|
Menghadapi situasi semakin panasnya konflik antara Israel dan kekuatan bersenjata Hezbullah Lebanon, berbagai negara sedang meningkatkan penarikan warganya masing-masing dari Lebanon.
Wartawan CRI di Kairo kemarin malam menelepon seorang pejabat Kedutaan Besar Tiongkok untuk Lebanon yang kini menangani urusan penarikan warga Tiongkok. Dia mengatakan, sejak terjadinya konflik Lebanon-Israel, untuk menjamin keselamatan personel Tiongkok, Kedubes Tiongkok untuk Lebanon menyewa bus pariwisata, dan telah berturut-turut menarikkan sejumlah staf di lembaga modal Tiongkok serta sebagian staf Kedubes dan anggota keluarga nya di Lebanon, dan juga sejumlah perantau Tionghoa dan saudara setanah air Hong Kong dari Lebanon. Kini, 105 orang sudah dievakuasi ke Suriah, negara tetangga Lebanon dengan selamat, dan mereka telah diterima dan diatur dengan baik oleh Kedubes Tiongkok untuk Suriah, sejumlah besar di antaranya sedang berturut-turut pulang ke Tiongkok dengan pesawat terbang sipil.
Menurut pejabat Kedubes Tiongkok itu, kini Kedubes Tiongkok untuk Lebanon telah membentuk tim tanggap darurat, untuk menangani urusan penarikan para warga Tiongkok. Di antara orang Tionghoa dan perantau di wilayah Lebanon, kecuali sejumlah kecil orang Tionghoa tidak meninggalkan Lebanon karena telah menikah dengan orang Lebanon, mayoritas orang Tionghoa telah diungsikan dengan selamat. Akan tetapi, kemarin, terdapat 20 orang lagi warga Tiongkok yang sedang bertamasya atau berbisnis di Lebanon telah berkontak dengan Kedubes Tiongkok di sana, Kedubes akan dengan secepatnya mengungsikan mereka. Dinyatakannya pula, bahwa Kedubes Tiongkok untuk Lebanon sedang dengan cermat mengikuti perkembangan situasi keamanan setempat, dan akan dengan sewaktu-waktu menyelesaikan berbagai peristiwa darurat, dan dengan sekuat tenaga menyediakan bantuan berbagai bentuk untuk saudara setanah air Tiongkok di dalam wilayah Lebanon.
Selain Tiongkok, negara-negara lain juga mulai mengungsikan warganya dari Lebanon. Sebagai bekas negara penjajah Lebanon, Perancis kini masih terdapat 17 ribu perantau dan 5 ribu lebih wisatawan di Lebanon. Kapal feri Perancis kemarin telah tiba di Beirut, ibukota Lebanon dan mengangkut seribu lebih perantau dan wisatawan Perancis, perantau negara Eropa lainnya serta sejumlah warga AS ke pelabuhan Larbaca, Seprus, 85 kilometer sebelah barat Beirut. Kedubes Italia untuk Lebanon kemarin menyatakan, sebuah kapal perang Italia kemarin telah berangkat dari pelabuhan Larbaca, Seprus dan menuju ke Beirut, untuk mengungsikan 200 perantau Italia dan 120 perantau negara lainnya dari Lebanon. Dubes Inggris untuk Lebanon, James Watt kemarin mengatakan, bahwa Inggris telah menggunakan helikopter untuk mengungsikan 40 warga Inggris dari Lebanon, beberapa kapal angkatan laut kerajaan Inggris kini telah tiba di pantai Beirut, dan akan membantu orang yang mempunyai paspor Inggris meninggalkan Lebanon selama 1-2 hari mendatang.
Selain itu, Jerman kini telah mengevakuasi 200 orang perantaunya dari Lebanon, dan akan terus membantu 500 perantau lainnya meninggalkan Lebanon. Swedia kini telah mengevakuasi 1300 perantaunya ke Suriah, 300 orang lainnya kemarin telah tiba di perbatasan Suriah. Selain itu, Finlandia, Denmark, Nigeria, Gana, Senegal, Ethiopia juga berturut-turut mengungsikan perantaunya dalam jumlah besar ke Suriah. AS kini telah menarikkan kembali 21 staf di Kedubesnya untuk Lebanon. Menurut statistik AS, kini warga AS dan orang yang mempunyai paspor AS atau orang yang mempunyai dwi kewarganegaraan di Lebanon tercatat sekitar 25 ribu orang, rencana pengungsian perantau yang berskala besar sedang diaturkan.
Opini berpendapat, mengingtat Israel dan Hezbullah tidak mempedulikan tuntutan masyarakat internasional untuk dengan segera dan menyeluruh mengadakan gencatan senjata, maka konflik militer kedua pihak akan meningkat lebih lanjut. Dengan demikian, aksi pengungsian warga oleh berbagai negara akan terus dipercepat.
|