|
Sejumlah anggota Organisasi Konferensi Islam ( OKI ) kemarin mengadakan sidang darurat di Putrajaya, pusat administrasi Malaysia. Mereka mengeluarkan sebuah pernyataan seusai sidang yang mengutuk agresi Israel terhadap Lebanon.
Sidang yang berlangsung selama satu hari dihadiri oleh kepala negara dan pemerintah, menteri luar negeri atau wakilnya dari Malaysia, Indonesia, Iran, Palestina, Lebanon dan Suriah.
Pernyataan mengenai situasi Lebanon itu mengatakan, serangan Israel terhadap Lebanon telah melanggar keutuhan wilayah dan kedaulatan Lebanon. Pernyataan berpendapat, Israel harus menanggung sepenuhnya akibat dari agresinya. Para peserta sidang menuntut diadakannya penyelidikan internasional terhadap kejahatan perang yang dilakukan Israel terhadap Lebanon.
Pernyataan mendesak pula agar Dewan Keamanan PBB mejalankan fungsinya untuk memelihara perdamaian dan stabilitas. Selain itu, pernyataan tersebut juga mendesak agar DK PBB segera mengambil langkah untuk mewujudkan gencatan senjata secara menyeluruh. Pernyataan itu mengusulkan penempatan pasukan pemelihara perdamaian multinasional di perbatasan Lebanon-Israel yang disahkan oleh PBB dengan partisipasi negara-negara Islam. Malaysia, Indonesia dan Brunei menyatakan setuju untuk mengirimkan tentaranya dalam aksi pemeliharaan perdamaian tersebut.
Sementara itu, para peserta sidang menyatakan dukungan terhadap usulan empat butir yang dikemukakan pemerintah Lebanon baru-baru ini mengenai gencatan senjata dengan segera dan menyeluruh. Usulan tersebut mencakup isi-isi tentang pertukaran tawanan perang dan orang yang ditahan, serta penarikan mundur tentara Israel dari " garis biru " perbatasan untuk sementara.
Menteri Luar Negeri Lebanon Fawzi Salloukh menyatakan, Lebanon akan membela kedaulatan wilayahnya atas dukungan masyarakat internasional. Ia menuntut didirikannya komite kehakiman internasional, guna menyelidiki kejahatan tentara Israel yang menewaskan warga sipil di Lebanon selatan. Ia juga menuntut agar para pengungsi Lebanon dapat secepatnya kembali ke daerah asal mereka. Seusai sidang, Salloukh mengatakan kepada wartawan, sidang darurat OKI kali ini telah mengeluarkan "suara yang paling keras" terhadap Dewan Keamanan PBB. Ia berpendapat, pernyataan sidang akan mendesak Dewan Keamanan untuk meluluskan sebuah resolusi, untuk dengan segera mewujudkan gencatan senjata secara total dan tanpa syarat.
Perdana Menterei Malaysia Abdullah Ahmad Badawi selaku Ketua OIC sekarang kemarin menyatakan kepada wartawan, bahwa hari ini dia akan mengirim surat kepada Presiden AS George W. Bush. Dalam suratnya, ia akan mengimbau AS untuk memanfaatkan pengaruhnya guna mendesak Lebanon dan Israel mewujudkan gencatan senjata. Badawi menunjukkan pula, selain AS dan Inggris, anggota tetap Dewan Keamanan lainnya serta Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan sudah setuju untuk menuntut Lebanon dan Israel melakukan gencatan senjata. Israel kini tetap bersikap keras karena sikap AS dan Inggris yang mendukungnya. Badawi menyatakan penyesalan atas hal tersebut.
Sidang darurat disponsori oleh Malaysia, negara bergilir OKI.
|