Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-09-07 13:38:53    
Sutradara Ning Hao

cri

 

Baru-baru ini sebuah film yang berjudul "Batu Gila" menciptakan keajaiban dalam perolehan pendapatan melalui penjualan tiket. Film yang hanya menelan investasi tak sampai 5 juta yuan renminbi atau 600.00 dolar Amerika ini kini telah memperoleh pendapatan tiga kali lipat lebih daripada jumlah investasi setelah ditayangkan di seluruh negeri. Ning Hao sebagai sutradara film itu juga segera menjadi tenar dan menarik minat para pengusaha film. Dalam ruangan Kebudayaan Tiongkok kali ini, akan kami perkenalkan Ning Hao dan film karyanya "Batu Gila"

Film Batu Gila adalah film hiburan dengan laki-laki sebagai peran utamanya. Lakon film itu diciptakan sutradara dan beberapa pemain utama. Film Batu Gila menceritakan kisah yang terjadi di sebuah pabrik kerajinan yang terancam bangkrut di Kota Chongqing, bagian barat daya Tiongkok. Ketika gedung lama pabrik itu diruntuhkan, di luar dugaan ditemukan sebuah zamrud yang tak ternilai harganya. Untuk mengumpulkan dana yang diperlukan, kepala pabrik itu memutuskan untuk melelang zamrud itu. Siapa tahu, pencuri "kaliber dunia" dan pencopet lokal semuanya mengincar zamrud itu, dan setapak demi setapak mendekati zamrud itu dengan menunjukkan kehebatannya masing-masing. Mereka saling bertarung, tapi juga harus menghadapi rintangan paling besar dalam proses mencuri zamrud itu, yaitu Direktur Penjagaan Keamanan pabrik itu, Bao Shihong. Setelah melalui pertarungan yang berliku-liku serta setelah mengalami tukar-menukar zamrud yang asli dan yang palsu, baik pencuri internasional maupun pencuri lokal akhirnya semuanya pulang dengan tangan hampa.

Dalam film Batu Gila itu, figur yang tidak berpendidikan malah suka berbicara dengan bahasa yang pura-pura halus. Ditambah dialog yang semuanya berdialek Chongqing yakni bahasa setempat, maka nuansa lucu film itu menjadi lebih tebal sehingga para penonton selalu tertawa terbahak-bahak. Ketika ditanya apakah di lokasi syuting sering terdengar suara tawa karena film itu memang film yang lucu, si sutradara film itu Ning Hao mengatakan: "Justru sebaliknya, di lokasi syuting suasananya serius sekali, hampir tidak ada suara tawa. Biarpun terdengar suara tawa, itu pun tidak banyak, karena kami semua fokus pada perancangan akting dan memutar otak bagaimana menunjukkan teknik permainan semaksimal mungkin. Kalau sesuatu dikerjakan dengan perhatian yang terpusat, maka pekerjaan itu pasti tidak jadi lucu lagi, sehingga di lokasi syuting suasana agak serius dan tegang."

Ning Hao adalah seorang sutradara muda yang beruntung. Tahun lalu sebuah perusahaan yang didirikan Andy Lau, bintang penyanyi dan aktor terkenal Hongkong meluncurkan kegiatan "bintang sutradara baru Asia", yang membantu 6 sutradara pemuda Asia untuk menciptakan karya filmnya. Ning Hao adalah salah seorang di antaranya. Ning Hao yang pandai memanfaatkan peluang itu segera menunjukkan kehebatannya di arena perfilman yang sengit persaingannya.

Ning Hao yang berusia 29 tahun dilahirkan di Kota Taiyuan, Propinsi Shanxi, Tiongkok utara. Ia adalah generasi pertama yang dilahirkan setelah dilaksanakan keluarga berencana yang menganjurkan pasangan subur hanya melahirkan satu anak. Ketika duduk di sekolah menengah pertama, Ning Hao berminat sekali pada melukis dan musik, ia bahkan mendirikan satu kelompok musik kecil, tapi dicela gurunya sebagai "siswa yang buruk" yang tidak rajin belajar. Ning Hao yang berbakat dengan tegas memutuskan untuk putus sekolah dan beralih ke sebuah sekolah kejuruan seni rupa. Setelah tamat pada tahun 1996, Ning Hao dihadapkan pada pilihan yang serius. Ia mengatakan: "Setelah tamat dari sekolah seni rupa itu, saya bekerja di kelompok sandiwara kota Taiyuan untuk satu tahun. Saya merasa di sana tidak ada ruang perkembangan. Setelah mengalami perjuangan otak, saya yang sudah berusia 20 tahun memutuskan untuk pindah ke tempat yang lain untuk beradu nasib. Ayah dan ibu saya tidak mengerti mengapa saya mengambil keputusan itu, tapi setuju juga atas keputusan saya dan memberikan saya 2.000 yuan atau sekitar 250 dolar Amerika."

Orangtua Ning Hao semula mengira dia hanya mau melihat-lihat ke tempat lain, dan akan kembali ke kampung halaman setelah uang itu habis. Akan tetapi Ning Hao setelah melangkah ke luar dari kampung halaman, ia tidak kembali. Ia langsung menunju Beijing, dan setelah menginap di sebuah kamar bawah tanah yang disewanya, Ning Hao mulai memikirkan masa depannya. Sejak itu ia mulai belajar fotografi dan mulai memotret bintang. Kemudian Ning Hao masuk Akademi Film Beijing untuk melanjutkan studi. Selama duduk di akademi itu, Ning Hao dengan sungguh-sungguh belajar, dan sedikit demi sedikit mengumpulkan pengetahuan yang berguna, serta mulai menginjakkan kakinya di dunia perfilman dan televisi. Tahun 2002, film Padang Rumput nan Hijau yang disutradarainya dibiayai dengan modal yang ditanam oleh Andy Lau. Berkat bakat Ning Hao sebagai sutradara pemuda yang tampak dalam film tadi, ia dimasukkan oleh Andy Lau sebagai salah seorang sutradara pemuda yang akan dibiayai oleh program "bintang sutradara muda Asia".

Mengenai suksesnya film Batu Gila, Ning Hao mengatakan dengan terus terang bahwa ia selalu berminat membuat film yang alurnya bagus dan dapat menghibur para penonton sehingga dapat membawa pendapatan yang lumayan melalui penjualan tiket. Dikatakannya:"Setelah menyaksikan keadaan perfilman di Taiwan, saya mengambil keputusan untuk membuat film Batu Gila. Saya berpendapat film harus dijadikan industri. Kalau tidak, usaha film untuk selamanya tidak akan mengalami sirkulasi positif dan akan terus mengandalkan dukungan pemerintah dan industri yang lain. Apabila hal itu terjadi, bukan hanya film komersial Tiongkok tidak akan berkembang, pada akhirnya film-film kesenian yang bukan film komersial juga akan kehilangan akar perkembangannya. Kami selalu berpikir bagaimana bisa menggulirkan film yang diakui pasar. Coba bayangkan, kalau film yang dibuatnya tidak terjual, kami semuanya akan kelaparan dan tidak bisa hidup."

Kenyataan membuktikan bahwa film Batu Gila karya Ning Hao justru adalah film yang diperlukan pasar film Tiongkok. Tak lama setelah film Batu Gila diselesaikan, Ning Hao menandatangani sebuah kontrak dengan CAA, salah sebuah perusahaan broker yang paling besar di Amerika Serikat. Sutradara kaliber dunia seperti Ang Lee, John Woo dan Steven Spilberg semuanya dikontrak perusahaan itu. Film Balap Mobil Merah yang akan disutradarainya sudah mendapat penanaman modal. Film itu bernuansa lucu dan meluksikan penghidupan rakyat kecil yang tertatih-tatih.