Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-08-28 13:26:40    
Konfrontasi AS-Iran Meningkat

cri

Resolusi Nomor 1696 Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuntut Iran harus menghentikan kegiatan pengayaan uranium sebelum tanggal 31 Agustus. Sering dengan mendekatnya jadwal itu, konfrontasi antara Amerika Serikat (AS) dan Iran terus meningkat.

Menyusul dibangun dan dioperasionalkannya sebuah pabrik pemroses air berat Sabtu lalu, angkatan laut Iran yang sedang mengadakan latihan militer besar-besaran kemarin berhasil meluncurkan sebuah peluru kendali anti kapal jarak jauh. AS bahkan mengklaim, kalau Iran pada tanggal 31 Agustus tetap tidak menghentikan kegiatan pengayaan uranium, maka, AS akan mengupayakan diloloskannya resolusi oleh DK PBB untuk mengenakan sanksi terhadap Iran. Kalau upaya itu gagal, AS akan membentuk satu 'persekutuan independen' untuk mengenakan sanksi terhadap Iran.

Karena dapat mengekstrak plutonim dari bahan bakar yang digunakan reaktor air berat, negara Barat merasa khawatir, Iran akan menggunakan plutonium sebagai satu jalur lainnya untuk membuat senjata nuklir. Tapi apa yang dituntut dalam resolusi 1696 DK ialah Iran untuk sementara menghentikan kegiatan yang berkaitan dengan pengayaan uranium dan bukannya menghentikan pembangunan pabrik pengolahan air berat atau reaktor. Selain itu, Iran juga memilih menjelang tanggal 31 Agustus sebagai saat untuk mengumumkan perampungan pembangunan pabrik pengolahan air berat. Dengan demikian, tindakan Iran itu selain dapat menghindarkan masalah peka mengenai penghentian pengayaan uranium, juga memaifestasikan tekad Iran yang tak tergoyahkan untuk meneruskan penelitian nuklirnya. Media Eropa bahkan menyebut tindakan Iran itu tak pelak lagi merupakan provokasi terhadap AS.

Umum mencatat bahwa seiring dengan propaganda nada tinggi mengenai pabrik pengolahan air berat, Iran tetap menjunjung tinggi panji 'memanfaatkan teknologi nuklir untuk tujuan damai' dan ' menyelesaikan masalah nuklir melalui perundingan', agar dapat mendapat dukungan internasional, dan memanfaatkan berbagai kontradiks intern DK.

Sementara itu, AS sedang berencana mengambil langkah berikutnya terhadap Iran. Pertama, AS siap sampai batas waktu ' ultimatum ' DK segera menyerahkan sebuah naskah rancangan resolusi yang menuntut pengambilan langkah hukuman terhadap Iran. Menurut laporan Los Angeles Times Sabtu lalu, pejabat AS telah menyadari kecil harapannya DK dengan cepat meloloskan resolusi baru untuk mengenakan sanksi terhadap Iran, maka berencana dalam keadaan yang diperlukan membentuk sebuah ' persekutuan independen' untuk menjatuhkan sanksi terhadap Iran, AS juga mulai melobi negara-negara Uni Eropa dan Jepang.

Analis menunjukkan, sehubungan dengan terikat oleh berbagai faktor, tidak begitu banyak cara efektif AS untuk menghadapi Iran.

Iran kemarin mengumumkan, Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan akan mengadakan kunjungan ke Iran tanggal 2 September, dan akan bersama Iran membahas masalah nuklir dan situasi Timur Tengah. Mengingat DK baru dapat mengambil keputusan untuk mengambil langkah selanjutnya setelah mendengarkan laporan terbaru dari Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional "IAEA". Maka, sebelum dan sesudah kunjungan Annan ke Iran kali ini, patut diamati bagaimana AS dan Iran terus berkonfrontasi.