Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-08-30 17:55:03    
Perkembangan Berkelanjutan Butuhkan "Mata Rantai Pensuplaian Hijau"

cri

Baru-baru ini Kelompok Digital China sebagai salah satu perusahaan yang cukup terkenal di bidang teknologi informasi Tiongkok mengemukakan konsep baru yang berbunyi "mata rantai pensuplaian hijau".

Menghadapi tantangan globalisasi, industri manufaktur yang merupakan kekuatan penting ekonomi Tiongkok dihadapkan pula pada tantangan berat yang tiada taranya dalam sejarah. Dengan tenaga kerja yang murah dalam jumlah besar serta pasar potensial domestik, industri manufaktur Tiongkok telah berhasil menciptakan nilai produksi mengagumkan dunia. Tiongkok bahkan dijuluki sebagai "pabrik dunia". Akan tetapi, sejalan dengan mempersengitnya persaingan, perusahaan manufaktur domestik semakin menunjukkan kelemahannya, yakni kebanyakannya beroperasi di bidang perakitan dan pembuatan, yang membutuhkan investasi tinggi tapi hasil gunanya tidak setara. Sementara itu gara-gara lemahnya dasar manajemen, kacau balaunya pengelolaan, tertutupnya kegiatan produksi dan pemborosan serius sumber daya, daya saing perusahaan manufaktur Tiongkok relatif rendah.

Bagaimana mewujudkan perkembangan berkelanjutan industri manufaktur Tiongkok kini merupakan fokus perhatian berbagai kalangan masyarakat Tiongkok. Presiden Hu Jintao dalam rapat iptek nasional awal tahun ini menunjukkan keharusan untuk menjadikan peningkatan daya inovasi secara mandiri sebagai inti mata rantai restrukturisasi dan perbaikan cara pertumbuhan dalam rangka membangun masyarakat hemat sumber daya dan ramah lingkungan. Diajukannya pandangan tentang "mata rantai pensuplaian hijau" itu justru menyediakan pikiran yang baru kepada industri manufaktur.

Konsep "mata rantai pensuplaian hijau" menganjurkan perusahaan secara maksimal menghemat sumber daya, mengurangi ongkos dan meningkatkan efisiensi baik di bidang produksi, perancangan produk baru maupun penjualan dan pendauran ulang, supaya dapat mewujudkan perkembangan berkelanjutan perusahaan dan merealisasi "operasi hijau" perusahaan.

Ahli terkait menunjukkan, pada masa ekonomi pengetahuan, perusahaan yang hanya mengandalkan sumber dirinya sendiri tidak bisa mengikuti persaiangan pasar dengan efektif. Kegiatan produksi, pensuplaian dan penjulan suatu perusahaan baru dapat dipenuhi dengan efektif hanya apabila pengusaha pensuplai, pabrik, jaringan penjualan dan pelanggannya dimasukkan dalam satu mata rantai yang berhubungan erat. Dan hanya dengan demikian perusahaan itu baru dapat meningkatkan daya saingnya di pasar. Atau dengan kata lain, pada masa zaman sekarang perusahaan bukan hanya bersaing dengan perusahaan yang lain, melainkan persaingan antar mata rantai.

Membangun mata rantai industri hijau memerlukan perusahaan mencurahkan tenaga sangat besar baik dalam penelitian maupun operasionalnya. Dalam pembangunan mata rantai itu diperlukan pengoptimalan sumber daya dan keunggulan berbagai pihak, agar terwujudnya efisiensi tinggi.

Dewasa ini hanya sejumlah kecil perusahan dalam negeri yang sudah memasuki tahap pengoptimalan pembangunan mata rantai pensuplaian hijau itu. Dapatkan industri manufaktur Tiongkok secara menyeluruh menempuh jalan hijau itu masih perlu didorong berbagai kalangan masyarakat. Dan hanya setelah sebagian terbesar perusahaan sudah mampu melakukan operasi yang harmonis, baru dapat mewujudkan pengoptimalan mata rantai seluruh industri manufaktur.