Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-08-23 12:12:03    
Perkembangan Krisis Nuklir Iran

cri

Kemarin Iran memberikan jawaban tertulis atas rancangan masalah nuklir Iran yang diajukan enam negara Amerika, Rusia, Tiongkok, Inggris, Perancis dan Jerman. Isi konkret dari jawaban itu masih belum diumumkan , akan tetapi menurut laporan, Iran mengajukan "usulan baru" penyelesaian masalah nuklir Iran, dan memberi tanggapan menyeluruh terhadap rancangan enam negara itu. Perunding pertama Iran Ali Larijani kemarin menyatakan, Iran bersedia segera mengadakan "perundingan sungguh-sungguh" dengan keenam negara tersebut. Dewasa ini masih belum ada gejala menunjukkan bahwa Iran bersedia menghentikan kegiatan pengayaan Uranium menurut permintaan rencana enam negara. Jawaban Iran yang menghindari masalah paling inti nyata sekali tidak memuaskan negara-negara Barat khususnya Amerika. Arah perkembangan masalah nuklir Iran sebelum tanggal 31 Agustus sangat menarik perhatian dunia.

Dibandingkan dengan jadwal jawaban yang ditetapkan Iran sendiri pada tanggal 22 Agustus , tanggal 31 Agustus sebagai batas waktu akan jauh lebih penting. Karena ini adalah batas waktu yang ditetapkan oleh resolusi nomor 1696 Dewan Keamanan PBB, dan dalam arti kata tertentu merupakan "batas waktu terakhir" yang diberikan masyarakat internasional kepada Iran. Apabila Iran tetap tidak menghentikan kegiatan pengayaan Uranium setelah tibanya batas waktu, Amerika dan Uni Eropa akan mengupayakan sanksiterhadap Iran. Terhadap hal itu , sikap Amerika adalah tegas. Wakil Tetap Amerika untuk PBB John R. Bolton kemarin memperingatkan, apabila jawaban Iran tidak sesuai dengan permintaan yang ditentukan, Amerika akan dengan secepatnya menyerahkan kepada Dewan Keamanan PBB sebuah rancangan resolusi tentang pengambilan sanksi ekonomi terhadap Iran .

Jadi bagaimana tindakan Iran sebelum tanggal 31 Agustus? Secara teoritis terdapat tiga macam kemungkinan. Pertama, Iran memberikan konsesi pada detik terakhir dengan menghentikan kegiatan pengayaan Uraniumnya. Kedua, Iran mengambil sikap ekstrimis, secara inisiatif mengambil tindakan radikal seperti menghentikan kerjasama dengan Badan Tenaga Atom Internasional IAEA atau mengundurkan diri dari Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir, dan membuka kartu kepada masyarakat internasional. Dan ketiga, memperpanjang taktik keras dan lunak sekarang ini, yakni di satu pihak tetap mempertahankan hak kemandiriannya dakan kegiatan pengayaan Uranium, dan di pihak lain tidak menutup pintu perundingan, sehingga dapat sekali lagi mengulur-ngulur waktu. Jawaban Iran pada tanggal 22 Agustus itu tidak secara menyeluruh mengakuti dan juga tidak secara menyeluruh menolak rancangan enam negara, sedangkan Larijani juga menyatakan kesediaan Iran "mengadakan perundingan sungguh-sungguh", kesemua itu menandakan bahwa Iran bersedia terus bertindak demikian.

Akan tetapi soalnya ialah Amerika dan Uni Eropa tidak akan mentoleransi "strategi mengulur-ngulur "dari Iran, pasti akan mendesak Dewan Kemanan melakukan sanksi terhadap Iran. Dengan demikian masalah nuklir Iran akan dikembalikan kepada Dewan Kemanan. Tentang bentuk dan lingkungan pengambilan sanksi tersebut , Dewan Keamanan akan menghadapi banyak macam pilihan. Namun karena masalah sanksi menyangkut pertimbangan geopolitik maupun tujuan kepentingan yang berbeda dari negara yang berlainan, dan banyak negara berbeda berpendapat mengenai apakah sanksi dapat menyelesaikan masalah nuklir Iran secara fundamental , sehingga dalam pembahasan Dewan Keamanan kelak, pasti akan terjadi perselisihan pendapat antara berbagai negara. Maka lebih-lebih tidak mudah bagi Amerika untuk meluluskan sebuah resolusi sanksi yang hakiki.

Analis berpendapat, meskipun kelak dilaksanakan semacam sanksi, dalam masa mendatang yang dapat diramalkan , kemacetan masalah nuklir Iran tetap sulih diterobos. Pergulatan antara Amerika dan Iran akan terus berlangsung , dan akan meningkat ke tingkat yang lebih tinggi. Berkenaan dengan itu, dewasa ini opini pokok mayoritas besar negara dan masyarakat internasional tetap berharap Amerika dan Iran dapat mengadakan perundingan langsung, melalui peningkatan saling percaya dan pengertian , menemukan cara penyelesaian yang dapat diterima kedua pihak. Ini adalah jalan keluar fundamental masalah nuklir Iran.