Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-07-17 13:08:29    
Masyarakat Internasional Sangat Prihatin Atas Eskalasi Bentorkan Lebanon-Israel

cri

Tentara Israel kemarin terus melancarkan pemboman yang gencar Lebanon terhadap bagian selatan, tengah dan timur.

Pejabat Kementerian Kesehatan Lebanon mengungkapkan, sejak terjadinya bentrokan Lebanon-Israel hari Rabu lalu, telah terdapat 121 penduduk sipil Lebanon tewas dan lebih dari 400 orang lainnya luka-luka dalam pemboman. Pihak resmi Kanana kemarin membenarkan bahwa 8 warga Kanada keturunan Lebanon kemarin tewas dalam serangan udara.

Presiden Lebanon, Emile Lahoud kemarin meminta Dewan Keamanan (DK) PBB membantu kedua pihak dalam bentrokan Lebanon-Israel mewujudkan gencatan senjata. Ia meminta pula PBB dan lembaga internasional lain melakukan campur tangan untuk mencegah agresi Israel terhadap Lebanon dan penggunaan senjata yang mematikan terhadap rakyat jelata Lebanon.

Sementara itu, daerah Haifa, Israel mengalami beberapa kali serangan roket yang mengakibatkan 9 orang tewas. Menteri Pertahanan Israel, Amir Peretz mengumumkan, Galilee dan Tanah Tinggi Golan pendudukan Tentara Israel yang diancam roket memasuki keadaan darurat keamanan tanah negara dalam 48 jam mulai dari kemarin.

Sementara itu, Tim 3 Orang PBB untuk menangani krisis yang tiba di Lebanon kemarin menyatakan, PBB akan berupaya untuk secepatnya menyelesaikan bentrokan Lebanon-Israel dewasa ini. Pertemuan Puncak Kelompok 8 yang sedang diadakan di St. Petersburg, Rusia kemarin dalam pernyataan bersama menuntut kekuatan ekstrimis segera menghentikan aksi serangan yang merusak kestabilan kawasan itu dan mengimbau Israel "menahan diri dalam batas semaksimal", jangan mengambil tindakan apa pun yang mungkin merusak kestabilan situasi kawasan itu dan jangan mengakibatkan lagi korban jiwa rakyat jelata. Selain itu, Kanada, Rusia, Tiongkok dan AS telah mulai mengatur penarikan perantaunya masing-masing dari Lebanon.