|
JERUSALEM, 31 Juli (Xinhua). Israel pada hari Senin kemarin menyetujui sebuah penghentian serangan udaranya atas Lebanon Selatan selama 48 jam, kata seorang pejabat Amerika Serikat. Penghentian itu akan dilakukan sesegera mungkin.
Juru bicara Departemen Negara Adam Ereli mengatakan kepada wartawan bahwa persetujuan ini dicapai setelah mengunjungi pembicaraan Sekretaris Negara Condoleezza Rice dengan pejabat-pejabat atas Israel.
"Israel telah menyetujui seubah penghentian aktivitas udara selama 48 jam atas Lebanon Selatan," sementara mereka mengadakan penyelidikan tentang pengeboman di Qana.
Ia juga mengemukakan bahwa Israel akan berkoordinasi dengan PBB tentang 24 jam "perjalanan aman" bagi para penduduk sipil yang ingin meninggalkan bagian selatan Lebanon.
Harian Israel, Ha'aretz melaporkan bahwa Israel telah setuju untuk menghentikan untuk sementara serangan udaranya atas Lebanon selatan selama 48 jam untuk memberi kesempatan bagi penyelidikan atas pengeboman Desa Qana di Lebanon Selatan.
Roket Israel menghantam beberapa bangunan di sebelah selatan desa Lebanon yang bernama Qana di awal hari Minggu. Serangan ini membunuh paling tidak 54 orang, yang kebanyakan anak-anak.
Serangan yang paling mematikan dalam 19 hari pertempuran ini memicu kutukan keras dari komunitas internasional, terutama dari dunia Arab.
Perdana Menteri Israel Ehud Olmert dan Menteri Pertahanan Amir Peretz serta Kepala Staf Jendral Pasukan Pertahanan Israel, Dan Halutz menyampaikan penyesalannya atas tragedi tersebut, tetapi bertekad untuk tetap memerangi Partai Hizbullah Lebanon.
Olmert menggarisbawahi bahwa daerah Qana merupakan titik fokus di mana Hizbullah biasanya menembakkan roket Katyushanya ke kota-kota di utara Israel. Ia menambahkan bahwa "ratusan roket telah ditambakkan dari daerah Qana" dalam konflik ini.
|