Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-07-21 14:43:11    
Serba Serbi tentang Bencana Banjir dan Epidemi

cri

Bencana banjir adalah salah satu bencana alam yang dihadapi manusia. Banjir menelan jiwa manusia, merusak bangunan, jembatan dan jalan raya, menggenangi sawah dan kota, sehingga korban kehilangan tempat tinggal. Di dunia setiap tahun terdapat negara dan daerah yang tertimpa bencana banjir. Menurut statistik, jumlah korban tewas yang diakibatkan bencana banjir menempati 75% jumlah kematian akibat bencana alam, dan kerugian ekonominya menempati 40%.

Tiongkok adalah salah satu negara yang paling parah dilanda bencana banjir di dunia. Dalam sejarah, Sungai Kuning sebagai sungai terbesar nomor dua Tiongkok pernah kebobolan tanggul 1.500 kali, di antaranya 26 kali paling parah sehingga jalur mengairnya berubah secara total. Bencana banjir akibat kebobolan Sungai Kuning adalah sebagai berikut: tahun 1887 2 juta orang tewas; tahun 1931 3 juta orang tewas; tahun 1938 890.000 orang tewas. Selain Sungai Kuning, sungai-sungai lainnya seperti Sungai Yangtse yang merupakan sungai paling besar di Tiongkok, Sungai Songhua dan Sungai Nenjiang juga pernah mengakibatkan bencana banjir pada tahun 1998. Korban untuk bencana banjir tahun 1998 tercatat 223 juta orang, di antaranya 3.000 lebih tewas.

Di Eropa, bencana banjir Laut Utara pada Januari tahun 1953 menewaskan 1.800 orang di Belgia dan Belanda. Agustus tahun 2002, Eropa kembali tertimpa bencana banjir yang serius, dan hampir seratus orang tewas, dengan kerugian harta benda mencapai 1,5 miliar dolar Amerika.

Selain banjir, epidemi juga tak henti-hentinya menimbulkan ancaman serius terhadap manusia. Penyakit, khususnya epidemi menular sudah menelan tak terbilang banyaknya orang, dan manusia juga tak pernah berhenti berjuang melawannya. Wabah memang sulit dikendalikan dan akan berjangkit bertahun-tahun serta merenggut banyak jiwa sebelum diketahui sebab timbul dan jalur penularannya, sehingga mendatangkan malapetakan kepada manusia. Sekarang di sebagian daerah di dunia wabah pes dan kolera sudah dibasmi atau dikendalikan, akan tetapi wabah menular yang baru seperti penyakit Aids dan SARS bermunculan susul-menyusul, dan menghadapkan manusia pada satu tantangan demi satu tantangan lagi.

Statistik yang mengerikan itu selalu memperingatkan kita bahwa manusia sangat lemah di depan kekuatan alam. Bencana masih akan terus terjadi, dan manusia akan berjuang terus. Menghadapi bencana, apa yang dapat kita lakukan? Kita bisa menghadapinya dengan positif, juga bisa membiarkannya. Indoensia dan beberapa negara lain sudah berkali-kali dilanda bencana tsunami, namun sampai sekarang di Indonesia masih belum didirikan sistem peringatan dini tsunami yang efektif.

Bercermin pada pengalaman dan maju di atas dasar kesalahan lalu adalah kecerdasan pokok manusia. Akan tetapi manusia justru gagal berbuat demikian, sehingga kesalahan berulang-ulang dilakukannya. Memang bencana tak bisa dihalangi, dan manusia hanya bisa melakukan pesiapan untuk menghadapinya dan berupaya mengurangi kerugian yang akan diakibatkannya. Oleh karenanya manusia hendaknya selalu siap siaga menghadapi kemungkinan terjadinya bencana, dan hanya dengan demikian manusia baru dapat hidup dengan tenteram.