Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-07-27 14:10:51    
Guan Hanqing

cri

Guang Hanqing adalah salah seorang pengarang yang paling jaya dalam sejarah kesusastraan dan opera Tiongkok. Lakon Opera Tragedi Dou Ee Yuan sudah dipentaskan selama 700 tahun lebih, dan diterjemahkan dalam banyak bahasa serta tersebar di seluruh dunia. Dalam edisi kali ini, kita akan mengenal Guan Hanqing dengan lebih dekat.

Guan Hanqing hidup pada Dinasti Yuan abad ke-13 Masehi. Ia cerdas, penuh rasa humor, dan pandai menulis sajak serta bisa bermain banyak instrumen musik. Bermain catur dan berburu adalah hobinya. Guan Hanqing pernah menetap lama di Dadu (Beijing), dan pernah memangku jabatan di rumah sakit kekaisaran. Akan tetapi, ia tidak berminat terhadap kedokteran, malah sangat antusias menulis lakon opera.

Waktu itu semacam opera rakyat bernama "Zaju" sangat populer. Opera Zaju mencerminkan kenyataan sosial, dan sangat digemari rakyat jelata maupun bangsawan. Guan Hanqing menulis lakon Opera Zaju bukan untuk menghibur bangsawan, melainkan untuk mengisahkan kesengsaraan yang diderita rakyat. Pemerintahan Dinasti Yuan didominasi oleh etnis Mongol. Penduduk etnis Han yang merupakan penduduk mayoritas dikategorikan sebagai "orang kelas rendah", sehingga perselisihan antar kelas dan antar etnis sangat tajam waktu itu. Guan Hanqing selalu menaruh simpati terhadap rakyat yang hidup di lapisan terbawah. Setelah meletakkan jabatan, ia berusaha mendekati rakyat yang hidup di lapisan bawah untuk mengenal keadaan hidup mereka, dan menelanjangi kegelapan hidup dalam bentuk lakon opera.

Karena sangat akrab dengan kehidupan warga dan mahir bahasa rakyat, Guan Hanqing yang terdidik baik di bidang kesenian mampu menciptakan lakon dengan penuh antusiasme. Waktu itu pemain opera memiliki posisi yang rendah di masyarakat, namun Guan Hanqing justru sering berkontak dengan mereka, bahkan melakon sendiri di panggung atau menyutradarai para pemain. Dalam sebuah lagu opera yang ditulisnya, ia memakai kalimat berikut untuk melukis wataknya: Saya adalah sebutir kacang polong perunggu yang tak bonyok direbus, tak masak dikukus, tak licak dipukul dan tak pecah ditumis. Lakon-lakon karyanya tidak hanya secara mendalam mencerminkan kenyataan sosial, tapi juga penuh dengan semangat juang yang gagah berani. Dalam lakonnya, rakyat yang tertindas selalu menunjukkan semangat perjuangan yang jujur dan gagah berani. Tragedi Dou Ee Yuan adalah sebuah representasi karyanya.

Opera Dou Ee Yuan mengisahkan kesengsaraan yang dialami seorang pemudi bernama Dou Ee, yang kehilangan ibuhnya sejak kecil. Ayahnya yang miskin menjualnya kepada Mbak Cai sebagai "istri cilik untuk anak pada masa dewasa kelak." Setelah suami Dou Ee meninggal karena sakit, Dou Ee hidup bersama dengan ibu suaminya. Akan tetapi, pada suatu peristiwa ia difitnah dengan tuduhan meracuni orang sampai mati. Si hakim untuk perkara itu, yang ternyata menerima uang suap, menggunakan siksaan untuk mengorek pengakuan Dou Ee, tapi Dou Ee tidak mau bertekuk lutut. Si hakim tahu bahwa Dou Ee adalah perempuan yang berbakti dan taat pada orangtua, maka sengaja menyiksa ibu almarhum suaminya di hadapan Dou Ee. Tak tahan melihat ibu almarhum suaminya disiksa, Dou Ee yang murah hati terpaksa mengakui segala tuduhan yang ditimpakan kepadanya, dan dijatuhi hukuman mati. Di tempat pelaksanaan hukuman mati, Dou Ee yang berwatak gagah berani dengan suara nyaring mencela "langit" dan "bumi" yang mewakili pihak penguasa waktu itu. Ia berteriak: "Bumi, kamu tidak tahu apa itu baik dan jelek! Langit, kamu tidak pantas disebut langit karena tidak tahu siapa orang berbudi dan siapa yang jahat!" Menjelang pelaksanaan hukuman mati, Dou Ee yang tidak berdosa berikrar bahwa akan turun salju lebat untuk menutup jenazahnya, dan daerah itu akan mengalami kekeringan serius selama tiga tahun. Waktu itu masih musim panas, namun setelah Dou Ee dibunuh, langit segera menjadi mendung dan turun salju lebat. Dan untuk tiga tahun berturut-turut setelah itu, daerah itu dilanda bencana kekeringan seperti apa yang dikatakan oleh Dou Ee.

Dalam lakon opera Dou Ee Yuan, pengarang Guan Hanqing secara romantis muwujudkan semua harapan Dou Ee sebelum dibunuh. Ini dilakukannya untuk mencerminkan keinginan keras rakyat jelata yang ditindas oleh pihak penguasa yang ingin merehabilitasi kehormatan Dou Ee. Selama ratusan tahun, lakon opera itu selalu digemari dan dihargai para penonton. Lakon ini dikategorikan sebagai salah satu dari sepuluh lakon tragedi klasik Tiongkok.

Sepanjang hidupnya, Guan Hanqing telah menciptakan 60 lebih lakon opera. 18 di antaranya tersebar sampai sekarang. Sebagai pengarang lakon yang terkemuka, Guan Hanqing pandai melukis figur tipikal, khususnya figur dengan latar belakang psikologi yang rumit. Lakon karyanya telah menimbulkan pengaruh mendalam terhadap cara penokohan di masa-masa setelahnya. Atas prestasinya ini, Guan Hanqing dihargai sebagai "pendiri opera Zaju Dinasti Yuan" dan "Shakespeare dari Timur".