Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-08-21 13:37:17    
Dokter Hua Yiwei

cri
Hua Yiwei adalah seorang mantan kepala bagian bedah Rumah Sakit Umum Daerah Militer Beijing. Ia telah 56 tahun menekuni bidang tersebut, dengan sebilah pisau bedah ia telah menyelamatkan ribuan jiwa, namun sangat disayangkan dia sendiri terakhir menderita penyakit kanker karena terlalu kecapekan dalam jangka panjang. Pada hari-hari berjuang melawan penyakit, dokter Hua Yiwei tidak pernah melupakan para pasiennya yang menunggu operasi.

Hua Yiwei dilahirkan dalam sebuah keluarga dokter di Tianjin, sebuah kota pelabuhan di Tiongkok Utara pada tahun 1933, ayah dan ibunya adalah dokter yang terkenal di kota tersebut. Karena terpengaruh oleh keluarganya, Hua Yiwei setelah dewasa memilih jalan hidup sebagai seorang dokter.

Dikatakannya, ia seumur hidup hanya ingin menjadi seorang dokter yang baik , dapat membebaskan pasiennya dari segala penderitaan, dan hal yang paling membahagiakannya ialah dipercaya oleh para pasien.

Tepat sebagai mana yang pernah diucapkannya , dalam jenjang kariernya sebagai seorang dokter selama 56 tahun ini Hua Yiwei telah melaksanakan komitmennya. Dia adalah pakar terkenal yang dipercayai pasien, dan telah melakukan operasi untuk ribuan pasien dengan sukses. Dia sangat sungguh-sungguh dan cermat dalam melakukan setiap operasi, dan benar-benar mempertimbangkan kepentingan pasien.

Misalnya ketika melakukan anastomosis usus atau operasi penyambungan usus, akan lebih hemat waktu maupun tenaga bila menggunakan alat penyambung , namun hal itu akan lebih memberatkan pasien karena harus membayar ongkos lebih banyak 10 sampai 20 ribu Yuan Renminbi. Untuk menghemat biaya pasien yang tidak mampu, Hua Yiwei tidak peduli usianya yang sudah lanjut, membungkuk selama 4 atau 5 jam di depan meja operasi untuk menyambung usus pasein dengan jahitan tangan yang tradisional. Rekan Hua Yiwei, Wakil Kepala bagian bedah hati dan empedu Rumah Sakit Umum Daerah Militer Beijing Zhang Dong mengatakan:

Penguasaan teknik dokter Hua Yiwei sangat kuat , tekniknya selain tinggi juga sangat piawai , teknik penjahitannya sedikit pun tidak kalah daripada alat anastomosis.

Selama puluhan tahun ini , Hua Yiwei tidak pernah membuat kesalahan apa pun pengobatan. Dia selalu menguasai benar-benar keadaan penyakit dan riwayat penyakit setiap pasiennya dan mengulang setiap perhatian yang perlu diperhatian sebelum melakukan operasi, tidak pernah berbuat dengan gegabah . Ini adalah kunci dari kesuksesannya selama puluhan tahun ini . Hua Yiwei selalu bergiat dan berupaya untuk meningkatkan dan lebih menyempurnakan teknik pengobatannya , dia mempelopori pengembangan teknik pembedahan kanker kelenjar payudara stadium dini dengan menjaga keutuhan payudara , yakni pengangkatan tumor dengan luka bedah kecil dan memperkuat radioterapi , teknik klinis yang ditemukannya ini telah dimanfaatkan secara luas di Tiongkok.

Seorang dokter yang baik tidak hanya memiliki kepandaian mengobati yang sangat piawai , juga harus mempunyai hati yang menyayangi pasien. Kasih sayang dokter Hua Yiwei terhadap para pasiennya terinfestasi pada setiap detail. Misalnya ketika melakukan pemeriksaan terhadap pasien, dia selalu menghangatkan dulu stetoskopnya dengan kedua telapak tangannya. Kalau akan melakukan operasi, dia selalu lebih awal datang ke kamar operasi untuk melakukan dengan sebaik-baiknya segala persiapan, termasuk membantu pasien mencari posisi baring yang tepat. Setiap menyelesaikan operasi, dia akan bersama para juru rawat mengangkat pasien ke kereta dan mengantarnya ke kamar pasien. Ketika pasien terbangunan dari pembiusan , dia lah yang selalu hadir di samping pasien dalam waktu pertama, untuk memeriksa keadaan pasca operasi dan mengetahui perasaan pasien. Hal-hal yang nampaknya sepele itu, oleh dokter Hua Yiwei dipertahankannya puluhan tahun.

Pada tanggal 25 Juli tahun 2005, dia menyelesaikan operasi terakhir dalam kariernya sebagai dokter ahli bedah, pasien wanita yang menjalani operasi itu bernama Yang Hua , sampai sekarang ia masih ingat betul keadaan ketika itu. Dikatakannya:

"Dokter Hua Yiwei ketika itu berdiri di muka pintu dan mengangguk kepada ku, dari langgamnya sebagai seorang ahli dan sikapnya yang ramah-tamah , dalam hati ku segera lahir semacam perasaan aman."

Namun Yang Hua tidak tahu, bahwa saat itu dokter Hua Yiwei telah dicurigai mengidap kanker lambung. Dan yang lebih tak terpikirkan bagi Yang Hua bahwa hari itu dokter Hua Yiwei justru harus menjalani suatu pemeriksaan lambung, tapi ia malah hadir di kamar operasi, dan baru menerima pemeriksaan setelah menyelesaikan operasi. Keesokan harinya , Hua Yiwei harus berbaring di rumah sakit , dan 8 hari kemudian, seluruh lambungnya terpaksa diangkat, karena sel kanker telah meluas ke seluruh lambung.

Dalam kesan orang, dokter Hua Yiwei selalu bersenyum ramah, tapi setelah harus berbaring di barak rumah sakit, dan menghadapi pasien yang berduyun-duyun datang menengoknya, dokter Hua Yiwei merasa sedih karena tidak dapat lagi membantu pasien menghilangkan penderitaan. Hua Yiwei meminta agar rekan-rekannya menyampaikan ucapan minta maafnya kepada para pasien yang telah berdaftar untuk menerima operasinya.

Setelah mengetahui dokter Hua Yiwei jatuh sakit, banyak belas pasien datang menengoknya. Liu Jurong , salah seorang bekas pasiennya mengatakan:

Juru rawat tidak mengizinkan kami menengoknya, karena dokter Hua Yiwei baru saja tertidur. Kemudian berkat permintaan kami berulang kali, juru rawat mengizinkan kami melihatnya sepintas dari cela pintu yang terbuka sedikit , dan kami baru dengan lega hati meninggalkan rumah sakit setelah 3 kali membungkuk memberikan penghormatan kepadanya.

Sekali pun berbaring di rumah sakit , Hua Yiwei tidak pernah melupakan usaha kedokteran. Dengan menahan siksaan penyakit , ia mencatat berbagai reaksi yang timbul dalam proses pengobatan , dengan harapan agar hal itu dapat membantu pengobatan terhadap pasien yang menderita penyakit serupa dengannya. Dia mengambil keputusan menyumbangkan jenazahnya untuk penelitian medis, dan telah memberi kuasa kepada rekannya untuk menangani hal tersebut.

Dengan praktek pengobatan selama 56 tahun, Hua Yiwei telah mewujudkan cita-citanya sebagai seorang dokter yang baik. Dari kisah-kisah kecil yang dituturkan para pasien dan rekan Hua Yiwei, dapat diketahui bahwa Hua Yiwei adalah seorang dokter yang bermoral sangat tinggi dan terus mengupayakan kemajuan di bidang ilmu kedokteran, sedangkan penghormatan dan kasih sayang para pasien terhadapnya merupakan penilaian tertinggi bagi seorang dokter.