Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-07-05 13:02:43    
Pameran Patung Meriahkan Semangat Olimpiade

cri

Semangat Olimpiade sangat terasa di Wangfujing dengan pameran 290 patung-patung lanskap yang merayakan etika pertandingan.

Aliran para pengunjung dengan kamera meningkat pesat di jalur perbelanjaan kelas tinggi di Beijing untuk mengagumi karya-karya, berpose di situ, dan untuk memilih karya manakah yang mereka percayai sebagai yang pantas meraih medali emas.

Dengan antuasisme yang muncul seperti ini, Pameran Patung Lanskap Olimpiade 2008 tidak hanya melukiskan semangat Olimpiade, pameran ini bahkan menciptakannya.

Pameran ini merupakan satu dari 28 kegiatan yang dilakukan selama Festival Budaya Olimpiade ke-4 di Beijing yng akan segera ditutup pada tanggal 15 Juli.

Pameran patung lanskap ini akan berjejer di jalan Wangfujing sampai hari Senin. Pada hari Selasa, pameran akan berkeliling. Rencananya, pameran akan diputarkan ke-30 kota. Kota perhentian pertama adalah Tianjing, dalam kurang dari satu minggu dari sekarang.

Dari Tianjin, pameran kedua akan berjalan ke Xiamen, Zhengzhou, Changchun, Taiyuan, Shijiazhuang, Ningbo, Nanning, Shenzhen, Hong Kong dan Makao, serta kota-kota besar lain yang belum diumumkan.

Setelah pilihan pengunjung dihitung, kompetisi akan ditutup dengan acara penyerahan penghargaan yang akan ditayangkan di televisi pada musim semi tahun 2007, di mana 29 hadiah emas, perak, dan perunggu akan diberikan kepada pematung yang meraih suara terbanyak. Angka 29 ini merupakan lambang Olimpiade ke-29 yang akan diadakan di Beijing.

Kebanyakan karya-karya ini melambangkan persatuan internasional, realisasi mimpi (selaras dengan slogan pertandingan "Satu Dunia, Satu Mimpi") dan prospek Beijing di tahun 2008. Pada sebuah pameran di mana bentuk adalah lingua franca atau bahasa pergaulan, satu bentuk mewakili semua nilai-nilai ini. Bentuk yang mendominasi percakapan dalam pameran ini adalah cincin Olimpiade.

Meskipun digunakan secara luas, tetapi penggunaan cincin-cincin ini tidak menjadi terlalu monton berkat kreativitas dan keanekaragaman cara yang menjadikan ikon Olimpiade ini hanya digunakan sebagai basis penciptaan bentuk-bentuk lain.

Cincin-cincin ini kadang-kadang muncul secara tradisional, sendirian, tetapi para seniman lebih sering menantang imajinasi mereka untuk menggunakan cincin-cincin Olimpiade dalam bentuk tangan, kaki, kepala, buntut babi, bunga-bunga pir yang mengembang, atap pilar dan terowongan.

Salah satu contoh paling baik dari kecerdikan itu terlihat dalam "Realisasi Mimpi" oleh He Jianjung dari Propinsi Guangdong. Cincin-cincin yang berpaut membentuk torso-torso atau bagian tubuh lima figur dari baja yang tangannya terbentang ke angkasa. Selain itu, cincin-cincin ini juga menjadi negative space antara figur-figur ini.

Cincin-cincin ini menjadi sayap-sayap metalik untuk tiga pelari yang bersaing pada karya seniman Beijing Meng Zhao "Sayap Olimpiade." Patungnya ini menggambarkan bahwa Olimpiade menyediakan penerbangan bagi harapan. Metafor ini kurang mengesankan. Ini bukanlah salah satu metaphor yang akan membuat pengamat berkata, "wow," tidak seperti "Realisasi Mimpi."

Figur-figur bergandengan tangan untuk menciptakan lingkaran yang terhubung yang berwarna biru, kuning, hitam, hijau, dan merah dari cincin-cincin Olimpiade. Ini adalah karya seorang seniman dari Yunnan Yang Xiaobo yang berjudul "Dunia ini adalah Keluarga." Idenya adalah untuk melukiskan bagaimana Olimpiade mendorong keterikatan yang semakin lama semakin terasa antara orang-orang yang berbeda di seluruh dunia. Ia cukup sukses dalam melukiskan hal ini, meskipun ketrampilannya terkesan terlalu primitif.

Meskipun pematung dari 56 negara memberikan kontribusi pada pameran ini, tetapi esensi budaya dari subjek secara prinsipnya menggunakan nilai-nilai Tionghoa, meskipun tidak terlalu berlebihan.

Tema-tema tradisional melibatkan naga, petarung, pemain drum, dan penari seni bela diri, tetapi gayanya sangat kontemporer.

Salah satu patung yang sangat mengesankan adalah paradoks "Beijing Baru, Titik Tolak Baru" oleh seniman Beijing Liu Bolin. Patungnya melukiskan pasukan terakota dalam posisi bersiap untuk lomba lari. Patung ini sangat mungkin mewakili bagaimana Beijing bergegas menuju suatu era baru sejak pemilihannya sebagai kota tempat diselenggarakannya Olimpiade 2008.

"Sepak Bola Kung Fu" oleh seniman Fujian Chun Lin melukiskan sebuah pria Tiongkok dalam busana tradisional melancarkan tendangan tinggi pada sebuah bola sepak.

Patung-patung yang lebih abstrak menyinggung pada sisi lain budaya Tiongkok dan warisan budaya.

Karya dari baja "Perayaan Ren" oleh artis AS Markt Weisbeck mengambil huruf kanji untuk kata "orang" ke bentuk tiga dimensi dengan mematung dua landasan konkaf huruf tersebut, yang bertemu di atas. Ini merupakan realisasi yang sangat berani dari bentuk yang sangat sederhana tersebut.

Beberapa karya internasional yang berfokus pada internasionalisme yang menggarisbawahi Tiongkok patut dicatat. Misalnya, "Meraih Keberanian Pintu Masuk ke Tiongkok" karya Asherah Cinnamon dan Scott Fuller," di mana beberapa figur yang mungil berjalan melalui serangkaian tangga merah, dan "Tiongkok dan Dunia Merangkul Semangat Olimpiade" oleh seniman Puerto Rico Celia Rodriguez, yang menunjukkan warna merah dan biru yang terlipat dalam trapesium-trapesium yang dihubungkan oleh spiral biru.

290 karya yang terpilih mewakili karya-karya pilihan pihak panitia dari 2.433 karya yang masuk yang dikirim oleh lebih dari 1000 seniman dari 81 negara.

Pameran ini, karena itu, boleh membanggakan diri sebagai pengumpulan rancangan patung terbanyak dalam sejarah Olimpiade.

Mungkin sebagai pameran yang paling mudah dikunjungi dari Festival Budaya Olimpiade, pameran patung ini layak untuk dikunjungi bagi mereka yang ingin menghembuskan semangat Olimpiade dalam diri mereka.