Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-08-03 11:07:49    
Petenis Zheng Jie/Yan Zi, Juara Ganda Puteri Australia Terbuka dan Wimbledon Terbuka

cri

Pasangan favorit ganda puteri arena tenis dunia tahun ini tak pelak adalah pasangan Tiongkok Zheng Jie/Yan Zi. Dalam 3 kompetisi Grand Slam yang telah berakhir tahun ini, gelar juara Turnamen Australia Terbuka dan Wimbledon Terbuka kedua-duanya dipetik oleh pasangan Tiongkok itu. Penampilan luar biasa mereka juga memungkinkan petenis Tiongkok menjadi pesaing kuat medali emas ganda puteri tenis Olimpiade Beijing tahun 2008. Dalam acara tetap Ruangan Olahraga kali ini, akan kami sampaikan laporan wartawan kami.

Pada tanggal 16 bulan Juli lalu, pertandingan tambahan Regu Dunia Fed Cup tahun 2006 diselenggarakan di Pusat Tenis Internasional Beijing. Setelah petenis Tiongkok, Li Na menaklukkan petenis Jerman Kathrin Woerle dengan dua scor 7:5, tim Tiongkok yang bermain di kandang sudah memimpin 3:0 dalam pertandingan lima partai pertandingan yang menerapkan sistem the best of five sets, ini berarti tim Tiongkok telah memenangkan pertandingan itu dan secara historik untuk pertama kali berhasil masuk 8 besar regu dunia Fed Cup. Dalam keadaan tim Tiongkok sudah pasti menang dan berhasil masuk ke babak selanjutnya, para penonton Tiongkok tetap tidak ingin meninggalkan lapangan karena mereka berharap menyaksikan penampilan pasangan Zheng Jie/Yan Zi, juara Australia Terbuka dan Wimbledon Terbuka. Orangtua Zheng Jie dan Yan Zi juga datang di lapangan untuk memberikan semangat kepada puteri mereka. Ini juga merupakan pertama kali mereka menonton pertandingan anak puterinya di lapangan. Menyinggung kedatangan rombongan handai talulan, Zheng Jie mengatakan,

"Kedatangan orangtua di lapangan sangat menginspirasikan, karena sebelumnya mereka ingin menonton pertandingan kami di Perancis Terbuka, tapi sayang tidak kebetulan, kali ini mereka dapat datang menonton, saya merasa sangat senang.'

Pada awal tahun ini, dalam final ganda puteri Australia Terbuka, Zheng Jie/Yan Zi dalam keadaan kalah pada set pembukaan, mereka berhasil unjuk gigi pada dua set berikutnya dan mengalahkan pasangan Amerika Serikat (AS) dan Australia bibit nomor satu kompetisi tersebut Lisa Raymond/Samantha Stosur dengan skor 2:1 sehingga mereka berhasil meraih juara Grand Slam pertama bagi tim Tiongkok dan juga membuat penerobosan bersejarah. Makna piala tersebut tak kalah dibandingkan medali emas Olimpiade Athena yang dimenangkan pasangan Tiongkok Li Ting/Sun Tiantian.

Selama Piala Dunia bulan Juni hingga Juli, pertandingan sepak bola mengundang sorotan perhatian para penggemar Tiongkok yang luas. Tapi penampilan unggul Zheng Jie/Yan Zi dalam Turnamen Wimbledon Terbuka tetap sempat membagikan sorotan dan pujian banyak warga Tiongkok kepada pasangan Tiongkok itu. Walaupun dalam keadaan final nomor ganda puteri Wimbledon Terbuka dan final Sepak bola Piala Dunia diadakan hampir sama waktunya, banyak penggemar Tiongkok tetap memilih menonton siaran langsung final ganda puteri Wimbledon Terbuka lewat layar televisi. Pasangan Tiongkok Zheng Jie/Yan Zi juga tidak menyia-nyiakan harapan warga Tiongkok dan mereka dalam final berhasil memboyong gelar juara ganda puteri Wimbledon Terbuka setelah mengalahkan pasangan transnasional terkenal yang juga peringkat pertama ganda puteri dunia, Virginia Ruano Pascual warga Spanyol / Poala Suarez warga Argentina. Andaikata dalam Australia Terbuka Zheng Jie/Yan Zi belum dikenal rivalnya dan diraihnya gelar juara Grand Slam pertama masih terdapat faktor kemujuran, tapi Piala gelar juara Wimbledon Terbuka yang bersejarah 120 tahun itu cukup dapat menunjukkan kemampuan mereka.

Boleh dikatakan, pasangan Zheng Jie/Yan Zi membuat dunia lebih menyoroti arena tenis Tiongkok sementara memungkinkan lebih banyak warga Tiongkok berminat pada olahraga tenis.

Zheng Jie kini telah menjadi salahsatu petenis terkemuka Tiongkok dan peringkat tunggal puteri dunia ke-29 telah memungkinkannya masuk ke dalam jajaran petenis unggul dunia. Ia mulai belajar main tenis pada umur 6 tahun dan pada umur 16 tahun ia direkrut ke tim pertama tenis Provinsi Sichuan. Prestasinya meningkat terus setelah ia masuk ke tim nasional pada tahun 2001. Dalam Turnamen Prancis Terbuka tahun 2004, Zhen Jie berhasil melangkah ke babak keempat dan ini juga prestasi terbaik petenis Tiongkok dalam pertandingan tunggal Grand Slam. Zheng Jie yang tinggi badannya hanya 1,63 meter itu tidak mempunyai keunggulan fisik dan smesnya juga kurang kuat, tapi di lapangan kami dapat menyaksikan geraknya yang lincah dan taktik permainannya yang hidup serta semangatnya yang ulet. Prestasi ganda Zheng Jie selama beberapa tahun ini sangat menonjol dan peringkatnya di dunia sudah melonjak ke urutan ke-3. Ketika mempertimbangkan tunggal dan ganda, Zheng Jie mengatakan,

"Nomor tunggal dan ganda kini telah menempati peringkat sekian, saya tidak ingin melepaskan manapun, saya akan dengan sekuat tenaga tampil dengan lebih baik."

Yan Zi yang kelahiran tahun 1984 adalah seorang petenis yang berbakat. Ia pada umur 14 tahun sudah direkrut masuk tim Provinsi Sichuan. Pada tahun 1999, ia dikirim ke Sekolah Tenis Knicks AS untuk memperdalam studi mengenai tenis. Setelah pulang pada tahun 2001, ia direkrut tim nasional dan berpasangan dengan Zheng Jie untuk tampil dalam pertandingan ganda. Dalam final Wimbledon Terbuka, para penonton terpesona oleh tehnik unggul Yan Zi di depan net. Koordinasinya dengan Zheng Jie boleh dikatakan sempurna dan dalam pertandingan satu set dapat disaksikan lima sampai enam variasi taktik mereka.

Setelah tampil sebagai juara Wimbledon Terbuka, pasangan ganda puteri Sichuan itu mengatakan, diraihnya gelar juara di turnamen lapangan rumput yang bukan spesialis telah menebalkan keyakinan kami. Zheng Jie baru saja melewatkan hari ulang tahun ke-23 dan sedangkan Yan Zi lebih muda satu tahun. Mereka pada usia begitu muda telah mencapai prestasi luarbiasa, dan berkemungkinan sama sekali mencapai prestasi lebih baik kelak hari. Orang Tiongkok juga beralasan mendambakan medali emas ganda puteri Olimpiade tahun 2008.