Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-08-25 12:38:09    
Mengapa Suriah Menentang Penempatan Pasukan Pememlihara Perdamaian Internasional Di Perbatasan Suriah-Lebanon

cri

Baru-baru ini pimpinan pemerintah Suriah berkali-kali menyatakan menentang penempatan pasukan sementara PBB untuk Lebanon di daerah perbatasan Suriah-Lebanon, dan mengancam bahwa jika terjadi keadaan itu, Suriah akan menutup perbatasan Suriah-Lebanon.

Permintaan penempatan pasukan pemelihara perdamaian internasional di perbatasan Suriah-Lebanon diajukan oleh PM Israel Ehud Olmert dalam pertemuannya dengan utusan khusus PBB Terje Roed Larsen. Ia mengatakan, penempatan pasukan internasional di perbatasan Suriah-Lebanon akan membantu Israel mencabut blokade terhadap laut dan udara teritorial Lebanon, dan menguntungkan terwujudnya gencatan senjata antara Israel dan Lebanon. Menanggapi hal itu, Presiden Suriah Bashar Al-Assad mengatakan kepada pers bahwa permintaan Israel itu adalah agresi terhadap kedaulatan Lebanon dan merupakan pendirian permusuhan, yang mutlak tidaka akan diterima Suriah.

Mengenai sikap keras Suriah pada masalah penempatan pasukan pemelihara perdamaian internasional di perbatasan Suriah-Lebanon, analis menunjukkan, sebabnya adalah sebagai berikut.

Pertama, Suriah khawatir akan dimonitori pasukan internasional. Suriah dan AS sudah lama bermusuhan, AS bahkan menggolongkan Suriah sebagai negara pendukung terorisme. Oleh karena itu, hubungan antara Suriah dengan AS dan sejumlah negara Eropa selalu tegang, dan tidak saling percaya. Karena AS mengumumkan tidak menyertai pasukan PBB-Lebanon yang diperbesar, pasukan PBB-Lebanon akan terutama teridiri dari negara-negara Eropa. Suriah khawatir pasukan itu akan dijadikan alat Amerika dan negara-negara Barat untuk mengawasi, bahkan mengancam Suriah dari tempat dekat.

Kedua, bagi Suriah, penempatan pasukan internasional di perbatasan Suriah-Lebanon sama dengan memandang Suriah sebagai agresor terhadap keamanan Lebanon, ini tentu tidak dapat diterima Suriah.

Ketiga, Suriah khawatir bahwa penempatan pasukan internasional yang sangat dekat Suriah akan merangsang ekstrimis Suriah melakukan hal-hal ekstrimis. Situasi keamanan Suriah relatif baik di Timur Tengah. Akan tetapi dua tahun terkahir ini kegiatan teroris juga sudah berjangkit ke Suriah. Penempatan pasukan internasional sangat mungkin menjadi sasaran serangan elemen bersenjata ekstrimis, sehingga Suriah terjerumus dalam kancah kekerasan menyusul Irak.

Para analis menunjukkan, penempatan pasukan internasional di perbatasan Suriah-Lebanon di samping dapat memainkan peranan pencegahan kekuatan Hezabollah memperoleh senjata dari luar negeri, juga berdampak negatif, yakni akan membuat hubungan Suriah-Lebanon memburuk lebih lanjut dan menimbulkan pengaruh lebih serius bagi situasi kawasan ini. Jika pasukan internasional ditempatkan di perbatasan Suriah-Lebanon, ini akan membuat masalah menjadi lebih rumit dan menambah faktor tidak menentu yang lebih banyak di kawasan setempat.