|
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Condoleezza Rice kemarin mengadakan kunjungan singkat satu hari terhadap Israel dan Palestina. Dalam pembicaraannya dengan pemimpin-pemimpin Israel dan Palestina, Rice dengan mengundang perhatian menyodorkan konsep "Timur Tengah Baru".
Dalam pembicaraannya dengan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert , Rice menyatakan sudah saatnya untuk membangun Timur Tengah Baru, tak pelak , ada sejumlah orang mencoba mencekik dalam buaian Lebanon yang demokrasi dan berdaulat merdeka? Dan sekarang sudah seharusnya menyatakan kepada kekuatan yang tidak berharap melihat Timur Tengah Baru bahwa terakhir kita lah yang akan memperoleh kemenangan. Dalam pembicaraan dengan ketua Badan Otoritas Nasional Palestina Abbas, Rice mengatakan, Amerika Serikat mengharapkan terwujudnya perdamaian kekal untuk menghindar terulangnya lagi perang.
Analis menunjukkan, sejak terletusnya bentrokan Lebanon-Israel, sebagai negara besar yang paling mempunyai pengaruh di kawasan Timur Tengah, Amerika Serikat selalu mengambil sikap tidak campur tangan, memberi hati kepada Israel untuk menyerang Lebanon. Setelah dua minggu berlalu, atas dorongan masyarakat internasional Rice baru pergi ke Timur Tengah mengadakan penengahan. Selama kunjungannya itu, Rice tidak mendesak Israel menghentikan aksi militer, dan memadamkan api perang di perbatasan Lebanon-Israel, melainkan menekankan perlunya untuk membangun apa yang disebut Timur Tengah Baru. Hal ini dengan jelas menunjukkan bahwa Amerika Serikat hendak mempromosikan strategi Timur Tengah dan pembangunan kembali tata baru Timur Tengah dengan menggunakan bentrokan Lebanon-Israel dewasa ini.
Pertama, pemukulan Israel terhadap Hizbullah Lebanon sangat klop dengan strategi demokrasi Timur Tengah Raya Amerika. Setelah mantan Perdana Menteri Lebanon Hariri tewas terbunuh , kekuatan pro Barat mendominasi arena politik Lebanon. Amerika Serikat juga memandang Lebanon sebagai negara penting dalam strategi demokratisasi Timur Tengah. Akan tetapi, kekuatan anti-Amerika Serikat yang diwakili Hizbullah juga cukup kuat, dan Hizbullah memiliki pula kekuatan bersenjata yang tak terkontrolkan oleh pemerintah Lebanon, keadaan ini membuat sangat lemahnya keseimbangan politik Lebanon. Untuk mengubah konfigurasi politik Lebanon ini Amerika Serikat sudah lama membuat perencanaan . Pemukulan keras Israel terhadap Hizbullah kali ini , bagi Amerika Serikat merupakan suatu kesempatan sangat baik untuk memperlemah kekuatan anti-Amerika dan memperkuat kekuatan pro Barat. Maka dalam kunjungan dadaknya terhadap Lebanon, Rice tidak sayang-sayang mengobral kata-kata pujian untuk Perdana Menteri Lebanon Fouad Siniora, dan memuji keberaniannya dalam menghadapi krisis, dengan maksud jelas untuk menariknya agar memihak pada Amerika.
Kedua, dengan memukul Hizbullah memperlemah pengaruh Iran dan Suriah kedua negara yang anti-Amerika Serikat di Timur Tengah. Amerikat Serikat selalu memandang Hizbullah sebagai agen Iran dan Suriah. Bagi Amerika Serikat, bentrokan Lebanon-Israel sekarang ini tidak hanya merupakan adu kekuatan antara Israel dan Hizbullah, juga merupakan adu kekuatan tidak langsung antara Amerika Serikat dan Iran-Suriah di pihak lain. Kalau bisa menghancurkan Hizbullah dengan bentrokan kali ini, dan dengan mekanisme politik dan diplomatic dalam jangka panjang dapat menaklukkannya , hal ini akan berarti memberi lebih banyak ruang kepada Amerika Serikat untuk menghadapi Suriah dan Iran di kemudian hari. Komentator politik Arab berpendapat, Amerika Serikat berharap membangun Timur Tengah Baru yang bebas Hizbullah dan Hamas, maka mendesak negara-negara Arab bergabung dengannya dalam bentuk front persatuan melawan Suriah dan Iran.
Ketiga, Amerika Serikat mencoba mengkoordinasikan apa yang disebut strategi anti-terorisme globalnya lewat pemukulan terhadap Hizbullah, dan mengeluarkan peringatan kepada kekuatan ektremis anti-Amerikat Serikat di seluruh dunia.
Analis menunjukkan, justru karena Amerika mencoba membentuk kembali tata baru Timur Tengah yang sesuai dengan kepentingannya melalui pemukulan terhadap Hizbullah, maka boleh dibayangkan, persetujuan gencatan senjata Lebanon-Israel yang diupayakannya akan terutama mengabdi pada tujuan strategi inti tersebut, oleh karena itu sebelum tercapainya tujuan yang sudah ditargetkan itu , Amerika Serikat tidak akan memberi tekanan hakiki kepada Israel dalam masalah gencatan senjata dengan Lebanon.
|