongkok : Masih Ada Harapan Penyelesaian Krisis Sandera Melalui Perundingan

cri

Krisis sandera antara Palestina dan Israel hingga kini telah berlangsung selama seminggu. Kemarin, pada saat berakhirnya batas waktu ultimatum yang dikeluarkan faksi militer Palestina yang menculik prajurit Israel, Israel tidak hanya tidak menerima tuntutan mereka, tapi tetap menyatakan tidak akan mengadakan perundingan dengan faksi militer Palestina. Setelah itu, faksi militer Palestina mundur dari perundingan dengan personel penengah Mesir mengenai pembebasan sandera, dan nasib sandera sekarang tidak jelas. Mengapa sikap Israel begitu keras? Apa yang diakibatkan seandainya krisis sandera tidak diselesaikan secara layak? Apakah penyelesaian krisis sandera masih terdapat harapan? Berikut wawancara wartawan kami dengan pakar Tiongkok, Yin Gang.

Yin Gang berpendapat, bahwa Israel tidak menerima syarat faksi militer Palestina, mengenai penukaran prajurit Israel yang diculik Palestina dengan seribu orang Palestina yang ditahan Israel, sebab utama sebagai berikut.

"Karena seandainya menerima syarat tersebut, maka akan berturut-turut terjadi lebih banyak peristiwa penculikan, maka Israel mutlak tidak akan menerima syarat Palestina. Kedua, peristiwa kali ini berbeda dengan sejumlah peristiwa penculikan dan serangan yang lalu, kali ini adalah pertama kali faksi militer Palestina melancarkan serangan terhadap target militer di wilayah Israel dengan cara perang terowongan. Selain itu, dilihat dari lingkungan keseluruhan kini, Hamas telah naik panggung selama beberapa bulan, tapi tetap tidak menerima tuntutan bersama masyarakat internasional, dan Israel juga bermaksud menggulingkan pemerintah Hamas. Peristiwa penculikan oleh faksi militer Palestina kali ini justru menyediakan suatu kesempatan dan bekal bahan untuk Israel memukul pemerintah Hamas secara tuntas.

Yin Gang menganggap, seandainya peristiwa penculikan tidak diselesaikan, maka Israel akan kehilangan sabar, dan akan memberi tekanan atau melancarkan pemukulan baru terhadap Palestina, dan pukulan ini pada akhirnya akan merugikan massa Palestina, infrastruktur Palestina, Badan Otoritas Nasional Palestina serta mungkin akan mengubah pendirian Hamas. Dikatakannya,

"Yang mengalami kerugian terbesar ialah kepentingan Palestina, massa Palestina akan menderita banyak kesengsaraan, proses kerujukan politik dalam intern Palestina juga akan berhenti, kewibawaan pemerintah Hamas akan lebih lanjut menurun."

Ditunjukkannya, bahwa seandainya situasi tersebut tidak terkontrol, maka akan mempengaruhi wilayah di luar Palestina dan Israel. Dikatakannya,

"Penculikan kali ini bukan perintah PM Ismail Haniyeh, juga bukan pengambilan kebijakan bersama kekuatan lokal, tapi yang benar-benar memainkan peranan dalam tindakan kali ini adalah pemimpin Hamas di Suriah. Akan tetapi, situasi kini masih belum terjerumus dalam keadaan terburuk." Dikatakannya,

"Pertama-tama, pemerintah Hamas dan Ketua Badan Otoritas Nasional Palestina, mahmoud Abbas sangat memprihatinkan nasib prajurit Israel yang diculik, dan menuntut jangan melukanya, tapi tidak mengajukan tuntutan yang sama dengan penculik, yakni, menukar seribu orang Palestina di penjara Israel dengan seorang prajurit Israel."

Perdana Menteri Pemerintah Otonom Palestina, Ismail Haniyeh kemarin dalam pernyataannya menghimbau memperpanjang waktu perundingan mengenai peristiwa penculikan prajurit Israel, dan menuntut milisi Palestina menjamin keselamatan prajurit Israel yang diculik. Yin Gang mengatakan, bahwa mempertimbangkan akibat serius seandainya peristiwa tersebut tak terkontrol, ditambah Mesir tetap dengan aktif melancarkan penengahan, masyarakat internasional juga akan bersama-sama menghimbau, maka harapan untuk menyelesaikan peristiwa penculikan secara politik dan damai masih belum lenyap sama sekali.