Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-07-25 12:34:51    
SISTIM BARU UNTUK PERINGATAN DINI AKAN BAHAYA TSUNAMI

cri

Beijing, 24 Juli?Sistim baru untuk peringatan dini akan bahaya tsunami

dapat memberikan perlindungan bagi orang-orang yang tinggal di daerah pantai.

Sistim peringatan ini dapat memberikan informasi kepada Pusat Perkiraan Lingkungan Samudera untuk memberitahukan kota-kota yang terletak dekat pantai perkiraan waktu kapan tsunami akan menyerang, lengkap dengan bantuan para ahli dari Badan ini.

"Kami akan dapat mengirimkan pesan singkat kepada penduduk yang tinggal di daerah sekitar pantai atau memberikan peringatan melalui satelit yang akan disiarkan di radio," kata Yu Fujiang, seorang ahli perkiraan tsunami dan bencana samudera lainnya.

Proyek ini diharapkan akan dimulai penerapan sistim baru ini pada akhir Program Rencana Lima Tahun di tahun 2010.

Dewasa ini, Tiongkok menggunakan sistim ini yang dapat memberi peringatan dini akan bahaya tsunami dan bencana lainnya dan dapat segera dikirimkan kepada daerah pantai dalam waktu setengan jam.

Dalam wawancaranya melalui telepon dengan Harian China Daily, Yu mengatakan, pengecekan waktu ini telah diujicoba oleh 36 negara anggota Pusat Peringatan Tsunami Pasifik (PTWC) yang turut berpartisipasi dalam uji coba tersebut selama bulan Mei yang lalu.

Dalam uji coba itu Pusat memberikan infomasi lengkap mengenai rencana tanggap darurat nasional.dengan mengirim faks kepada posko-posko tanggap darurat di propinsi dan kantor daerah setempat. Peringatan ini kemudian akan disebarluaskan kepada penduduk di tingkat kabupaten.

"Apabila tsunami menyerang Tiongkok, maka kita tidak akan menyaksikan suatu tragedi dalam skala besar seperti halnya yang dialami Indonesia,"demikian kata Yu.

Akan tetapi sistim ini memerlukan perbaikan, sebab informasi tentang datangnya tsunami memerlukan waktu sekitar 30 menit untuk bersiap-siap, jadi tidak akan cukup waktu untuk mengevakuasikan penduduk.

Dengan dua metode baru penyebarluasan peringatan tsunami ini akan mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan informasi kepada penduduk, kata Yu.

Sebagai anggota PTWC, Tiongkok akan menerima data-data dari serangkaian pemantau yang mengapung di samudera.

Setiap Pusat negara anggota telah membangun suatu rangkaian pemantau dan semua anggota saling berbagi informasi mengenai gempa bumi yang terjadi di bawah laut atau kejadian lain yang dapat merangsang timbulnya tsunami.

Meskipun semua negara saling mengirimkan dan menerima informasi ini, para ahli di masing-masing negara masih harus mempertimbangkan serius tidaknya bencana tersebut dan kapan akan menyerang daerah pantai di negara mereka.

Tiongkok belum pernah diserang tsunami selama 100 tahun ini. Karena gelombang pembunuh itu bukanlah badai yang timbul secara periodik, studi mengenai tsunami belum dilakukan sampai pada tahun 1983 ketika Tiongkok bergabung menjadi anggota PTWC. Ketika itu Amerika dan Jepang sudah memulai mempelajari kemungkinan tsunami dapat menyerang daerah pantai di negara mereka.

Sekarang ini, di semua propinsi sudah dibangun sistim perkiraan dan pemantau terutama akan bahaya tsunami.

Tidak adanya suatu sarana pemantau untuk gempa di samudera, merupakan penyebab utama tsunami, kecuali untuk fasilitas pemantau terapung, demikian dilaporkan oleh reporter Kantor Berita Xinhua.

"Tragedi di Indonesia telah mendorong Tiongkok untuk melakukan langkah perbaikan sistim pemantauan terhadap bencana samudera," kata Yu.

Setelah semua peristiwa yang terjadi belakangan ini, propinsi-propinsi yang mungkin terancam dari bahaya tsunami adalah Hainan, Fujian dan Guangdong, dia menambahkan.

Dalam proyek ini akan dipasang pelampung alur kapal di Samudera Tiongkok Selatan untuk memantau perubahan yang terjadi di samudera.

Sementara itu, Tiongkok juga berencana untuk membangun suatu sarana pemantau gempa laut di Samudera Tiongkok Timur.

"Pembangunan konstruksi sarana ini diharapkan akan dimulai pada September," kata seorang pegawai Biro Gempa di Shanghai yang bernama Zhao.

"Tetapi kemungkinan akan ditunda pada bulan April mendatang."

Menurut Zhao, administrasi samudera akan melakukan analisa lingkungan untuk memastikan proyek tersebut tidak akan berdampak pada perikanan atau perkapalan.