Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-08-09 13:58:19    
Kuil Chenghuang Lama Shanghai

cri

Di pusat kota Shanghai ada sebuah tempat yang khusus, di mana terdapat taman yang sunyi, juga pusat perbelanjaan yang ramai, banyak restoran dan warung serta toko-toko yang bersejarah lama. Inilah Kuil Chenghuang Lama yang telah menjadi kartu nama Shanghai.

Yang disebut Kuil Chenghuang semula adalah kuil dewa pelindung kota yang disembahyangi dalam agama Tao Tiongkok. Namun Kuil Chenghuang Lama yang kami sebut di sini mempunyai konotasi lain. Di sini memang ada sebuah kuil chenghuang yang dibangun pada awal abad ke-15. Dalam waktu ratusan tahun yang lalu, di daerah sekitar Kuil Chenghuang terdapat banyak pedagang dan merupakan pusat perdagangan yang sangat ramai. Kini, ketika warga Shanghai menyebut Kuil Chenghuang, sudah bukan hanya merujuk kuil itu sendiri, melainkan distrik lama sekitar kuil tersebut, yang dinamakan oleh masyarakat setembat sebagai Kuil Chenghuang Lama.

Di Kuil Chenghuang Lama, yang paling menarik adalah berbagai macam makanan kecil yang khas. Di sebuah jalan sepanjang puluhan meter di sini berjajar banyak toko makanan yang menawarkan hampir semua jenis makanan kecil berciri khas Shanghai. Di antaranya yang paling terkenal adalah Restoran Mantou Nanxiang. Ratu Inggris Elizabeth II ketika berkunjung di Shanghai pernah ke restoran ini. Restoran ini mudah dicari karena di depannya selalu ada antrean pembeli yang panjang.

Di Shanghai, bakpau dinamakan mantou. Berhubung antrean terlalu panjang, maka dibutuhkan kesabaran untuk antre menunggu tempat kosong untuk makan bakpau di restoran ini. Tapi bagi pembeli yang tidak ingin menanti terlalu lama, boleh membeli bakpau di jendela khusus untuk dibawa pulang. Antrean di depan jendela ini tidak terlalu panjang, tapi butuh juga barang 15 menitan. Steve Omara dari Kanada adalah langganan bakpao restoran ini. Ia mengatakan, paling lama ia pernah antre selama satu jam untuk membeli bakpao di sini. Dikatakannya,"Saya rela antre menunggu lama untuk membeli bakpao di restoran ini karena bakpao ini sangat terkenal di Shanghai dan betul enak rasanya. Saya sudah beberapa kali makan di sini, betul-betul enak rasanya bakpao itu."

Bakpao Restoran Nanxiang sudah bersejarah lebih 100 tahun, kulitnya tipis, isinya banyak dan gurih rasanya. Bentuk bakpao kecil mungil bagai pagoda dan setengah tembus pandang. Isi bakpau itu mengandung banyak kaldu yang sangat lezat.

Jenis bakpao lain yang banyak digemari di restoran ini adalah bakpao kepiting, enak sekali rasanya, dimakan bersama cuka dan irisan jahe, seperti halnya warga Tiongkok ketika makan kepiting. Restoran ini menawarkan pula bakpao berkaldu yang terbuat dari telur kepiting. Untuk memudahkan tamu ketika menyantap bakpao itu, disediakan pipa untuk setiap bakpao guna menghisap kaldu dalam bakpao sebelum bakpao itu disantap.

Kini di Shanghai, banyak makanan kecil yang khas dan asli hanya bisa didapat di Kuil Chenghuang Lama. Bagi warga Shanghai, makanan kecil khas setempat tidak saja memberi kenikmatan cita rasa, tapi juga nostalgia. Seorang pemuda kelahiran Shanghai Ling Min mengatakan,"Mencicipi makanan kecil di Kuil Chenghuang Lama seolah kembali ke masa lalu. Di sini ada perasaan yang berbeda samasekali dengan di kota masa kini. Makanan-makanan kecil yang ada di sini tidak mungkin dibeli di tempat lain. Untuk mengenang cita rasa di masa lalu hanya bisa dicari di Kuil Chenghuang Lama. Makanan-makanan kecil itu boleh dikata suatu lambang bagi Shanghai."

Selain restoran dan warung, di sini juga terdapat jalan lama yang kedua sisinya toko dan kios. Jalan terbuat dari papan batu warna hitam itu hanya 3 meter lebih lebarnya, toko-toko di kedua sisi kebanyakan adalah bangunan berlantai dua warna merah dengan papan-papan nama toko penjual sisir, kipas, teh dan lain sebagainya, dari jauh tampak sangat mencolok mata. Jendela dan atap bangunan toko-toko itu dihias dengan ukiran-ukiran gaya tradisional Tiongkok.

Kuil Chenghuang Lama adalah tempat yang ramai. Tapi justru dalam keramaian yang hiruk pikuk itu terdapat sebuah taman klasik yang sunyi, itulah Taman Yuyuan yang disebut "hutan dalam kota". Taman Yuyuan sudah bersejarah lebih 400 tahun, konon dibuat oleh seorang pejabat untuk ayahnya menikmati masa tuanya.

Taman Yuyuan seluas dua hektar memiliki lebih 20 bangunan dalam berbagai bentuk, dihias dengan gunung-gunungan dari batu dan pepohonan yang rimbun. Yang paling terkenal dalam taman itu ialah gunung-gunungan yang terbuat dari batu warna kuning seberat ribuan ton. Tinggi gunung-gunungan itu 14 meter, merupakan gunung-gunungan yang paling tua, paling indah dan paling besar di daerah Tiongkok sebelah selatan Sungai Yangtze sekarang ini.

Di taman tua itu, setiap pohon mempunyai sejarahnya sendiri dan setiap bangunan mempunyai ceritanya sendiri. Bahkan tukang bersih di taman itu juga bisa menceritakan kisah-kisah yang menarik. Pak Zhu, seorang tukang bersih di taman itu menceritakan kisah tentang bangunan berlantai dua di seberang kolam. Ia mengatakan,"Di depan gedung itu banyak bunga, maka gedung itu dinamakan Gedung Seribu Bunga. Dua pohon di depan gedung itu adalah pohon ginko dan pohon kembang magnolia. Tadinya adalah dua pohon ginko, satu jantan dan yang lain betina. Tapi kemudian yang betina mati disambar petir, lalu ditanam pohon kembang magnolia sebagai penggantinya."

Di Taman Yuyuan, kita bisa mencari tempat duduk yang nyaman, melihat bayang-bayang pohon bambu terpantul di tembok merah jambu, melihat tembok dan atap rumah yang dihias dengan gambar burung jenjang atau naga, menyaksikan pohon-pohon besar yang ditanam pemilik taman ratusan tahun silam dan menikmati ukiran-ukiran kayu dan bata yang indah. Di sini, kita juga bisa memberi umpan kepada ikan di kolam, melihat ikan-ikan mas warna merah dan kembang berebut umpan di kolam yang jernih airnya, sedang kembang pohon-pohon di sekitar menghamburkan harum yang segar, membuat suasana tenang dan nyaman.