Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-08-03 16:40:21    
Hua Tuo

cri

Apabila seseorang merasa tidak enak badan tentu ia akan periksa ke dokter dan mengharapkan dokter dapat menyembuhkannya. Di Tiongkok, kalau seseorang lama menderita sakit dan tidak kunjung sembuh, ia akan mengatakan, alangkah baiknya kalau Hua Tuo masih ada. Hua Tuo yang dimaksud adalah seorang dokter dari kalangan rakyat Tiongkok pada masa akhir Dinasti Han Timur pada abad ke-2 dan ke-3 Maswehi. Ia disebut sebagai "dokter ajaib" karena kemahirannya dalam memberikan pengobatan. Nah berikut ini akan kami perkenalkan dokter ajaib di Tiongkok zaman kuno itu.

Adapun Hua Tuo dilahirkan di Provinsi Anhui, Tiongkok Timur. Tidak ada catatan tentang tahun kelahirannya. Buku sejarah mengatakan bahwa Hua Tuo dibunuh oleh penguasa sebelum tahun 208 Masehi. Konon Hua Tuo semasa hidupnya sangat sehat bahkan sampai usia seratus tahun masih tampak segar bugar. Menurut catatan buku sejarah, Hua Tuo adalah seorang dokter yang memandang enteng nama dan keuntungan. Ia berkali-kali menolak tawaran untuk menjadi pejabat. Kemudian ia dipanggil oleh penguasa pada waktu itu yang bernama Cao Cao untuk mengobati penyakit kepalanya. Hua Tuo terpaksa memenuhi panggilan Cao Cao dan dengan cepat berhasil menyembuhkan penyakit Cao Cao yang telah diidapnya selama bertahun-tahun. Hua Tuo pun dipaksa untuk menjadi dokter pribadinya. Tak lama kemudian, Hua Tuo minta cuti pulang ke kampung dengan alasan isterinya menderita sakit. Ia alam tinggal di rumah meskipun berkali-kali diperintahkan Cao Cao supaya kembali. Cao Cao menjadi murka karena perintahnya diabaikan. Ia lalu memerintahkan untuk menangkap dan memenjarakan Hua Tuo. Akhirnya Hua Tuo dibunuh oleh Cao Cao.

Hua Tuo mempunyai pengetahuan yang sangat luas dan teknik yang tinggi di bidang kedokteran. Ilmu kedokteran yang ditekuninya sangat luas mencakup penyakit menular, penyakit parasit, penyakit wanita, penyakit anak, penyakit alat-alat pernapasan dan penyakit kulit. Khusus di bidang pembiusan total dan pembedahan, ia mencapai prestasi yang tinggi. Hua Tuo adalah seorang dokter yang sangat dicintai rakyat. Keberhasilannya mencerminkan satu sisi kemajuan ilmu kedokteran Tiongkok 2.000 tahun yang lalu.

Hua Tuo adalah dokter yang paling awal di dunia dalam melakukan pembiusan total. Obat pembiusan "mazuisan" yang ditemukannya dapat mengurangi penderitaan pasien ketika menjalani operasi. Obat pembiusan itu belum pernah digunakan oleh dokter-dokter lain sebelum Hua Tuo. Tapi sayang resep obat pembiusan itu sudah tak ada lagi. Dengan obat pembiusan itu, Hua Tuo dapat dengan lancar melakukan berbagai macam pembedahan.

Hua Tuo adalah ahli bedah. Pada suatu hari ia mengoperasi seorang gadis berusia 20 tahun. Pada bagian kaki kiri dekat lutut gadis itu tumbuh bisul yang terasa gatal tapi tidak sakit, namun sudah 7 tahun lebih tak kunjung sembuh. Ia pun datang minta bantuan kepada Hua Tuo. Dari bisul itu, Hua Tuo mengeluarkan sesuatu yang panjang seperti ular. Kemdian pada luka bisul itu ditempelkan obat. Kira-kira satu minggu kemudian sembuhlah pasien itu. Pasien dan keluarganya sangat kagum akan kemahiran Hua Tuo. Menurut para ahli zaman sekarang, barang yang dikeluarkan oleh Hua Tuo dari tempat bisul pasien sebenarnya adalah tulang yang rusak akibat radang sumsum kronis. Sekali peristiwa, seorang lanjut usia yang menderita sakit parah datang kepada Hua Tuo. Setelah melakukan pemeriksaan, Hua Tuo mengatakan kepadanya bahwa penyakit yang dideritanya sudah kasip dan hanya dapat diobati dengan operasi perut. Tapi sungguhpun demikian, ia juga hanya dapat bertahan tidak lebih dari 10 tahun. Lagi pula penyakit ini tidak akan merenggut jiwanya lebih awal, maka ia dinasehatkan supaya tidak perlu menjalani operasi. Namun karena pasien itu tidak tahan siksaan penyakit, maka ia minta kepada Hua Tuo untuk dioperasi. Setelah dioperasi, gejala penyakit pasien itu tampak berkurang, tapi toh akhirnya meninggal juga tak sampai 10 tahun setelah operasi.

Hua Tuo juga sangat ahli dalam diagnosis penyakit dalam. Dengan melihat air muka dan gejala penyakit pasien, ia bisa mengetahui tingkat kaparahan penyakit pasien dan apakah masih bisa ditolong. Pada suatu hari ia melihat beberapa orang sedang minum-minum di sebuah kedai arak. Setelah memperhatikan dengan teliti beberapa orang itu, ia menasehatkan salah seorang di antaranya yang bernama Yan Xin supaya jangan banyak minum arak, dan selekasnya pulang ke rumah. Ternyata orang itu kemudian meninggal tidak lama sesampai di rumah setelah jatuh dari kereta dalam perjalanan pulang. Seorang pasien bernama Chen Deng merasa sesak di dada, muka merah dan kurang bernapsu makan. Setelah diperiksa oleh Hua Tuo, orang itu dikatakan ada cacing dalam perutnya. Setelah minum obat yang diberikan Hua Tuo, benar juga cacing-cacing parasit keluar waktu buang air besar.

Ada lagi kisah yang lebih hebat tentang Hua Tuo. Seorang pejabat sudah lama mengidap penyakit. Setelah melakukan pemeriksaan, Hua Tuo menganggap penyakitnya dapat disembuhkan dengan membuatnya marah besar. Maka tanpa banyak kata, Hua Tuo meninggalkan sepucuk surat kepada pejabat itu. Dalam surat itu, pejabat tersebut dicacimaki habis-habisan. Bukan main marahnya pejabat itu setelah membaca surat Hua Tuo. Lalu bawahannya diperintahkan untuk mengejar dan membunuh Hua Tuo. Ia menjadi lebih naik pitam karena Hua Tuo sudah pergi jauh tak terkejar. Begitu marahnya sampai-sampai ia memuntahkan darah warna gelap. Tapi anehnya, sakitnya pun menjadi sembuh karenanya.

Diagnosis yang tepat penting artinya bagi peningkatan keberhasilan pengobatan. Dalam praktek pengobatan, Hua Tuo memberikan obat sesuai dengan kondisi pasien yang berbeda-beda. Misalnya, pada suatu hari, ia didatangi dua orang pasien yang sama-sama mengeluhkan sakit kepala dan demam. Setelah memeriksa keadaan kedua pasien itu, Hua Tuo menulis resep yang berbeda. Seorang pasien diberikan obat murus dan yang lainnya diberikan obat peluruh keringat. Ditanya mengenai alasan memberikan obat berbeda utnuk gejala penyakit yang tampaknya sama itu, Hua Tuo mengatakan, meskipun keluhan kedua pasien itu sama, tapi penyebab sakitnya berbeda. Yang satu adalah masuk angin atau flu, sedang yang lainnya karena jenuh terlalu banyak makan. Maka obatnya pun tidak sama. Setelah minum obat yang diberikan Hua Tuo, ternyata kedua orang itu cepat sekali sembuh.

Sekarang ini orang memperhatikan sekali melakukan olahraga untuk menjaga kesehatan. Jauh 2.000 tahun yang lalu, Hua Tuo sudah menganjurkan untuk menjaga kesehatan supaya lebih panjang umur dengan melakukan olahraga secara teratur. "Senam Lima Satwa" yang disusun oleh Hua Tuo sampai sekarang masih banyak yang melakukannya. Senam yang menirukan gerak-gerak harimau, rusa, beruang, kera dan burung itu dapat membantu menggerakkan sendi-sendi dan tulang, memperlancar pernapasan dan peredaran darah, meningkatkan kondisi badan dan ketahanan terhadap penyakit. Hua Tuo mempunuyai banyak murid, tapi yang paling terkenal hanya tiga orang yang masing-masing telah memberikan sumbangan kepada kemajuan ilmu kedokteran dan obat-obatan Tiongkok di bidang-bidang yang berbeda. Setelah Hua Tuo meninggal, di tempat-tempat di mana ia pernah memberikan pengobatan telah dibangun kuil-kuil untuk menyatakan kerinduan dan kenangan rakyat kepadanya.