Perkenalan tentang CRISiaran Bahasa Indonesia
China Radio International
Berita Tentang TK
Berita Internasional
Fokus Ekonomi TK
Kehidupan Sosial
Olahraga
Serba-serbi

KTT ASEAN

Kunjungan Hu Jintao Ke Lima Negara Asia dan Afrika

Kunjungan Jurnalis CRI ke Guangdong

Hu Jintao Hadiri KTT G-20 dan APEC serta Lawat ke 4 Negara

Olimpiade Beijing Tahun 2008
Indeks>>
(GMT+08:00) 2006-09-14 15:04:34    
Pengarang Militer Chen Xiaodong

cri

Kesusastraan militer adalah bagian penting dari kesusastraan dunia. Kebrutalan perang, kegagah-beranian prajurit, ketatnya disiplin dan pelanggaran atas hak manusia selalu merupakan topik utama sastra militer. Dalam Ruangan Kebudayaan kali ini akan kami perkenalkan Chen Xiaodong, pengarang Tiongkok yang khusus menulis novel-novel bertopik militer seperti bom atom, wahana angkasa luar dan ilmuwan Tiongkok yang membidangi iptek militer tingkat tinggi.

Chen Xiaodong yang berusia 60 tahun pandai menulis baik puisi, syair lagu, lakon opera, komentar maupun prosa dan novel, di antaranya yang paling banyak adalah novel non-fiksi. Dalam novel non-fiksi karyanya, ia paling pandai menulis biografi tentang ilmuwan angkasa luar.

Dewasa ini Chen Xiaodong menaruh perhatian besar pada naskah "Ilmuan Raksasa Qian Xuesen" ditulisnya supaya dapat sedini mungkin dijadikan sinetron. Qian Xuesen yang berusia 95 tahun adalah ilmuwan terkemuka Tiongkok di bidang roket angkasa luar dan aerodinamika. Ia dihormati sebagai "Bapak Usaha Angkasa Luar Tiongkok" dan "Raja Roket". Lebih dari dua puluh tahun yang lalu, Chen Xiaodong mulai mengumpulkan bahan terbuka tentang Qian Xuesen sebagai dasar penciptaan naskah sinetron tentang Qian Xuesen. Mengenai karya itu Chen Xiaodong menjelaskan: "Qian Xuesen adalah ilmuwan besar Tiongkok. Selama 20 tahun ini, saya terus mengikuti jejaknya. Laporan mengenai beliau, biarpun hanya sepotong saja akan saya kumpulkan. Saya berturut-turut menulis beberapa novel pendek tentang Qian Xuesen, dan semuanya mendapat penilaian baik begitu diterbitkan. Dari karya-karya itu, saya menciptakan naskah sinetron sepanjang 20 episode. Judulnya "Ilmuwan Besar Qian Xuesen". Benar-benar susah sekali menciptakan karya ini."

Chen Xiaodong mengatakan, masyarakat berminat sekali terhadap riwayat Qian Xuesen, akan tetapi Qian Xuesen sendiri tidak menyetujui pembuatan sinetron yang mengutamakan riwayatnya. Namun di pihak Chen Xiaodong, sebagai seorang pengarang yang khusus menulis novel dan catatan tentang segala peristiwa militer, ia benar-benar tidak mau melepaskan tema itu begitu saja.

Sejak meniti karirnya dalam bidang militer pada usia belasan tahun, Chen Xiaodong sudah mulai menulis artikel tentang kehidupan prajurit. Selama bertahun-tahun ini, ia menerbitkan novel Sinar Api nan Mujaib, kumpulan novel Chunhua Qiushi, kumpulan komentar sastra Bekas yang Tersembunyi, dan novel panjang Legenda Harimau Siberia. Karya-karya itu adanya mencerminkan hasil ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi yang dicapai Tiongkok di bidang angkasa luar. Ada juga yang mencerminkan sejarah perkembangan tentara Tiongkok. Selama puluhan tahun ini, Chen Xiaodong berkali-kali memperoleh penghargaan tingkat nasional. Ia mengatakan: "Sebelum bergabung dalam pasukan, saya adalah peminat musik yang sering mengikuti pertunjukan yang dipentaskan oleh sekolah menengah. Belum sampai satu tahun setelah saya meniti karir dalam tentara, saya dipindahkan dari kompi ke komando divisi untuk khusus mengadakan peliputan tentara. Selama masa itu, saya menulis banyak sajak dan komentar sastra."

Tahun 1984, Chen Xiaodong masuk ke Kursus Pengarang Pertama yang diselenggarakan Akademi Kesenian Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok. Selama belajar di kursus itu, Chen Xiaodong membaca banyak karya sastra dalam dan luar negeri. Di antaranya adalah karya-karya terkenal yang melukiskan Perang Dunia II. Karya-karya ini meninggalkan pesan mendalam kepadanya. Sebagai seorang prajurit, Chen Xiaodong memang paling sering memikirkan tentang masalah militer Tiongkok di masa sekarang. Ia berpendapat, pada zaman perdamaian sekarang, iptek pertahanan serta para pekerja iptek dalam tentara paling cocok untuk ditulis dalam karya sastra karena dapat mencerminkan ciri khas zaman. Novel panjang Seorang Ilmuwan yang Mengikuti Jejak Einstain adalah salah satu karya representatif di antaranya. Novel itu mengisahkan riwayat seorang ahli rudal yang mengorbankan diri untuk usaha ilmu pengetahuan militer Tiongkok.

Selama belasan tahun ini, Chen Xiaodong sebagai salah seorang yang diizinkan menulis laporan tentang usaha antariksa berawak Tiongkok menginjakkan kakinya hampir di setiap badan antariksa. Ia berkontak erat baik dengan lapisan pengambil keputusan maupun serdadu biasa. Novelnya yang berjudul Mengtian atau Memimpikan Langit mengungkapkan banyak peristiwa yang tidak diketahui publik sebelumnya. Novel itu dihargai pula sebagai "sejarah antariksa Tiongkok yang dipersingkat".

Chen Xiaodong mengatakan, iptek antariksa adalah bidang militer yang baru, dan menimbulkan kesan misteri bagi orang biasa. Di bidang itu terdapat banyak ilmuwan dan pekerja iptek biasa yang rela memberikan pengorbanan dirinya untuk usaha pertahanan tanah air. Chen Xiaodong mengatakan, ia akan terus rajin menciptakan karya untuk menyanjung mereka yang memberi sumbangan demi perdamaian manusia.