Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-07-17 13:35:36    
Jalan Kereta Api Qinghai-Tibet Akan Dorong Perkembangan Ekonomi Tibet

cri

Tanggal 1 Juli lalu, Jalan Kereta Api Qinghai-Tibet sebagai jalan kereta api yang paling tinggi di atas permukaan laut di seluruh dunia telah diresmikan. Jalan kereta api yang melintasi Dataran Tinggi Qinghai-Tibet itu tidak saja mempermudah keluar-masik penduduk Tibet, tapi juga akan mendatangkan peluang yang sangat besar kepada perkembangan ekonomi Tibet. Bagi penduduk Tibet, jalan kereta api tersebut tak diragukan merupakan jalan emas di dataran tinggi.

Pembangunan Jalan Kereta Api Qinghai-Tibet telah mengubah kehidupan keluarga Duojiewangzha, seorang penggembala di Naqu, Tibet utara. Keluarga Duojiewangzha beranggotakan 7 orang, dan menernakkan hampir 40 ekor lembu yak dan lebih dari 100 ekor kambing. Ketika Jalan Kereta Api Qinghai-Tibet sedang dibangun di dekat rumahnya, Duojiewangzha membangun kemah di dekat markas proyek untuk menjual rokok, arak, mi cepat dan makanan lainnya kepada kaum buruh, sementara itu, semua anggota keluarganya yang lain menjadi anggota tim pemelihara jalan kerata api sehingga memperoleh banyak imbalan. Pendapatan total keluarga Duojiewangzha tahun lalu dengan tiada taranya dalam sejarah melampaui 10 ribu yuan atau sekitar 1250 dolar AS. Mengenai rencana untuk menjadi kaya, Duojiewangzha mengatakan:

"Setelah diresmikannya jalan kereta api, saya akan naik kereta api ke kota Golmu di mana saya akan menjual kulit lembu yak dan kambing serta wol halus. Kemudian saya membawa pulang barang-barang keperluan sehari-hari untuk dijual di kampung saya."

Beroperasionya Jalan Kereta Api Qinghai-Tibet menjadikan Duojiewangzha dari seorang penggembala sebagai seorang pedagang. Akan tetapi, akan lebih banyak lagi perubahan yang akan didatangkan Jalan Kereta Api Qinghai-Tibet kepada Tibet. Luas Tibet merupakan 1/8 wilayah total seluruh Tiongkok. Dalam masa panjang, transportasi di Tibet hanya mengandalkan jalan raya dan penerbangan, baik dari kapasitas maupun kemudahannya, jauh tidak dapat memenuhi permintaan perkembangannya sendiri. Keterbelakangan transportasi selalu merupakan salah satu unsur penting yang menghambat perkembangan pesat ekonomi Tibet.

Para ekonom menunjukkan, rampungnya pembangunan Jalan Kerata Api Qinghai-Tibet akan mengubah keterbelakangan transportasi di Tibet, dan memberikan jaminan andal untuk perkembangan berkelanjutan ekonomi Tibet pada masa mendatang, mendorong pertukaran ekonomi antara Tibet dengan dunia luar, mengurangi biaya transportasi barang-barang yang masuk dan keluar Tibet, mendorong perkembangan industri pariwisata dan mempercepat eksploitasi dan pemanfaatan sumber pertambangan di Tibet.

Misalnya di bidang pariwisata, dibukanya lalu lintas kereta api tersebut akan memberikan kemudahan besar kepada masyarakat yang keluar masuk Tibet. Wakil Direktur Utama Kantor Pariwisata Biro Perjalanan Internasional Tiongkok (China Internasional Travel Service PT.) Liang Yuan mengatakan:

"Perjalanan ke Tibet dengan naik kereta api memiliki 3 keunggulan: pertama, harganya lebih murah 2,000 yuan RMB per orang daripada naik pesawat; kedua, kalau naik kereta api, adaptasi dengan reaksi dataran tinggi akan merupakan proses berangsur-angsur, lebih baik daripada naik pesawat mendarat di dataran tinggi; ke-3, naik kereta api dapat menikmati pemandangan indah permai yang membentang dari Xining, ibu kota Provinsi Qinghai sampai ke Lasha, ibu kota Tibet."

Naik kereta api melintasi Dataran Tinggi Qinghai-Tibet sebagai atap dunia tidak saja dapat menikmati pemandangan yang indah permai, tapi juga dapat mengenal kebudayaan etnis Tibet yang beraroma kental agama. Wakil Direktur Kantor Pariwisata Tibet Zhanuo mengatakan, beroperasinya Jalan Kereta Api Qinghai-Tibet telah mendatangkan peluang yang sangat baik untuk mengembangkan industri pariwisata di Tibet. Setelah peresmiannya pada tanggal 1 Juli lalu, jumlah wisatawan ke Tibet melonjak tajam.

Bertambahnya wisatawan tak diragukan lagi akan mendatangkan banyak peluang untuk mengembangkan industri pariwisata dan industri lainnya.

Selain itu, peresmian jalan kereta api tersebut tidak saja meningkatkan hubungan antara pedalaman dan Tibet, tapi juga menjadikan Tibet sebagai pijakan terdepan untuk mengembangkan pertukaran antara Tiongkok dan Asia Selatan. Toko perak yang dikelola oleh Ratna Kumar Tuladhr, pedagang dari Nepal pernah merupakan toko Nepal yang paling terkenal di Jalan Bakuo, Lasha. Ketika diwawancarai oleh wartawan CRI, Tuladhr mengatakan, ia telah menanam modal sejumlah 150 ribu yuan untuk mendekorasi tokonya karena dibukanya Jalan Kereta Api Qinghai-Tibet akan mendatangkan peluang yang lebih besar kepadanya.

Dikatakannya: "Trayek baru jalan kereta api tersebut adalah hal yang menguntungkan Tiongkok dan Nepal. Komoditas dari pedalaman Tiongkok dapat diangkut dalam jumlah besar dari Qinghai ke Lasha dengan jalan kereta api tersebut, dan biaya pengangkutannya ketika itu akan lebih murah daripada sekarang. Kami akan dapat menjual barang-barang dagangan dari Qinghai ke Nepal, demikian juga sebaliknya."

Dewasa ini di Lasha terdapat banyak pedagang dari negera-negara Asia Selatan yang berpandangan sama dengan Tuladhr, begitu pun banyak pedagang dari pedalaman Tiongkok berturut-turut membuka badan perdagangan di Lasha. Pada masa depan, Lasha diharapkan menjadi titik transit penting perdagangan antara Tiongkok dan negara-negara Asia Selatan.Wang Daiyuan, Wakil Direktur Institut Strategi Ekonomi Akademi Ilmu Sosial Tibet, menyatakan, peresmian Jalan Kereta Api Qinghai-Tibet akan mendorong perdagangan perbatasan antara Tiongkok dengan Nepal dan India.

Dikatakannya: "Setelah Jalan Kereta Api Qinghai-Tibet diresmikan, syarat transportasi di Tibet akan diperbaik sehingga volume eskpor pasti akan meningkat dalam skala besar. Dalam beberapa tahun ke depan, perdagangan luar negeri di Tibet akan berkembang pesat. Barang-barang dagangan akan dapat diangkut dari Lasha ke Shigatze, yang terletak di dekat perbatasan dengan negara-negara Asia Selatan, sehingga menjadi jalur transportasi ekspor dari Tiongkok ke negara-negara tersebut."